Feel My Magic

PART XXIV : Eksistensialisme

Hari-hari kami berlalu begitu saja. Tidak ada perlawanan signifikan yang kami lakukan. Masyarakat menjadi lebih takut untuk melakukan pemberontakan-pemberontakan kecil seperti penjarahan, pengrusakan maupun secara frontal menyerang aparat. Tidak ada lagi diskusi-diskusi atau perkumpulan orang yang antusias dengan gerakan kiri. 

Sasaran protes yang awalnya merupakan pemerintahan dengan sistem yang zalim, sekarang berubah menjadi kebencian pada asal muasal kezaliman itu sendiri, bangsa Demon. Tidak ada lagi wilayah abu-abu atau kaum moderat yang suka mencari jalan tengah atas perbedaan spektrum politik. Saat ini hanya pertentangan antara yang benar-benar jahat dan yang benar-benar baik. Raja setan Balthazar melawan kami, sekelompok orang yang masih setia bersembunyi sembari menunggu arahan profesor Adam untuk menyerang.

"Aku dulu sering bermain dengan Bintan di teras ini" kataku kepada orang tua berumur lima puluh tahun yang duduk di kursi kayu. Di samping kursi tempat ia duduk, terdapat sebuah meja semen dengan segelas teh hangat di atasnya.

"Aku turut berduka, Scilla. Aku sudah menganggapnya sebagai keponakan juga. Orang tuanya selalu kemari, mencurahkan kesedihan atas meninggalnya Ilham."

"Paman tahu kan Bintan adalah satu dari sekian banyak korban dari situasi yang kacau ini. Tugasku adalah menyelesaikan segala kekacauan itu dan menciptakan kembali ketenteraman di Allegion. Bantuanmu untuk bicara jujur sangat ku perlukan. Bertahun-tahun kau menyembunyikan fakta bahwa Kakek adalah anggota Libertarian, dan sekarang kau biarkan aku mengetahui fakta bahwa lelaki itu bukan Kakekku"

"Aku sama sekali tidak tahu hubunganmu dengan Mikael Crown, tapi benar apa yang dikatakan profesor Adam, kau bukan cucu kakakku."

"Kakak? ah satu kebohongan lagi."

"Dengan membuat mu percaya bahwa aku adalah pamanmu, dapat menambah keyakinanmu bahwa Merlin memiliki dua orang anak dan salah satunya adalah ayahmu"

"Ah kalian mengaturnya sedemikian rupa hingga benar-benar terasa nyata bagiku. Kenapa kalian membohongi ku? apa kalian sengaja menyimpan kekuatan Mikael Crown untuk diri kalian sendiri?"

"Sudah kukatakan, kami sama sekali tidak tahu bahwa kau adalah Mikael Crown. Hari itu Merlin muda membawa seorang bayi Angel ke rumah. Tidak ada siapapun di komunitas Human yang tahu akan hal itu. Surat kabar, TV serta media sosial tidak pernah mengabarkan berita kehilangan bayi. Padahal mungkin yang mereka cari adalah seorang Angel. Kau tahu kan  apapun tentang mereka pasti menjadi Headline. Hingga tiga bulan berlalu, Merlin dan Aku memutuskan untuk mengadopsi mu dan akan membantu mencari keluargamu ketika kau dewasa dan siap untuk hidup mandiri.

"Jadi aku adalah--, bukan, pernah menjadi seorang Angel? lalu kenapa aku tumbuh menjadi seorang Human seperti sekarang?"

"Saat usiamu menginjak empat tahun sejak kau ditemukan Merlin, beberapa orang dari kepolisian sihir dan Red Wings mendatangi wilayah tempat Human tinggal di Allegion. Bukan karena ada penjahat yang akan ditangkap, atau kriminalitas yang harus diselidiki, melainkan hanya untuk memajaki, merundung hingga melakukan pelecehan terhadap wanita-wanita bangsa Human. Mereka melakukannya atas dasar keangkuhan, rasisme dan upaya untuk membuat masyarakat takut terhadap mereka."

"Tentu kakek pasti melakukan perlawanan."

"Waktu itu kakekmu masih berumur 25 tahun, dan aku sendiri 17 tahun. Percaya atau tidak, kakekmu yang merupakan salah satu penyihir terhebat di Allegion itu, belum memilik Aurora. Bukan hanya Merlin tetapi semua Human yang hidup di zaman itu tidak memilikinya. Itu bisa jadi karena----"

"Takdir. Bangsa Human satu-satunya yang bukan berasal dari  langit. Sudah takdirnya untuk kesulitan atau bahkan sama sekali tidak memiliki Aurora. Lantas bagaimana kalian menghadapi mereka?"