Chapter 15 Confession
Kise POV
"Tidak, apa yang baru saja ku katakan pada Tetsuyacchi?" teriakku. aku memegang kepalaku dengan frustasi bahkan sedikit menjambak rambutku sendiri. Setelah pertemuan hari ini dengan Tetsuyacchi, aku menjadi bingung apakah aku benar dengan mengatakan hal yang seperti itu? Apakah itu akan membantu Tetsuyacchi?
Aku hampir saja membenturkan kepala ku ke tembok apartemen sesampainya di apartemen. Apa yang telah ku katakan bisa saja menimbulkan pertengkaran hebat antara Akashicchi dengan Tetsuyacchi bahkan saling membunuh.
Akhirnya setelah perang batin yang cukup lama, aku tak menemukan solusi yang tepat untuk mereka. Aku memutuskan untuk mandi dan mendinginkan kepalaku. "Mungkin aku harus menemui Tetsuyacchi lagi besok." Ucapku.
Keesokan harinya, aku mencoba menguatkan diri untuk menghampiri Tetsuyacchi. Tapi sebelum aku masuk ke kelasnya, aku menemukan Tetsuyacchi menjadi murung. Dan sangat jelas ku lihat ia baru saja mengabaikan Akashicchi. Apa yang terjadi dengan Tetsuyacchi? Aku benar-benar khawatir. Apakah aku harus menghampirinya atau tidak? "Ah aku benar-benar frustasi!" teriakku tanpa memperhatikan lingkungan sekitar, beberapa siswa melihatku dengan tatapan aneh.
Aku memutuskan untuk duduk di belakang sekolah, mencari cara agar aku bisa bicara dengan Tetsuyacchi tanpa harus membebani pikirannya. "Ryota." Dengan tiba-tiba, akashicchi terlihat begitu bingung dan menghampiriku.
'Apa yang terjadi dengannya?' ucapku dalam hati. Wajah akashicchi terlihat begitu bingung dan murung juga. "Ada apa dengan mu, Akashicchi?" ucapku pelan, aku tak tau apa yang terjadi. iblis dengan tatapan yang biasa kejam bisa terlihat tak berdaya seperti ini.
"Bisakah aku duduk disini sebentar? Ada yang ingin ku bicarakan dengan mu." Ucap Akashicchi begitu pelan. Aku reflek menggeser untuk memberinya ruang. "Menurutmu, apa yang terjadi dengan Tetsuya?" aku sedikit tersedak dengan ludahku sendiri saat nama Tetsuyacchi disebut.
"Sudah beberapa hari ini dia mengabaikanku. Kau pasti tau apa yang terjadi." aku sedikit takut duduk menghadap Akashicchi karena tatapan yang bercampur aduk. Tatapannya seperti seseorang yang khawatir tapi juga siap menerkam ku jika aku salah bicara.
"aku tau pasti Tetsuya menceritakan semua masalahnya padamu. Apa ini semua karena masalah Tetsuna dan masa lalu ku lagi?" tanya nya lagi. Aku berusaha menguatkan hatiku. Aku telah berjanji untuk melindungi Tetsuna dan Tetsuya jika sesuatu terjadi dengan mereka.
"Aku juga tak tau apa yang terjadi pasti dengannya tapi aku yakin-ssu ini memang tentang Tetsuna dan masa lalumu Akashicchi. Ku dengar ia juga jadi jarang makan-ssu." Kuharap aku tak salah bicara-ssu.
"Kurasa Tetsuyacchi benar-benar mengkhawatirkan Tetsunacchi, ia selalu bertanya padaku-ssu apa yang terjadi setelah kontrak kalian berakhir." Lanjutku lagi. Tapi, tiba-tiba Akashicchi langsung memegang kerah baju ku. Aku terpojok dengan membentur sisi pinggir pegangan bangku. Aku sedikit shock ketika reaksi Akashicchi yang menurutku sedikit berlebihan. "Lalu apa yang kau katakan padanya?" ucapnya dengan tatapan geram. Aku sedikit takut dengan tatapannya, kualihkan sedikit pandanganku ke arah lain. "Apa maksudmu? Tentu saja aku menjawabnya seperti yang aku tau-ssu."
"Pantas saja Tetsuya bersikap seperti itu, jelas saja." Ia melepas kerah baju ku secara perlahan dan berubah menjadi sedikit serius dengan meletakkan kedua tangan di bawah dagunya. " Apa kau berniat membuat Tetsuya membunuhku, Ryota?" aku sedikit kaget dengan pertanyaannya. Aku berpikir sejenak untuk mencari kata yang pas agar Akashicchi tidak salah paham terhadapku.
"Bukan itu maksudku-ssu. Kau tau kan jika keluarga Tetsuyacchi adalah prioritasku saat ini. Aku tak ingin menyakiti mereka lagi. Penderitaan mereka sudah cukup parah dengan meninggalnya kedua orang tua mereka. Aku sangat tau bagaimana perasaan Tetsuyacchi jika ia juga ditinggal adiknya nanti. Apa kau bisa melihat Tetsuyacchi menderita?" tanyaku padanya sedikit emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish For 7 Years
Fiksi PenggemarMenemukan sebuah botol aneh mungkin adalah takdir yang mempertemukan kita. Rasa penasaran akan jati diri seorang Akashi Seijuurou membuat Kuroko Tetsuya harus memikirkan cara yang pas untuk mencari taunya. Akashi Seijuurou. Kuroko Tetsuya. Telah di...