Prolouge

9.2K 424 107
                                    

“Jangan!!! Aku mohon jangan lakukan ini kepadaku. Aku minta maaf, tolong jangan bunuh aku.” kata perempuan yang mulai lemas dan tak berdaya karena dipukuli berkali-kali dengan benda tumpul oleh pria berjaket hoodie hitam.

“Tenang sayang, aku tidak akan membunuhmu. Tetapi aku mau bermain denganmu terlebih dahulu. Habis itu, baru aku bunuh kamu.” kata pria berjaket hoodie hitam itu.

Terlihat, sesosok pria itu telah menggenggam sebuah pisau yang sangat panjang dengan penuh bercak darah dan siap mengiris siapapun yang dilewatinya. “Hai, sayang. Apakah kamu udah siap untuk main sama aku?” kata pria itu seraya mendekati perempuan malang itu. Namun, perempuan itu hanya diam dan terus meneteskan air mata. “Kok, diem sih? Aku ngga suka loh kalo didiemin kaya gini. Mungkin mulutmu udah ngga kepake yah? Makanya kamu diem ke aku?” kata pria itu lagi dengan nada yang memelas. Lalu, pria itu menempelkan pisaunya di mulut perempuan itu dan mulai mengirisnya dengan sangat perlahan. “Mmmhh!!!! Mmmhhh!!!” teriak perempuan itu sambil menahan sakit yang ia rasakan. “Kenapa? Sakit yah? Tahan ya sayang, ini ngga akan lama kok.” kata pria itu sembari mengiris mulut perempuan itu dengan sangat kasar hingga mulut perempuan itu terlepas dari tempatnya. Kemudian, ia juga merobek pipi kanan dan kirinya hingga kuping. “Nah, kalo kaya gini kan kamu bisa senyum terus ke aku. Aku jadi lebih suka nih.” kata pria itu.

Perempuan yang malang itu tidak dapat berbuat apa-apa. Ia hanya dapat menahan kesakitan yang ia rasakan saat ini. Dengan kesadaran yang mulai menurun, ia masih dapat melihat pria itu mengambil sebuah benda yang sangat besar dan bergerigi. Lalu, tiba-tiba terdengar suara mesin yang menderu dari benda itu. Ketika benda itu telah berada di hadapannya, ia pun menyadari bahwa ajalnya semakin dekat. Ia kali ini melihat pria itu membawa sebuah gergaji mesin yang siap menebasnya entah ia siap atau tidak. “Hmm, aku bosen nih sama kamu. Habis kamunya diem terus sih, akhirnya aku bosen deh main sama kamu. Kita udahan yah mainnya. Langsung ke pertunjukkan selanjutnya aja. Pasti kamu udah ngga sabar kan?” kata pria itu yang langsung saja menebas kepala perempuan itu dengan sekali tebas.

“Sayonara sayangku. Hahahahaha.” kata pria itu seraya meninggalkan perempuan yang tak bernyawa itu di gedung tua belakang sekolah.

Psychopath DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang