PART XVI : Nihil Harapan

570 56 2
                                    

Sudah tahu Allegion sekarang mencekam. Geger dengan isu pemberontakan Libertarian dan kemunculan raja Demon, profesor Ludwig MCarter asik-asik saja memberikan ceramahnya yang membosankan soal History Of Magic. Kata bosan secara subjektif kugunakan dalam mendefinisikan mata kuliahnya yang sudah ku baca tuntas sejak diperkenalkan dua semester yang lalu.

"Hanya ada dua jenis Aurora di semesta ini" teriak profesor Ludwig dari depan kelas.

"Genesis dan Exodus!" potongku cepat. Langsung saja, beberapa orang yang dari dulu iri terhadap performaku di dalam kelas, menatapku sinis.

"As always miss Feurbach, betul, Pencipta dan penghancur!" Lanjuf profesor Ludwig, "Pada mulanya, Aurora Genesis hanya dimiliki oleh kaum Angel, dan sebaliknya, antitesis dari jenis aurora tersebut, yaitu aurora Exodus, hanya dimiliki oleh para Demon" mahasiswa lain, dari wajah mereka, terlihat ketakutan ketika kata "Demon" diucapkan oleh profesor Ludwig. Wajar, mengingat sosok jahat yang hanya mereka kenal dari mitos untuk menakut-nakuti anak nakal, kini eksistensinya tidak terbantahkan lagi. Balthazar dan kaumnya telah bangkit, dan kampus tempat mereka belajar saat ini menjadi saksi hal itu.

"Setelah Divine War berakhir---"

"Yang dimenangkan oleh para Angel" kataku disela-sela ceramah profesor Ludwig.

"Nice one Feurbach! gadis cantik, apakah kau tidak keberatan menutup mulutmu sampai aku selesai menceritakan soal ini kepada mahasiswa lain?"

"Sorry Sir!" Aku diam. Ini bukan yang pertama kali. Sebuah kemenangan bagi mereka-mereka yang membenciku. Mereka tertawa, berbisik-bisik disertai raut bahagia, dan yang paling menjengkelkan adalah memandang wajah Bintan yang kasihan padaku. Apa sih yang terjadi pada anak itu? dari bersikap lembut sampai mengajakku ke pesta dansa. Apakah dia? Tidak-tidak! Jangan sampai! Aku berteman dengannya sejak kami masih berbentuk Zigot. Aneh kalau sampai ada semacam romansa antara aku dan Bintang. Tidak bisa kubayangkan yang akan terjadi.

"Eheem. Saya lanjutkan. Setelah Divine War berakhir, dan semua ras Demon musnah. Mikail, raja pertama kaum Angel, yang merupakan tangan kanan Tuhan sendiri, memanipulasi sedemikian rupa, agar Auora Genesis bisa juga dimiliki oleh orang-orang dari bangsa lain, tentunya bagi mereka yang pantas mendapatkannya. Termasuk kepada bangsa Werewolf dan Vampire yang awalnya merupakan derivasi dari bangsa Demon"

"Derivasi? bangsa Demon? apa maksudmu? Mereka berbeda dengan makhluk busuk itu"

"Ahaha rupanya ada juga yang belum kau tahu Scilla!" ejek profesor Ludwig, "kau belum sehebat kakekkmu" kali ini dosen dengan muka masam dan rambut tipis ini tidak salah. Aku tidak dapat memprotes penilaian yang ia sampaikan. Karena benar saja, jika dibandingkan dengan kakekku, aku bahkan belum mencapai pergelangan kakiknya. Lagipula, aku butuh jawaban dari pertanyaanku tadi. Soal bangsa Werewolf dan Vampire yang menurutnya masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Demon.

"Makhluk seperti Zombie, Centaurus, Orge, Goblin, Naga, Fairy, Werewolf serta Vampire adalah Demon yang memiliki ciri dan kekhasan tersendiri. Awalnya berbeda dengan Demon secara umum, ke-enam jenis Demon tersebut tidak memiliki auora, sehingga tidak dapat melakukan sihir dalam bentuk apapun. Ketika Mikail memanipulasi agar bangsa lain juga menerima aurora, aneh bin ajaib, bangsa Werewolf dan Vampire, yang juga demon itu, membuka diri untuk menerima aurora genesis. Muncuhlah faksi di kedua bangsa itu yang dapat melakukan sihir, dan walaupun penyihir-penyihir tersebut sedikit, tapi mereka berhasil mendominasi bangsa masing-masing. Lalu seperti katamu tadi, sampai saat ini, Vampire dan Werewolf merupakan teman-teman yang baik, kaum terpilih untuk menerima cahaya suci Aurora Genesis. 3000 tahun setelah bangsa Demon musnah, tidak ada lagi yang mengait-ngaitkan mereka dengan makhluk kotor tersebut"

Feel My MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang