Wanita itu terlihat terdiam sesaat untuk berfikir. Setelah beberapa lama, akhirnya dia menjawab teka-tekiku dengan terbata-bata.
“Mmmm. P-p-pelakunya itu D-D-Danu The Crusher. Apa gue bener?”
“Hahaha. Sayang sekali, kau salah besar, sayang. Bukan itu jawabannya. Sekarang akan gue buat lo lebih cantik lagi ya. Soalnya lo hari ini kurang cantik.”
Aku langsung menusuk mata kanannya menggunakan pisau kecilku. Wanita itu lalu menjerit kesakitan dan sambil memohon untuk tidak membunuh dia. Namun, aku tetap melakukannya tanpa ada belas kasihan. Kali ini mata kirinya yang menjadi korbanku selanjutnya. Pada akhirnya, yang tersisa hanya ada dua lubang besar bekas tempat kedua mata itu berada. Setelah itu aku mengiris kuping kanan dan kiri wanita itu. Darah dari wanita itu mengalir dengan derasnya hingga membasahi tubuhnya hingga berwarna merah sepenuhnya. Dia hanya bisa menangis menahan kesakitannya. “Sayang, kalau misalnya aku minta lidahmu ngga papa kan? Kamu ngga akan nolak kan?” kataku sambil menarik lidah wanita itu dan mengirisnya dengan kasar menggunakan pisau kesayanganku yang sudah aku modifikasi agar bergerigi di mata pisaunya. “Nah, tinggal satu lagi nih. Gue ga suka kalo ada orang macam kalian berkeliaran di dunia ini. Bisa-bisa dunia akan cepat hancur gara-gara ulah kalian. Maka dari itu, lo harus gue musnahin juga sebelum orang-orang kaya lo berdua musnahin dunia ini.” kataku yang langsung aku lanjutkan dengan menancapkan pisau di keningnya. Seketika pula darah mengalir lagi membasahi wajahnya yang menurutku lumayan cantik.
Setelah aku selesai membunuh mereka berdua, aku seperti biasa membereskan para korbanku dengan membawanya ke belakang bangunan dan membakarnya untuk meghilangkan jejakku. Beberapa saat setelah aku menyalakan api, tiba-tiba tiga orang polisi datang menghamipiriku. Aku menduga mereka adalah seorang polisi reserse dan baru saja lewat di sekitar sini setelah berpatroli. Lalu salah satu dari mereka menanyakan kepadaku apa yang aku lakukan disini. “Tak ada. Hanya sedang menikmati hangatnya api yang aku ciptakan di malam ini.” kataku setenang mungkin. Tetapi polisi itu tidak mudah percaya begitu saja ternyata. Mereka kemudian mendekati api yang aku buat tadi. “Sial! Kenapa harus ada polisi yang lewat sih?! Ganggu urusan orang aja!” umpatku dalam hati. Aku lalu mencari cara agar bisa kabur dari sini. Tapi, saat aku akan berjalan menjauh. Aku ditahan oleh seorang polisi untuk tidak pergi dulu sebelum polisi selesai melakukan investigasi.
Setelah api mulai padam, polisi mulai melakukan penyelidikan. Tiga menit kemudian dua orang polisi yang telah selesai melakukan penyelidikan datang menghampiri aku dan polisi yang menahanku.“Apakah benar ini semua perbuatan anda? Dan apakah benar anda yang membunuh mereka berdua?” kata seorang polisi yang kutebak merupakan atasan dari dua orang polisi ini.
“Apakah kalian melihat orang lain selain diriku disini? Pertanyaanmu sangat bodoh pak.” jawabku
“Baiklah kalau begitu. Silahkan ikut kami ke kantor polisi. Anda kami tahan dengan tuduhan pembunuhan.”
“Kalian mau menahan aku? Kalian pasti bercanda. Kalian ngga akan mampu menangkapku.” seruku.
Aku kemudian langsung melepaskan tangan polisi yang menahanku dan langsung berlari menjauhi mereka. “Stop! Jangan kabur.” kata atasan mereka yang disusul dengan suara tembakan peringatan. Aku tetap berlari kencang meninggalkan mereka bertiga. Mereka lalu berlari mengejar diriku. Kemudian terdegar kembali suara tembakan. Namun, kali ini berbeda dari sebelumnya. Kali ini mengarah kepadaku. Peluru panas itu telah berhasil menembus lengan kananku. Kemudian dengan satu kali tembakan, polisi itu berhasil menembak kaki sebelah kiriku. Aku lalu jatuh tersungkur. “Sial!!! Dasar kau polisi keparat!!! Maju sini kalian bertiga. Jangan cuma beraninya pake senjata kalian.” kataku sembari bangun. Namun, setelah aku bangun. Atasan mereka langsung menembakkan pistol jenis Stun Gun ke arahku yang langsung membuat diriku pingsan seketika.
“Argh. Dimana aku sekarang? Sial, kepalaku sakit sekali.” kataku dalam hati sambil berusaha untuk membuka mataku. Aku melihat sebuah ruangan kosong yang hanya berisi satu meja beserta kursi dan terdapat sebuah cermin besar yang menempel di tembok. Aku duga kini aku sedang berada di ruang untuk menginterogasi seseorang dan sebuah cermin besar yang menempel di tembok itu merupakan cermin satu arah. Beberapa lama kemudian, datanglah seorang polisi yang aku kenali. Dia adalah atasan polisi reserse semalam.
“Pagi, Brian. Saya perkenalkan diri saya. Nama saya Dimas Bahari, saya dari Kepala Kesatuan Polisi Reserse.”
“Dan saya tidak peduli dengan apapun yang kau katakan.” kataku dengan nada dingin
“Tidak apa-apa bila kau tidak peduli dengan apa yang aku katakan. Aku hanya ingin menanyai beberapa pertanyaan kepadamu. Boleh kita mulai sekarang?” kata Dimas
“Whatever....”
“Baik kita mulai, apakah benar kaulah yang telah membunuh kedua orang ini saat semalam?” tanya Dimas sambil menunjukkan dua foto korban yang aku bunuh semalam.
“Lalu apa pedulimu tentang kedua orang itu? Mereka adalah aib bagi negara ini yang harus dihilangkan. Percuma saja bila mereka diberikan petuah. Mereka hanya mendengarkannya saja tanpa melakukan.”
“Berarti benar kaulah pelakunya. Lalu, apakah benar kau adalah The Black Hoodie? Psikopat yang selama ini kami cari?”
“Ya itu memang aku dan aku mulai muak dengan perbincangan ini.” kataku sambil menyenderkan tubuhku ke kursi dan meletakkan kedua tanganku di belakang kepalaku.
“Satu pertanyaan lagi. Lalu apa alasanmu selama ini dalam membunuh?”
“Alasan? Hmm... Tidak ada alasan apapun selama aku membunuh. Aku melakukannya karena untuk kesenangan pribadiku dan juga aku ingin memusnahkan para bajingan-bajingan di negara ini bahkan di dunia ini bila perlu.”
Hai hai hai.....😁
Bagaimana kabar kalian semua nih? Author harap masih dalam keadaan baik yah. Kalo ada yg sakit, author doain semoga sembuh. Aaamiiin 😊 dan kalo ada yang sakit hati sini cerita ke author.. Hehehe😂Oh ya, untuk minggu lalu author minta maaf ya karena ngga update cerita baru...😢. Hal itu dikarenakan tugas yang menumpuk dan akhirnya berimbas ke ide-ide author yang jadi menghilang entah kemana....😥
Jadi, sekali lagi maafkeun author ya 🙏.Oh ya, Riddle kemarin jawabannya adalah BEN THE KILLER. Mengapa demikian? Itu sangat simpel, dilihat dari jejak yang Ben tinggalkan yaitu sebuah angka 13317 yang artinya :
13 : B
3 : E
17 : N
Author jg mau ngumumin akun yang berhasil menjawab riddle dengan benar....😊
@defunus0
@DeghaAbilio
@Kirishima_desu
@millennia22
Yeeeeey. Tepuk tangan buat yang menjawab riddle author dengan benar...🙌🙌🙌👏👏👏👏Okay.... Okay.... See ya next part yaa...😊
Don't forget to Follow my account, Vote, and Comment yaaa.
Salam hangat dari MDArts Entertainment!😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Diary
Mystery / ThrillerBrian Hanggoro merupakan pelajar dari SMA Tunas Bangsa 109 Jakarta. Dia membpunyai dua orang sahabat yang bernama Geovani Saputra dan Michael Arthayana. Namun, semasa Brian menjadi pelajar di SMA banyak sekali hal yang membuat Brian berubah menjadi...