PART 17

1.7K 78 2
                                    

pukul 05:00 keluarga Laras menuju bandara.
Keadaan langit masih gelap, Dastan dan David masih terlelap dalam mobilnya, satu jam lagi pernerbangannya ke Jerman menemui sang oma tercinta.

Terlihat sekali mata Laras yang sedikit membengkak akibat menangis semalaman, Dastan yang kini didalam gendongannya tetap nyaman tidur, Laras menciumi pucuk kepala Dastan.

Laras dan Stevan telah sepakat, memberikan anak pertamanya itu kepada ibu dari Laras.

Stevan menggenggam tangan Laras kuat kuat, "Laras, kamu semalam sudah berjanji takkan menangis, bila kau tak rela Dastan tinggal bersama mama, aku yang akan bilang ke mama ras" Stevan mencoba menenangkan Laras.

"Tidak, keputusanku sudah bulat, Dastan akan tinggal bersama mama, kalau mama bahagia seharuskan aku juga bahagia bukan?" Laras menyeka air matanya, mulutnya mengukir senyum, pahamkah kalian, itu bukanlah senyuman bahagia, melainkan senyuman yang menyamarkan rasa sakitnya.

lihatlah kini, Dastan membulatkan matanya saat sadar ia sudah berada di tempat favoritnya, Air port, pesawat akan ia lihat, tanpa ia sadar ia akan berpish dengan keluarga kecilnya itu untuk sementara waktu, hingga waktu yang sudah ditentukn ia akan kembali kedalam keluarganya itu.

______

"hai, David Geraldo, adik yang lama terpisah, dan halo calon adik ipar, salam kenal!" Dastan menyapa David dan Keshya. David diam tak menyapa kakaknya balik, dan Keshya hanya tersenyum untuk tanda ia membalas sapaan ringan itu.

"maafkan ibu, David. Ibu sama sekali tidak bermaksud untuk membohongi kamu, ibu hanya berfikir, kamu harus tau disaat yang tepat, ternyata tuhan menakdirkan kamu tau sekarang." Ibu David tersenyum, David memahami itu, sepertinya tidak ada yang harus dipermasalahkan. "kita mulai saja makan malam ini!"

"ngomong ngomong, nak Keshya umur berapa?" suara berat sang ayah sedikit mencairkan suasana tegang diantara mereka.

Keshya yang kini menjadi perhatian pertama sedikit salah tingkah, ia segera memikirkan jawaban, entah kenapa pertanyaan ringan seperti itu menjadi susah sekali ia jawab, saat tadi Keshya yang menenangkan David, kini David yang menengankan kekasihnya itu, dan ya, David tersenyum jail saat kekasihnya itu menatapnya dengan tatapan kok-udah-mulai-tanya-tanya-aku-grogi.

"hm, saya umurnya 16 tahun berjalan 17 om, bulan depan saya tepat berumur 17 tahun om" jawab Keshya mencoba tenang, ia kebingungan, takut bahasa yang ia gunakan tidak sopan, takut apa yang ia ucapkan tidak enak dihati keluarga David, ia takut serba takut.

"wah, lebih muda satu tahun dari David ya? adek kelasnya David ya kamu?" Ibu menimpali sembari menyantap hidangan makanan didepannya.

"iya ma, Keshya ini adek kelas aku, cantik toh ma" David menggoda Keshya, kesekian kalinya David melihat pipi Keshya merona merah, lucu.

"dulu kenalnya sama anak tante ini gimana? dia nakal ya disekolah? kok mau sih sama David ini?" Laras lagi lagi menggoda David dan Keshya. "oiya David Keshya makan dong, keburu dingin makanannya" ibunya mengeluarkan suara lagi.

________

Keshya POV

     Rasanya urat urat aku tadi tegang banget, ada didepan keluarga kak David, untung aja kak David ada dideket aku, rasa tegangnya sedikit berkurang.

saat pertama aku kira ibu David atau Tante Laras itu jahat, disiplin, gitulah orangnya, tapi kenyataannya beda banget sama yang aku bayangin, orangnya ramah dan baik banget.

jangan nilai orang dari covernya.

itulah kalimat yang tepat dengan pikiranku sekarang. Kalian tau banget berfikiran baik ke orang itu ga gampang, tapi kita gak boleh lah berfikir buruk pada orang.

KESHYA (케시야)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang