Chapter 10

433 28 1
                                    

Chapter 10 On Sunday

Hari minggu. Hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Hari dimana tak melakukan apa-apa adalah pilihan yang terbaik. Hari yang cocok untuk bermalas-malasan. Di hari minggu pagi, Tetsuya sibuk di dapur miliknya dengan bau ikan goreng yang sangat mengundang selera. sedikit suara 'pletok-pletok' kadang terdengar dan Tetsuya harus membentengi dirinya dengan tutup panci agar tidak terkena minyak panasnya. Ini sangat menjengkelkan memang. Tapi, ikan laut yang baru saja di beri Kise kemarin benar-benar terlihat enak.

Tuk-tuk-tuk, bunyi suara langkah yang sedang menuruni tangga. Pluk! Gubrak! "Tetsunaaaa.... Suara apa itu?" ucap Tetsuya kaget bahkan dari dapur suara nya pun terdengar. Tetsuya mengecilkan api nya dan menghampiri suara tersebut. "Ada apa denganmu?" gadis cantik dengan surai biru panjang nya tergeletak di bawah tangga sambil memegangi belakang kepalanya. "Pasti sakit." Tetsuna mengangguk. "Ada apa dengan mu pagi-pagi begini? Apa yang kau pikirkan sampai terjatuh dari tangga seperti ini?" Tanya Tetsuya lagi. Tetsuna malah mengucek matanya mencoba untuk melihat lebih jelas apa yang terjadi. Piyamanya telah kusut dan berantakan atas peristiwa pagi ini.

"Akashi-kun?" kini ucapan Tetsuna membuat Tetsuya bingung. Apa yang sebenarnya terjadi dengan adiknya. "Akashi-kun? Ada apa dengan nya?" Tetsuna masih dalam bayang-bayang mimpi. "Farella Uptocimus." Wuss angin datang dari arah depan dengan pintu yang membuka secara keras. "Apa-apaan kau pagi-pagi memanggil Akashi-kun kesini Tetsuna?" Tetsuya benar-benar bingung apa yang sebenarnya terjadi. "Ada apa memanggilku kesini?" Akashi tanpa memberi salam masuk seenaknya. "Eh? Akashi-kun? Apa yang kau lakukan disini?"Tetsuna baru tersadar setelah mendengar suara Akashi. Ia melihat dirinya sendiri sangat berantakan dan masih memakai piyama, benar-benar memalukan untuk dilihat.

"Bau apa ini Tetsuya?" Harum ikan gorengnya berubah menjadi bau gosong yang tak karuan karena terlalu lama ia tinggal. Tetsuya segera meninggalkan mereka berdua tanpa menjawab atau mengatakan apapaun. "Gawat." Tetsuya lari secepat mungkin untuk menemui ikan gorengnya yang sudah berubah warna menjadi hitam. Tepukan kecil di jidat dan sedikit desahan keluhnya membuat pagi indah di hari minggunya kacau. "Tetsuya-nii apa masakan mu gosong?" Tetsuya berbalik arah melihat dua orang yang sudah membuat moodnya menjadi buruk di hari yang cerah ini.

"Ini semua karena kalian. Kalian harus memakannya." Ucap Tetsuya tanpa jeda. Tetsuya agak merengut melihat ikan gosongnya. Sebelum Tetsuya ceramah panjang lebar, Tetsuna memilih untuk mandi dan segera bersiap untuk sarapan. Di meja makan kini ada Tetsuya, Tetsuna dan Akashi. "Ada apa dengan mu Tetsuna, di hari minggu pagi ini kau memanggil Akashi-kun?" ucap Tetsuya sedikit kesal. Karena tugasnya yang telah di rebut dari Tetsuya, rasa kesalnya masih saja membekas membuat Akashi yang terlihat tampan pun ingin di tamparnya bulak-balik. "Ah baiklah karena Kise yang memberikan ikan ini sepertinya ia harus ikut makan bersama kita." Tanpa persetujuan Tetsuya. Tetsuna menelpon Kise dan menyuruhnya untuk sarapan bersama.

"Apa kau tak senang dengan kehadiranku disini Tetsuya?" tanya Akashi menyulut emosi Tetsuya. "Tidak. Aku baik-baik saja. Tak senang atau pun marah. Kau hanya perlu memakan ikan gosong itu Akashi-kun karena ini semua salahmu." Ucapnya bernada kesal lagi. "Bisakah kau salahkan adikmu sendiri karena dia yang memanggilku secara mendadak pagi ini." Ting-tong. Lagi-lagi ada orang masuk tanpa permisi walaupun sudah memencet bel depan rumah. Kise tak lagi segan masuk rumah kembar bersaudara ini. Ia sudah menganggap ini rumah keduanya di dunia manusia. "Pagi... semuaaaa... Terima kasih telah mengundangku sarapan-ssu." Cerianya di hari minggu, berharap Kise bisa menebarkan keceriaannya di dapur Tetsuya ini. Tapi, sayangnya tidak, surai merah dan biru yang hampir kembar ini membuat suasana dapur sedikit mencekam.

"Duduklah Kise-kun, kita akan mulai makan." Tak banyak suara hanya sedikit cerita dari Kise masalah ikan laut yang ia dapatkan. "Benar-ssu. Ini kudapat dari manajerku karena aku sudah bekerja keras saat pemotretan di pantai kemarin. Karena terlalu banyak makanya ku berikan untuk Tetsuyacchi." Tetsuna menaggapi nya dengan berbagai pertanyaan. "Masakanmu cukup enak Tetsuya." Celetuk Akashi. "Apa itu hinaan atau pujian?" jawab Tetsuya tanpa menoleh. "Apa itu terdengar seperti hinaan? Bukankah jelas-jelas itu pujian." Sejak Akashi bicara, itu selalu membuat mood Tetsuya bertambah jelek.

Wish For 7 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang