PART I : Sekedar bercerita

8.5K 373 59
                                    

Kadang beberapa orang masih menggangap mereka jauh tertidur di dasar mimpi. Melihat kota kecil dengan tajuk "Allegion" sesak dengan ratusan serigala raksasa disepanjang jalan kota. Mereka tidak akan menggigit, mereka bersahabat, berteman dan kadang memadu kasih dengan para manusia. Karena mereka bukan serigala liar yang tak berakal dan hanya mencari seongok daging mentah, melainkan mahluk berbudi luhur yang kapanpun bisa merubah bentuk mereka menjadi sama seperti manusia. Tanpa cacat, mirip, berbicara dan berjalan layaknya manusia normal. Aku akan menamai mereka Warewolf . Bukan hanya aku saja, melainkan semua manusia yang hidup di kota ini menyebut mereka demikian.

Yah, harusnya aku perkenalkan diriku dulu. Namaku Scilla, wajahku digadang-gadang mirip tokoh Hermione Granger dalam serial fantasy Harry Potter. Jadi tidak heran jika orang-orang, bahkan sahabatku sendiri yang bernama Bintan sering mengait-ngaitkan aku dengan tokoh fiksi tersebut. Aku seorang anak tunggal, tanpa campur tangan bangsa apapun dalam darahku. Sudah kutelusuri hingga ke kakek buyutku yang kini telah menjadi abu didalam makamnya yang kotor, bahwa aku memang keturunan murni. Sama seperti sahabatku Bintan, kami hanya dua anak keturunan bangsa paling lemah yang hidup dimuka bumi ini, Human (Manusia).

Sekarang 2016, sudah ribuan tahun sejak kami, warga kota Allegion mengetahui bahwa manusia bukanlah makhluk satu-satunya yang tinggal di dunia. Seorang kakek tua tidak sengaja menghancurkan segel pelindung dan membuat bangsa Warewolf berhasil menginvasi Allegion. Untunglah saling bunuh dan saling mangsapun dapat terelahkan ketika mahluk lain, yang sekali lagi membuat warga Allegion ketakutan setengah mati, turun dari langit ratusan tahun setelah itu, merekalah para Angel. Dengan perantara mereka, perjanjian damai antara Warewolf dan Human pun dapat terjadi. Dan hingga kini, dua bangsa tersebut hidup harmonis di kota Allegion.

Ku dengar dari kakeku yang menjadi saksi hidup saat perjanjian itu ditanda tangani, para Angel awalnya menetap untuk menjaga perdamaian. Tetapi lambat laun, para Angel menjadi angkuh dan tamak akan kekuatan dan posisi mereka di kota ini. Hingga suatu hari, para angel secara sepihak mengdeklarasikan kepemilikan seutuhnya dan mengklaim bangsa mereka sebagai bangsa terkuat dan memiliki hak untuk menguasai kota Allegion. Beda halnya dengan aku dan kakeku yang tidak setuju dengan sikap otoriter para Angel, sebagian besar penduduk dari kedua bangsa tersebut, yaitu human dan warewolf malah setuju, bahkan membuat patung penghormatan serta bersikap tunduk dan patuh atas Angel govermant (pemerintahan malaikat) di kota Allegion.

Tapi sudahlah, toh itu cerita dan pengalaman para manusia renta yang berumur puluhan tahun. Yang aku tahu, kini kami telah hidup berdampingan dengan damai, walaupun diskriminasi dan rasisme masih sering terlihat dan mewarnai kehidupan sosial di kota ini. Aku tidak tahu-menahu soal itu, karena sebagai anak yang baru menamatkan pendidikan di bangku SMA, sekolah tingkat akhir bagi bangsa human. Aku belum banyak bergaul dengan bangsa lain. Jangankan itu, bahkan satu-satunya bangsa human yang aku kenal hanyalah Bintan.

Demografi atau kondisi kependudukan di kota ini cukup aneh. Di daerah pegunungan, bangsa Angel hidup dalam kastil mereka yang mewah dan bergelimang harta. Tak heran, para Angel digelari bangsawan dan bertugas menjalankan roda pemerintahan di kota Allegion sebagai seorang kaisar dan jajaran menterinya. Sedangkan Human dan Warewolf hidup sporadis di pusat kota Allegion, dengan profesi dan karir yang beraneka ragam, mulai dari tukang sapu jalan hingga pemilik perusahaan.

Dipinggiran kota, tepatnya dipesisir pantai, hidup satu bangsa lagi yang kurang membaur dengan penduduk kota yang lain. Mereka suka menyendiri dan menyepi dari keramaian kota Allegion. Aku tidak memiliki referensi yang memadai tentang mereka, tidak banyak yang bisa aku ketahui tentang bangsa vampire walaupun sudah berjam-jam ku habiskan waktuku diperpustakaan.

Sekarang sudah waktunya bagiku untuk menguak mistery ini lebih dalam. Tentang asal, cara dan tujuan mereka hidup di kota ini. Kota yang sewaktuku kecil hanya ditinggali oleh manusia-manusia ramah yang saling menjaga dan menghormati satu sama lain. Bukan seperti sekarang, rasanya aku seperti sampah, atau bisa dikatakan bukan apa-apa di kota kelahiranku sendiri. Ketika jalanan dipenuhi lolongan serigala raksasa dan langit tertutup oleh bayangan sayap malaikat yang terbang kesana kemari, serta banyak orang yang telah takut menghabiskan waktu mereka di pantai. Saat mahluk-mahluk penghisap darah, yang belum jelas kepribadian mereka, hidup dan berdomisili di daerah tersebut.

Selain di pemerintahan, hanya ada satu tempat agar aku dapat berinterikasi dengan makhluk-makhluk lain dan menguak misteri tentang mereka lebih dalam, yaitu Salazar Wizarding University. Tapi bagaimana aku bisa masuk kesana ? hanya mahluk yang memiliki aurora yang bisa belajar di situ.

"Apakah kau pernah melakukan sesuatu yang luar biasa akhir-akhir ini ?" tanya Bintan.

"Luar biasa seperti apa maksudmu ?"

"Seperti menggerakan benda atau membuat badanmu terbang ?"

"Belum, maksudku tidak pernah" jawabku ketus.

"Kalau begitu menyerahlah Scilla, jangan buang-buang waktumu sekolah ditempat seperti itu, kau bukan penyihir, kau tidak memiliki Aurora"

Benar apa yang dikatakan Bintan. Sangat jarang seorang manusia mendapat karunia seperti itu. Kecuali mereka-mereka yang beruntung, seperti Glory dan Wahyu, dua bangsa human yang begitu berpengaruh dan dihormati di Salazar. Beda halnya dengan para Angel, yang pasti memiliki Aurora karena karunia itu berasal dari langit, tempat mereka berasal.

"Kita lihat saja nanti, aku akan menunggu hingga umurku 17 tahun" kataku dengan nada bersemangat.

"Maksudmu seperti ini ?" Aku terperanjat dari kursi ketika melihat Bintan berhasil menutup pintu dari jarak jauh.

"Kau pu pu pu punya ?"

"Aurora ? maaf yah Scill, tapi ini hanya untuk orang-orang yang beruntung" sindir Bintan dengan senyum licik diwajahnya yang hitam manis itu.

Feel My MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang