PART XX : Kecewa

97 10 11
                                    

"Kita sampai!"

Aku bersembunyi dari balik sebuah pohon yang jaraknya sekitar seratus meter dari mereka. Dua orang pria semalam melepaskanku begitu saja. Tidak membunuhku, atau bahkan menyakitiku sama sekali. Apa maksud mereka mengatkan bahwa aku sangat berharga bagi Balthazar ?. Raja Demon memiliki Lucifer dan Pangeran Rocky, lalu untuk apa monster mengerikan itu memerlukanku?.

"Sssst!"

"Apa-apaan kau?"

"Diam!" kata kak Dipcy yang tiba-tiba berada di belakangku.  Sial, aku masih saja merasa bahagia saat berada didekatnya, padahal aku tahu apa yang dilakukan kak Dipcy selama ini. Memanfaatkan ketampannya agar Christy mau membunuh Angel untuknya. Ia bahkan diam saja saat Christy dihukum Red Wings.

"Maafkan para Vampire dan apa yang mereka lakukan terhadap Bintan!"

Kak Dipcy mengingatkanku kembali soal Bintan yang mati di tangan Vampire. Mataku tiba-tiba meneteskan air mata. Sahabatku bahkan sebelum aku mengenal arti sahabat itu sendiri, telah pergi selama-lamanya dari dunia ini.

"Iqnatius!" kak Dipcy terlempar setelah aurora yang kutembakkan sukses mengenai perutnya.

"Invisilus!" Aku kira kak Dipcy akan membalas melukaiku, padahal ia melafalkan mantera yang membuat kami berdua tidak terlihat oleh kak Abdy dan raja Rocky yang perlahan mendekat.

"Kau yakin mendengar suara seseorang tadi?" kata kak Abdy yang berjalan mengitari kami berdua. Bulu kudukku berdiri, perutku mual oleh bau belerang yang tercium saat wajahku kini berada cukup dengannya. Demonic eye milikinya jelas menatapku penuh dengan penuh nafsu membunuh, meskipun ia tidak menyadari keberadaanku sama sekali.

"Solium Eternate!"

Mengerikan. Kepala laki-laki botak dengan gagi taring diseluruh mulutnya merangkak keluar dari punggung Raja Rocky. Kak Dipcy meletakan telunjuknya dibibir, isyarat agar aku menahan teriakanku.

"Arrrrrkh!" erang Raja Rocky. Menahan sakit sembari membiarkan laki-laki tadi memakan tubuhnya dari dalam. Aku berusaha keras menahan jeritan dan rasa ingin muntah atas apa yang kusaksikan barusan. Kak Dipcy sama saja denganku tidak bisa melakukan apa-apa selain diam di tempat. Jika kita melangkah sedikit saja, kak Abdy pasti bisa mendengarkan langkah kaki kami, ataupun jika harus melakukan sihir lain seperti teleportasi, kami harus kehilangan efek tidak kelihatan selama sepesekian detik. Sayangnya, bagi kak Abdy, sepersekian detik tersebut cukup untuk menghancurkan kami berdua. 

"Sudah kuduga!"

"Jangan buang waktumu Lucifer untuk mencoba membunuhku. Kau seorang Lancelot dari garis keturunan ibumu. Sudah lupahkah dirimu? The Royal Oath! aku tidak bisa mati ditangan  sesama Royal Family.

"Tapi aku masih bisa menyiksamu hingga kau memohon untuk mati"

"Sudahlah, kau bisa melakukannya nanti saat tugas kita selesai"

"Apakah mereka akan menyelamatkan Putri Ariel? Bahaya jika mereka sampai mendapatkannya" tanya Dipcy setelah mereka berdua pergi dan mantra tidak terlihat yang ia buat memudar.

"Putri Ariel yah? sejak kapan kau mengetahuinya? apakah kau yang menyuruh kawanan Vampire-mu melakukan penculikan dan membunuh Bintan?" Suaraku bergetar, mataku memerah tiap kali nama Bintan kusebut.

"Itu? Akan kuceritakan nanti, bahaya jika"

"Diam kau! lebih bahaya jika Indri bersama kalian, para Sanguisuge busuk!"

"Apa yang mereka lakukan pada kalian kemarin bukan atas perintah bahkan tanpa sepengetahuanku"

"Tapi kau adalah?"

Feel My MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang