Yoona menyeruput hingga habis bubble tea-nya, kemudian mengernyit melihat Sehun melewati begitu saja jalan yang biasa mereka pakai untuk pulang. "Kita kemana Sehun?"
"Dokter."
Wanita itu terkejut. "Untuk apa kita kesana? Putar balik! Cepat!"
"Bukankah kau suka mengeluh karena perutmu sakit? Lebih baik kita check saja, aku takut terjadi apa-apa padamu." Sehun tetap memperhatikan jalan.
Wajah Yoona berubah pucat. Beberapa tetes keringat terlihat dikeningnya. "Tapi aku takut disuntik."
"Mau bagaimana lagi. Akhir-akhir ini kau suka sekali mengeluh sakit perut. Kita harus ke dokter, mengerti?" Sehun mempercepat laju mobilnya. "Kecuali kau berhenti memakan makanan junk food."
"Itu tidak adil. Aku jarang makan pizza." Yoona melipat kedua tangannya.
"Itu dulu. Bukankah bulan ini kau sudah makan banyak pizza." Sehun melirik Yoona yang merajuk. "Berhenti makan junk food atau kita ke dokter sekarang?"
Yoona mendengus. "Kenapa kau kejam sekali padaku?"
"Begini saja, kita buat perjanjian. Kau boleh makan pizza, satu loyang untuk sebulan. Deal?" Sehun mengulurkan tangan kirinya. "Ah aku rasa kau akan disuntik dibokong. Pasti nanti yang menyuntik kakek tua jelek."
"Memangnya kau mau aku memperlihatkan bokongku ke kakek-kakek?"
Sehun berdehem. Tentu saja tidak. Siapa yang mau memperlihatkan bokong kekasihnya pada kakek-kakek?
"Ya atau tidak." Sehun menggerakkan tangannya kirinya yang menganggur.
"Tapi ini tidak adil." Yoona masih tetap pada pendiriannya.
"Perutmu akan sakit sayang. Kau tahu sendiri jika lambungmu itu sensitif. Terlalu banyak makan-makanan seperti itu tidak baik. Aku berkata seperti ini karena aku peduli kepadamu. Aku tidak ingin kau sakit." Sehun menghela nafas panjang. "Jika kau sakit, apa kau tidak kasihan dengan kakek? Denganku?"
Yoona meremas sabuk pengamannya. Beberapa detik setelah berpikir, akhirnya Yoona setuju, asal Yoona tidak dibawa kedokter. Namun Sehun tidak memutar balik mobilnya dan masih berjalan lurus. "Aku sudah setuju tapi kenapa kita tidak putar balik, Sehun? Jalan pulang tidak kesini."
Sehun menyadari jika Yoona terlihat gelisah. Ia mengelus kepala Yoona. "Kita ketoko buah sebentar. Kita akan membelikan kakek buah."
"Oh. Jadi kita benar-benar tidak akan kedokter?"
Sehun mengacak-acak rambut Yoona. "Kita tidak kedokter."
.
.
.Yoona berlari masuk kedalam rumah dan membuat paman Kang terkejut ketika tidak sengaja menabraknya. "Maaf Paman Kang."
"Tidak apa-apa nona." paman Kang mengambil nampannya yang tidak sengaja terjatuh. "Dimana tuan Sehun?"
"Dia menemui kudanya—Angella dan Marcel terlebih dahulu."
Paman Kang ikut tersenyum melihat Yoona yang sejak tadi tidak bisa diam. "Apa ada sesuatu yang menyenang nona? Anda terlihat bahagia sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Príncess [YOONHUN]
FanfictionYoona adalah cucu dari seorang konglomerat di Korea Selatan. Sejak kecil, Yoona selalu dimanja oleh kakeknya karena Yoona tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tuanya yang sudah meninggal karena kecelakaan. Yoona tumbuh besar menjadi anak y...