Chapter 16

346 29 7
                                    

Chapter 16 Decision

Pagi itu cuaca cukup mendung walaupun jam telah menunjukkan pukul 10 pagi. Seharusnya rumah Tetsuya sudah sepi karena mereka seharusnya pergi ke sekolah. Tapi, di dapur terlihat seorang wanita cantik dengan rambut panjangnya dan masih memakai piyama. Ia hanya mengaduk-aduk makanannya sejak tadi. Walaupun sudah menjelang siang Tetsuna terlihat belum mandi. "Mengesalkan. Aku tidak mood untuk beraktifitas hari ini." Ucapnya pelan sambil melempar sendok nya ke kolam sereal yang tidak di makannya itu.

Tetsuna terlihat kembali ke kamar untuk mengecek ponselnya. Ternyata ada 5 panggilan tak terjawab dan 10 sms. 2 panggilan dari Tetsuya dan 3 nya lagi dari Kise. Kise sangat khawatir rupanya Tetsuna tidak masuk sekolah, terlihat dari semua smsnya yang dikirim oleh Kise.

'Tetsunacchi, apa kau tidak masuk?'

'Tetsunacchi, pelajaran sudah hampir dimulai. Dimana kau?'

'Tetsunacchi, apa kau sakit? Mungkin aku akan ke rumah mu sepulang sekolah nanti'

'Tetsunacchi, apa telah terjadi sesuatu?'

Sisanya Tetsuna memilih untuk tak membacanyaa. Ia melempar ponselnya ke arah kasur. Gadis cantik itu beralih ke kamar mandi yang sebelumnya memilih untuk berkaca. Ternyata matanya masih begitu sembab karena ia menangis semalaman. Bertengkar dengan Tetsuya membuatnya menguras semua emosinya. "Kenapa Tetsuya-nii. tidak mengerti diriku?"

-0-

Tetsuya POV

"Hey ada apa denganmu?" aku hampir saja membentak Kise yang baru datang ke kantin dan duduk di sebelahku. "Lalu, kenapa Tetsunacchi tidak masuk?" aku hanya mengabaikannya dan sedang malas membahas masalah Tetsuna. "Kami bertengkar lagi semalam." Kulihat Kise hanya mengangguk dan tak menanggapinya lagi. "Apa yang bisa kulakukan untuk membantumu-ssu?" ucapnya lagi. Aku hanya menggeleng. Aku pun tak tau apa yang harus ku lakukan. Bagaimana cara menasehati Tetsuna agar ia tak menaruh hati pada iblis itu lagi. Bagaimana aku ingin memisahkan mereka jika kesalahan ada pada adikku sendiri.

Flashback on

"Tetsuna aku ingin bicara denganmu." Ucap Tetsuya di ruang makan. "Tak ada yang perlu di bicarakan Tetsuya-nii. aku tak bisa mengubah perasaanku begitu saja. Aku tertarik padanya sejak ia masuk sekolah kita."

"Apa maksudmu? Jadi kau benar-benar suka padanya? Hah, aku tak percaya. Bagaimana bisa?"

"Tapi dia berbahaya untukmu."

"Aku tak peduli" pada akhirnya Tetsuna hanya meninggalkan Tetsuya di ruang makan sendirian.

Flashback 0ff

-0-

Kulihat Akashi-kun di kejauhan menghampiriku. "Apa kabar Tetsuya? Kenapa wajahmu begitu murung?" aku tak butuh rasa manusia mu disini. Walaupun kau bersikap baik padaku, kau tetaplah iblis. Aku memilih untuk meninggalkan Akashi-kun agar ini semua tidak menarik emosiku. "Ayolah Tetsuya berpikirlah bagaimana caranya agar Tetsuna tidak mempunyai perasaan lagi." Ucapku sendiri sambil berjalan ke arah kelas. Aku sedang tak mood belajar dan aku tak mood untuk melakukan apapun. Aku memutuskan untuk pergi ke belakang sekolah, menenangkan pikiranku. Mungkin saja aku menemukan jalan keluar. Pohon rimbun yang biasa ku singgahi saat dulu mulai memasuki sekolah kini sudah jarang kulihat.

"Ada apa denganmu?" ucap seseorang di kejauhan. Aku tak berpikir ia juga akan ikut bolos pelajaran seperti ku. "Apa ini menyangkut Tetsuna?" tanya nya lagi. Aku bahkan tak berniat menoleh sedikit pun kepada orang itu. Ah tidak, dia bukan manusia, tak pantas ku sebut seorang. "Apa yang kau inginkan?" aku menjawab ketus terhadapnya.

"Ada yang ingin ku sampaikan padamu. Aku berjanji tidak akan menyakiti Tetsuna. Aku akan mencari cara lain untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi, kau tak perlu khawatir."

Wish For 7 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang