Sesion 3 - MALKOVA
Brian POV
Kini mesin pembunuhku telah siap untuk kugunakan. Tak akan ada lagi yang mampu menandingi kekuatan Clanku. The Black Raven. Aku sekarang dapat menggunakan mesinku untuk melakukan berbagai macam misiku. Aku sangat bangga mempunyai Donny dan Rendi. Berkat mereka, aku dapat mewujudkan impianku dengan program yang mereka buat. Progam itu bernama Malkova. Aku tak tahu mengapa menyebut program mereka dengan sebutan itu. Tapi yang pasti dengan adanya sistem Malkova yang telah ditanamkan kepada Sonya akan memperkuat clan kami. Hal itu dikarenakan sistem tersebut mampu mempelajari gerak-gerik dan cara berkelahi musuh yang dihadapinya dengan sangat cepat. Sehingga, mereka yang bertarung dengan sistem Malkova akan seperti bertarung dengan diri mereka sendiri.
“Malkova, are you ready to fight with me?” kataku.
“Don’t worry. I’m always ready in every condition.”
“Good. Now, let’s fight to prove your skill and don’t forget to say ‘i give up’ before you die”
“I thought you will say that before you fight wih me” seru Sonya dengan seringainya yang sangat membuat aku bergairah untuk mencoba sistem Malkova ini.
Tak selang beberapa lama, kami pun adu kekuatan. Pada saat awal, Sonya hanya melakukan defence. Aku pun juga tak tahu, tetapi yang pasti aku yakin dia sedang mempelajari gerakkanku. Aku lalu langsung melakukan pukulan keras kearah mukanya sehingga membuat darah keluar dari dahinya yang menawan.
“Not bad. Now, you’ll cry for what you did to me. Be carefull, Master” kata Sonya dengan seringainya yang kembali terbuka. Dia kemudian langsung berlari kearahku dan mengirim kepalan tangannya tepat kehadapanku dan untung saja aku dapat menghindarinya dengan cepat. Namun, usahaku untuk menghindar hanya sia-sia. Dia mampu bergerak dengan cepat untuk membalikkan posisi tubuhnya untuk berada di belakangku dan kembali memberikan hantaman tangannya yang begitu kuat mengenai punggungku. Aku langsung terpental beberapa meter akibat dari pukulan itu. Aku pun langsung menghentikan adu kekuatan ini.“Good. O.K. Enough, I admit it that you’re stronger than me, Malkova” kataku seraya memberi applause kepada Sonya.
“Don’t call me Malkova. Call me Queen”
“Alright Queen, from now you work to me. You must follow my order, but if you don’t follow my order. Bad dream will come to you. Are you understand?”
“Yes, Master”
Tiba-tiba, terdengar suara dering dari handphoneku yang aku letakkan di meja kerjaku. Dilayar HP-ku terpampang nomer HP yang tidak kukenal. Aku kemudian mengangkatnya.
“Halo, apakah ini benar dengan Clan The Black Raven? Ah ya, aku lupa dengan kodenya. Kalau tak salah, The sun will be black, and the moon will be red. The rats will be dying, and the Raven will be awaken. Is it correct?” kata seseorang di seberang sana.
“Ya. Apa maumu?” tanyaku
“Hahaha. Aku ingin memberimu sebuah pekerjaan yang akan kau dan suka. Apakah kau ingin mengetahuinya?”
“Tak usah berbasa-basi atau aku akan menutup telepon ini dan melacak keberadaanmu dari data yang telah kau berikan kepadaku saat kau meneleponku” jawabku
“Take it easy, man. Okey, tugasmu sangatlah mudah, kau hanya perlu membunuh atasanku yang sangat aku benci. Untuk masalah berkas-berkas akan kukirim lewat emailmu dan jangan khawatir untuk masalah uang yang akan kau dapat. Kau hanya perlu menyebutkannya saja. Bagaimana apakah kau setuju?”
“Okay. Aku setuju. Tetapi untuk awal akan ada biaya penjamin sebesar 10 juta. Apakah kau setuju?”
“Anything you said that will be your reality”
“Good”
Aku lalu menutup telepon dari seseorang tersebut. Selang beberapa menit, aku mendapatkan pesan dari emailku. Pesan tersebut berisi data-data dari seseorang yang akan aku bunuh nanti dan pesan yang kedua adalah notifikasi dari akun bank ku bahwa ada transaksi 10 juta memasuki rekening pribadiku. “Okey. Kali ini akan ada pesta besar yang akan kita lakukan” seruku dalam hati. Aku kemudian menghampiri Donny, Rendi dan Queen.
“I have a good news. We’ll back to get our party tomorrow night” seruku kepada mereka bertiga.
“Ada pelanggan yang ngehubungin lo ya, Ian?” tanya Donny.
“Yep. Sangat tepat sekali dan kali ini kita akan dibayar dengan sangat mahal and Queen, you must protect us to kill that bastard” kataku sambil meletakkan berkas-berkas yang telah aku cetak.
“Yes, Master”
“Oh ya, Don’t call me Master. Just call me Fury and call them Cruhser”
“OK, Fury”
Hey hey... MDArts Here!
Author cuma mau kasih info sedikit aja ko kali ini...
Di sesi ini udah mulai banyak bahasa inggrisnya ya.. Dikarenakan program Malkova membutuhkan bahasa inggris untuk mengaktifkan perintah... Wkwkwkwk. 😂
Tapi nanti mungkin akan diganti pada saatnya nanti....😊
Jadi, klo ada yang ngga paham search aja di GT atau kamus yah...😊Oh ya, Yuk bagi yang mau masuk ke grup chat di line, invite id line ku (@mdard17) lalu pc aku kalau kalian adalah pembaca dari Psychopath Diary. Pasti nanti akan aku add ke grup chatnya. Kita nanti disana akan membahas bagaimana jalan cerita selanjutnya dan update an dari author bila ada info terbaru serta bisa jadi kita akan kerja sama untuk membuat cerita baru atau melanjutkan jalan cerita yang telah ada. Ya sudah, jangan lupa yah invite id line ku (@mdard17) dan pc aku kalau kalian adalah pembaca dari Psycopath diary.
Contoh pc : Aku adalah pembaca dari Psychopath diary.
Oke, jangan lupa juga yah buat vote, comment, dan ikuti akunku di Wattpad yah. 😊
Salam hangat dari MDArts Entertainment!😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Diary
Mystery / ThrillerBrian Hanggoro merupakan pelajar dari SMA Tunas Bangsa 109 Jakarta. Dia membpunyai dua orang sahabat yang bernama Geovani Saputra dan Michael Arthayana. Namun, semasa Brian menjadi pelajar di SMA banyak sekali hal yang membuat Brian berubah menjadi...