Matahari menampakan sinarnya dibalik gunung gunung mati yang kini menjadi hutan liar, didepan gunung yang kini terhampar sawah luas hijau dengan suara cangkul petani yang berada di sawah kosong yang belum tertanam padi padi hijau, petani bekerja giat demi kehidupannya.
Disekitaran sawah, gadis mungil cantik yang berlarian kecil mengelilingi desa, sendirian menyusuri desa itu, siapa lagi gadis itu jika bukan Keshya, para ibu ibu desa yang membawa sayuran untuk dimasak dirumah menyapa Keshya dengan senyum merekah, dan Keshya pun tak segan untuk membalas sapaan itu.
Kini rasanya ia membutuhkan istirahat, ia terduduk di bawah pohon rindang yang dari tempat ini ia dapat melihat seluruh petani yang bekerja membajak sawah dan memasukan benih benih padi kedalam tanah subur desa ini.
Tangan Keshya menggegam botol biru dengan berisi air putih, ia menyeka keringat yang berada di dahinya, dengan mata kecil yang menatap kearah hamparan hijau yang luas didepannya, posisinya yang cukup nyaman.
"Kesh, kamu ngapain disini?" Keshya terlonjak kaget, mendengar suara yang tiba-tiba berada disampingnya, tanpa ia duga ternyata itu suara David kekasihnya.
David terkekeh kecil, wajah Keshya benar benar menggemaskan saat kaget seperti tadi, tapi apakah wajah dan suaranya sangat menakutkan hingga kekasihnya itu terlonjak kaget dengan keberadaannya disini.
"kak David, ngangetin aja, aku kira siapa" Keshya kembali duduk ditempatnya, dengan tersenyum tipis melihat kedatangan kekasihnya, ternyata suatu kemiripan benar benar nyata ia lihat antara David dan Dastan.
"kamu belom selesai olahraganya? pulang yuk, mau ada yang aku tunjukin ke kamu, penting" David menekan kata penting diakhir kalimatnya. "sepenting apa?" tanya Keshya dengan sedikit menggoda David yang mengangkat alisnya.
"sepenting cinta aku kekamu" Keshya berdiri lalu tersenyum jahil. "apaansih kak! ga nyambung" ia menjulurkan lidahnya sembari sedikit berlari menjauh dari David, tanpa menunggu waktu yang berjalan dengan cepat itu terbuang, ia berdiri lalu menyusul Keshya yang berlari kencang sembari menjulurkan lidah kearahnya.
________
"gimana, kalian udah serius nih sama hubungan kalian?" ibu David sedikit memulai pembicaraan dimeja panjang ini, makan baru saja dimulai, semua keluarga sudah berkumpul disini, pelayan yang masih berlalu lalang menyiapkan sisa sisa makanan yang belum dibawa ke meja makan.
"apaan sih ibu, gausah dibahas sekarang dong" bantah David, ia tak ingin Keshya menjadi gugup dan tak ingin menelan makanannya yang ada dipiring itu.
"Ibu cuma pingin kali cepet cepet serius, biar ibu lega, dikota kamu ada yang jagain, walaupun masi pacar, atau kalian mau tunangan?" Ucapan ibu David mampu membuat Keshya tersedak, dengan cekatan David menyodorkan gelas panjang kepada Keshya untuk ia meminum air didalam gelas itu agar ia tak lagi terbatuk-batuk.
David paham, membicarakan ini disaat makan bukan waktu yang tepat, ia sudah tau endingnya Keshya akan enggang melanjutkan kegiatan makan malamnya ini.
"Terlalu cepat bu, aku yakin kalau emang jodoh, David sama Keshya bakal bersama sama terus" ucap David dengan senyum merekah, untuk pertama kalinya setelah sekian lama Dastan melihat senyum merekah dari adik kandungnya yang lama terpisah darinya itu.
"Iyadeh iya ibu pasrah sama kamu le" ibu David melanjutkan makan malamnya sembari murung, keinginannya tidak didukung oleh semua yang berada dimeja makan ini, sungguh menyebalkan.
Sedangkan saat ini keshya tengah mati matian menahan ekspresi wajahnya yang ingin memperlihatkan isi hatinya pada David, hatinya mengomel ngomel merutuki kebodohannya tadi tersedak, rasa malunya ga bisa dibendung, rasanya Keshya sudah ingin pingsan saat mengingat kejadiaan tadi, padahal biasa saja dilihat yang lain, hanya saja Dastam tertawa melihat situasi tadi.
Keshya berharap makan malam ini segera usai, ia ingin kembali kekamar untuk mendengarkan musik musik favoritnya untuk menenangkan emosi kesalnya yang sedang meledak ledak dalam dirinya. Tapi kesalnya, ayah David ingin memberikan sebuah informasi untuk salah satu putranya, untuk kesopanan dalam rumah ini, kita harus tepat duduk hingga kegiatan berkumpul untuk makan malam ini benar benar usai.
Tanpa pikir panjang, Keshya tak menggubris obrolan penting keluarga ini, hanya aku melihat kearah luar jendela, terhampar halaman rumah ibu david diberi lampu-lampu kuning, sangat tumblr dan sangat lucu, ditambah adanya kursi taman dan ayunan di sisi kanan rumah, ayunan yang biasa digunakan keponakan David jika bermain dirumah David, seperti saat libur nasional mereka akan berkumpul dirumah ini.
Tanpa Keshya sadari makan malam berakhir, Keshya segera dibawa David keluar rumah menuju halaman rumah David yang sedari tadi Keshya jadikan tatapan kosong. "Ngapain kesini kak?" Tanya Keshya dengan duduk disebelah David yang melihat kearah bintang dan bulan yang saat ini entah kenapa sangat indah.
"Dari tadi waktu dimeja makan, aku lihat kamu ngelihat kearah sini terus, yaudah aku berinisiatif ngajak kamu kesini, kebetulan langitnya lagi rame, bagus lagi, suka ga?" Tangan David terulur menyentuh rambut panjang keshya dan menarik Keshya ke dalam dekapannya, kepala Keshya yang berada didekapannya, dan David yang menciumi ujung kepala Keshya.
"Suka kak, tau aja sekarang lagi pingin bebas, gak didalem rumah terus, hehe" jawab Keshya sembari memainkan lengan baju David yang panjangnya sekitar siku.
"Maafin ya tadi waktu makan kamu jadi kesedak gitu, ibu emang suga gitu, bikin suasana makan jadi agak gimana gitu, untuk kamu tadi ga sampe merah wajahnya kaya biasanya" ucap David sembari terkekeh mengingat bagaimana wajah Keshya menahan malu dan senang dalam waktu bersama.
Wajahnya yang merona merah, seperti tomat baru saja matang, merah merah yang sangat amat menggemaskan, sangat amat cocok untuk wajah Keshya yang imut.
Keshya memukul bahu David dengan sedikit kesal, lagi lagi David si kakak kelas idaman sekolah menjahilinya hingga membuat jantungnya berdegup lebih cepat, merasakan senang yang hingga rasanya ingin terbang.
Keshya memeluk tubuh David, menenggelamkan kepalanya di dalam dekapan David yang sangat hangat baginya, entah kenapa David mengelus pucuk kepala Keshya dengan begitu kasih sayang, seakan ia tak ingin kehilangan permatanya saat ini, Keshya adalah permata David yang paling David takuti untuk hilang.
Ia sudah terlanjur sayang terhadap Keshya, si gadis mungil yang ternyata memiliki hidup tak seperti remaja normalnya, hidupnya dulu hanya menangis menangis dan menangis, David berharap, ialah sumber kebahagiaan utama bagi Keshya untuk beberapa saat ini, sampai ia menemukan kebahagiaan di dunia yang sesungguhnya.
Saat ia menatap mata hitam Keshya, ia selalu berharap mata itu akan berbinar binar saat melihat David melamarnya, ia selalu berharap mata itu akan menyaksikan bagaimana selama ini David mencintai Keshya, mata itu menjadi tujuan saksi kisah mereka, mata itu mewakili otak dan hati Keshya untuk merasakan cinta sesungguhnya.
Hai guys,
Ketemu lagi sama gua Divka
Gimana menurut kalian alur ceritanya? Gua sih gatau ya bingung juga gua nulisnyaIntinya kalian kalo suka vote ya, comment apa aja kekurangan aku
Dan bantu aku buat naikin readers aku, love you all
~terima kasih~
KAMU SEDANG MEMBACA
KESHYA (케시야)
Fiksi Penggemarbayangkan bila seorang gadis yang menderita dikeluarganya harus menderita penyakit pula? apakah itu tak menyakitkan? itulah yang dirasakan gadis berumur 16 tahun itu, Keshya Betari Claudya. gadis polos itu sangat cantik, hingga membuat seorang kakak...