26

355 37 5
                                    

Bugh bugh..

Pukulan itu terus menerus diterima oleh namja yang entah tak tahu apa kesalahan nya. Luhan dan Sehun secara bersamaan menengahi orang orang yang sedang memukulnya.

''Hei, jangan main hakim sendiri!" ucap Luhan.

''Tapi ia adalah manusia juga jadi kasihlah ia kesempatan!" kata Sehun membuat orang orang itu kesal dan meninggalkan tempat itu. Lalu Luhan dan Sehun membantu nyaa bangun berdiri.

Yoona dan Tiffany berlari kearahnya setelah orang orang itu pergi dan sama sama membulat kan matanya saat yang dilihat nya tak berdaya adalah. Nichkun.

''Kau tidak apa?!" tanya Luhan. ''Apa perlu keeumah sakit?'' saat hendak Nichkun ingin menatap dan menjawab peetanyaan Luhan. Ia melihat kearah yeoja. Yeojaa yang pernah ia sakiti.

''Hei. Mengapa kau malah menatap adikku?'' tanya Luhan lagi. Nichkun tersentak. Adik? Nichkun langsung berjalam mundur. Entah apa yang ia rasakan saat ini? Ia pasti akan mendapat hujatan dari kakak nya. Pengecut? Memang. Ditambah ia masih terbayang bayang bagaimana Tiffany menangis karena nya waktu itu. Apakah ia menyesal?

Luhan dan Sehun serta Tiffany Yoona pun teediam melihat nya. Terlebih lagi Tiffany. Ia menahan airmatanya agar tidak jatuh. Ia kasihan melihat Nichkun dan ingin sekali bertanya drngan apa yang terjadi dengannya. Tapi ia merasakan kebencian dan kemarahan mengingat Nichkun bersama Jessica waktu itu.

''Tidak jelas sekali namja itu!" ucap Sehun. Saat sudah memasuki mobil nya.

''Bahkam ia seperti ketakutan saat melihatku?" kata Luhan. ''Tidak mengucapkan terimakasih sedikitpun!'' tambahnya. Tiffany terdiam. Yoona memegang erat tangannya yang dingin. Seperti mengerti apa yang ia rasakan?

**

''Gomawo Sehun. Karena menghantar kami sampai rumah!'' ucap Yoona dan juga Luhan. Sehun pun mengangguk tersenyum. Tiffany entah kenapa langsung masuk kedalam rumah.

''Mungkin ia sangat lelah!'' kata Luhan.

Setelah Sehun pulang. Entah apa yang terjadi dengan Tiffany ia masuk kekamarnya dan mengunci.

Tuhan.. Mengapa kau temukan ia dengan orang yang sudah menyakitinya. Bahkan disaat luka nya belum kering. Mengapa dunia seakan benar benar sengaja selalu membuat nya terluka.

''Ada apa dengan Tiffany?" tanya Luhan pada Yoona. Yoona hanya terdiam. Ia juga barusan terkejut dengan adanya Nichkun dikota ini. Untuk apa lagi sih laki laki brengsek itu menginjakkan kaki di Seoul.

''Kau juga? Waeyo? Apakalian menutupi sesuatu?" tanya Luhan.

''Hmm begini Oppa! Aku.. '' Yoona terhenti menatap Luhan.

''Kenapa? Kau ingin nginap disini, tentu saja sayang!"

''Bukan.. Sebenarnya.!"

''Apaaa?"

''Laki laki yang tadi kau tolongi itu.. Dia itu.. Nichkun!" kata Yoona. Dan Luhan membulatkan matanya tajam.

''Nichkun? Orang yang sudah menyakiti Tiffany eoh?" Yoona pun mengangguk.

''Kurang ajar, jika tau tadi akan aku biarkan orang itu mati di tangan warga. Mengapa kau tidak memberitahu ku?"

''Aku takut.. Kau tidak melihat bahwa Tiffany eonnie hampir menangis!"

''Pantas saja. Ahhhh!" katanya mengusap kasar wajahnya. Ia langsung pergi kekamar Tiffany. Dan dicegah oleh Yoona.

''Andwee!! Jika kau kekamarnya dan menanyakan nya ia akan semakin terluka. Biarkan lah dulu Oppa! Kumohon..'' tangan Yoona menggenggam tangan kekar Luhan dan Luhan pun terduduk dengan wajah nya yang masih kesal.

HeartBreak HotelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang