PART VII : Libertarian

1.7K 165 2
                                    

"Tunggu kek ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan padamu ?" pintaku kepada profesor Adam sebelum iya meninggalkan ku sendiri di bangsal rumah sakit ini.

"Apa itu Scilla ?"

"Apakah kakekku dibunuh ?"

"Hahah" profesor Adam menunjukan raut wajah tidak nyaman dan mencoba menyembunyikannya lewat tawa yang kentara skli di buat-buat, "tentu saja tidak Scilla, seperti yang kukatakan padamu ketika masih kecil, Merlin tertimpah reruntuhan bangunan saat petir dengan tegangan tinggi menghancurkan sebagian gedung di Salazar"

"Iyaiya, sungguh malang nasib kakekku, kenapa ia harus berada di kampus ini saat bencana itu terjad--"

"Cukup Scilla!" potong profesor Adam yang kini telah meninggikan suaranya, "aku tidak sanggup mengingat kembali peristiwa meninggalnya kakekmu, oh percaya Scilla, jika kau berada di sini pada waktu itu, dan menyaksikan sendiri dengan mata kepalamu, kau tidak akan segampang ini bertanya tentang hal itu" mata profesor Adam melotot dengan jari telunjuk yang terus di arahkan kepadaku, seakan jari tersebut adalah pedang yang ia gunakan untuk mengiris lidahku yang tidak pernah berhenti untuk bertanya ini.

"Maafkan aku profesor" aku menyebut pria tua itu dengan gelar depannya, karena saat ini aku merasa malu untuk kembali memanggilanya kakek, setelah apa yang kukatakan tadi, mungkin telah menyinggung perasaannya.

"beristirahatlah! jika sudah mendingan, segeralah bergabung dengan teman-temanmu di kelas"

Aku menyesal telah menanyakan hal tersebut kepada profesor Adam. Kayaknya ia terpukul sekali kehilangan salah satu sahabatnya. Tapi memang aku banyak mendengar lewat media dan juga membaca arsip-arsip yang terdapat di perpustakaan tentang pergerakan kaum kiri, yang menurut kebanyakan sumber yang kubaca, mereka ingin memperjuangkan kembali kebangkitan demon. Kalau benar mereka yang membunuh kakekku, aku tidak akan memafkan mereka semua.

☆ ☆ ☆

Aku sudah kembali dari rumah sakit. Dokter mengatakan kalau aku sudah pulih dan diizankan untuk kembali beraktivitas seperti biasa. Aktivitas apa yang dokter maksudkan ? aku meninggalkan semua kelas pertamaku hari ini karena mantra yang diberikan oleh ka Abdy. Jadi rupanya benar apa yang buku dan juga orang-orang katakan tentang para penyihir Supernova, mereka bahkan bisa melakukan sihir tanpa melafaskan mantra sedikitpun.

"Kau belum tidur ?" sapa kak Wahyu yang terlihat begitu tampan dengan rambut pendek disisir ke arah samping, dan malam ini ia masih mengenakan setelan jas Salazar dengan kerah dan lengan jas berwarna merah, warna kebanggaan asrama osiris.

"Eeh belum ka, ada sesuatu yang terus mengusik pikiranku" jawabku sambil terus menatap dirinya yang duduk disebelahku. Memangku kakinya sambil mencicipi kopi dalam cangkir mungil yang ia seduh sendiri.

"Ooh, masalah Abdy, kau tidak perlu takut padanya. Walaupun dia adalah seorang dark angel, tapi percayalah, kau tidak akan menemukan orang seramah dirinya disini"

"Bukan itu kak"

"Then?" ia mendekatkan dirinya padaku. Seakan mempersilahkan telinganya untuk bersedia kubisikan sesuatu yang menurutnya pasti penting.

"Kau mengatakan tentang si tua Feurbach, apakah kau mengenalnya?"

"Ahahaha siapa yang tidak mengenalnya, apa lagi kita bangsa human. Dia adalah simbol kekuatan bangsa kita Scilla, bahkan penyihir dari bangsa lainpun tidak bisa menandinginya"

Feel My MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang