PART III : Arrival

2.8K 246 24
                                    

Author's POV

"Banyak yang masuk tahun ini !" gumam pria berjangkut putih dengan kepala botak yang nampak mengkilat bak sepatu yang baru saja di semir. "Kultsum !" panggilnya kepada seorang asisten wanita yang sudah berumur kira-kira setengah abad. Setelan jas kuning mencolok membuat dirinya makin kelihatan kampungan atau terlihat betapa buruk seleranya dalam berpakaian, "Panggilkan pangeran !" titahnya tepat ketika asistennya memasuki ruangan.

Kilatan cahaya warna warni muncul di dalam ruangan rektor itu. Ia terlihat biasa saja. Seakan sudah makan asam garam dengan kejadian seperti ini. Seorang lansia yang hari itu menggenakan jubah penyihir berawarna biru tua kiranya tak perlu lagi diragukan sebagai pemimpin di kampus sihir sekaliber Salazar Wizarding University. Memang rambutnya yang botak membuat dia terlihat seperti pria penyakitan, tapi Auora yang ia miliki sudah mencapai level Supernova. Tingkat kekuatan tertinggi bagi seorang penyihir.

"Pangeran !" sapa profesor Adam kepada sosok yang baru saja muncul dari balik cahaya itu, "Dan kau sebaiknya keluar dari sini Kultsum, aku tidak memerlukanmu lagi disini" pintanya kepada asistennya yang udik itu.

"Kau mengerti kan kondisi kota kita saat ini ?"

"Iya, ayah telah menceritakan semuanya padaku" jawab pangeran Rocky dengan sangat sopan. Bahkan siapapun bakal luluh dengan nada suaranya yang lembut itu. Sosok yang jauh berbeda dari kebanyakan sifat yang dimiliki angel yang lain, "Bahkan ayahku dan para bangsawan lainnya belum mengerti kenapa mereka bisa berada di bumi" sambung Rocky

"Apa para angel sudah membicarakannya ? maksudku bangsawan-bangsawan di royal institute ?"

"Sudah profesor ! dan mereka berusaha agar ini tidak sampai menyebar ke publik".

Rocky kemudian mendekatkan bibirnya yang kering itu ketelinga Profesor Adam, "tolong awasi para vampire yang mulia ! bergabung dengan para demon adalah kebanggaan mereka sejak dulu, aku takut para mahasiswa vampire kita akan jadi seperti itu.

"Sebenarnya bukanlah vampire yang aku takutkan Pangeran" Profesor Adam kini berjalan mondar-mandir sembari menatap ratusan trofi penghargaan yang terpajang di kantornya itu, "Tapi temanmu, kebangaan kampus kita, yang telah menyumbangkan ratusan piala ini, the dark angel"

"Benar ! Aku akan membunuh kalian semua" mereka berdua dikejutkan dengan burung gagak aneh yang bisa bicara. Masuk lewat ventilasi dan menatap kejam profesor adam dan Rocky, "hahaha dasar bodoh! sudah banyak keringatku kusumbangkan untuk kota dan juga kampus ini" kata Abdy yang telah berubah menjadi mahasiswa tampan dengan sweeter lengan panjang, menutup hingga ke lehernya. Anting-anting tengkorak berwarna hitam menghiasi sepasang telinganya yang berukuran kecil. Dagunya yang lancip serta matanya yang merah menambah jelas betapa kuat auroranya yang sudah mencapai level supernova. Hanya dia anak muda di dunia ini yang memiliki aurora sekuat itu.

"Tapi yang kita hadapi saat ini adalah demon !"

"Haha dan kalian berdua berpikir bahwa aku akan bergabung dengan para demon lalu mengahncurkan kalian semua ?"

"Hmm" Rocky mengangguk tanda mengiyakan.

"Jangan bodoh Gabriel (sebutan penduduk untuk sang putra mahkota) !" Abdy yang sedang menguyah apel merah kesukaannya tiba-tiba tersedak dan dengan perlahan kembali melanjutkan kalimatnya, "Begini-begini aku masih seorang angel, demon hanya dua persen saja mengalir dalam darahku"

"Tapi tetap saja berbahaya! kau satu-satunya demon yang diketahui, hidup di dunia ini"

"Prof, ingat ! setengah demon, dan aku mengkategorikan diriku lebih seperti seorang angel" Abdy melanjutkan dengan gerakan siap melempar rektornya itu dengan sisa apel di tangannya.

Feel My MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang