"Paman Kang, apa aku harus memakan ini" Yoona menunjuk wortel yang berada di makanannya. Dengan sedikit ber-aegyo Yoona memohon pada paman Kang.
Paman Kang mendekati Yoona dan sedikit membungkuk. "Anda bisa menyisihkannya nona."
"Terima kasih paman Kang." Yoona mengelus dadanya. Beruntung paman Kang tidak memaksanya makan wortel yang berada di dalam makannya. Sejak dulu Yoona memang tidak menyukai wortel karena menurutnya wortel memiliki rasa yang aneh dan membuat perutnya terasa mual.
Yoona menghabiskan makanan yang berada di piringnya dan menyisakan beberapa potong wortel dipinggir piringnya
"Nona Im setelah ini anda memiliki jadwal les piano." ujar paman Kang saat melihat Yoona bangkit dari meja makan menuju kamarnya.
"Batalkan saja. Hari ini aku sudah berjanji dengan Luhan untuk pergi ke pesta ulang tahun Sooyoung." Teriak Yoona dari lantai atas kemudian menutup pintu kamarnya.
"Tapi bagaimana dengan nyonya Jo?"
"Paman Kang bisa mengajaknya berjalan-jalan, bukankah paman Kang menyukai nyonya Jo? Hari ini aku memberimu hari libur paman Kang!" teriak Yoona dari dalam kamarnya dan berhasil membuat paman Kang merona dan beberapa pelayan lainnya melirik paman Kang.
"Sst, sudah kembali bekerja." Ujar paman Kang kemudian pergi menuju dapur karena malu.
.
.
.Sedikit polesan pada bibirnya dan sebentar lagi Yoona akan selesai. Yoona tersenyum melihat hasil karyanya.
Ia berdiri di depan cermin besar melebihi ukuran tubuhnya sambil menggengam kedua sisi gaun berwarna peach yang ia kenakan. Seulas senyuman berada di wajahnya. Sekarang ia sudah siap untuk pergi bersama Luhan.
Yoona melirik jam dinding, sudah pukul setengah 7 malam. Sebentar lagi Luhan akan datang menjemputnya.
Seketika pipi Yoona memerah membayangkan Luhan yang terkejut melihat dirinya. Membayangkan Luhan yang mengecup pipinya dan mengatakan jika ia sangat cantik malam ini.
Memang sejak dulu Yoona menyukai Luhan yang menyandang sebagai sahabatnya sejak kecil. Sayangnya Luhan tidak pernah mengetahuinya, yang Luhan lakukan hanyalah memperlakukannya seperti sahabat dan Yoona tidak mempermasalahkannya karena ia yakin jika suatu saat Luhan akan menyatakan cinta padanya.
Lamunan Yoona seketika buyar saat mendengar suata klakson mobil dan Yoona yakin jika itu adalah Luhan. Dengan segera Yoona memakai heelsnya dan berjalan keluar kamarnya. Mata Yoona berbinar melihat Luhan dengan balutan tuxedo hitam sedang berbicara dengan kakeknya. Yoona menuruni tangga dengan hati-hati.
"Ah, ini dia putri kecilku." Im Sejong memeluk cucunya dengan erat dan Yoona membalas pelukan kakeknya. Luhan hanya tersenyum melihat Yoona dan Sejong. "Berhati-hatilah di sana dan jangan menangis, mengerti?"
"Kakek!" Yoona melipat kedua tangannya di dada. "Aku tidak mungkin seperti itu."
"Benarkah? Lalu siapa yang dua hari lalu menangis hanya karena melihat jarinya tertusuk jarum."
Yoona mengerucutkan bibirnya. "Tapi itu 'kan benar-benar sakit"
Kedua pria yang berada dihadapan Yoona tertawa terbahak-bahak mengingat kejadian dua hari yang lalu, sedangkan Yoona hanya menatap kedua pria itu dengan jengkel. Dengan kesal Yoona menarik lengan Luhan.
"Sudahlah ayo kita berangkat."
Luhan hanya pasrah saat lengannya ditarik oleh sahabatnya. "Kakek kami berangkat." Pamit Luhan.
"Kakek tolong jaga Lily saat aku tidak ada." Teriak Yoona dan dibalas anggukan oleh Sejong.
"Kau menyebalkan." Ujar Yoona saat sudah berada didalam mobil Luhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Príncess [YOONHUN]
FanfictionYoona adalah cucu dari seorang konglomerat di Korea Selatan. Sejak kecil, Yoona selalu dimanja oleh kakeknya karena Yoona tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tuanya yang sudah meninggal karena kecelakaan. Yoona tumbuh besar menjadi anak y...