Sinar matahari membuat Yoona terbangun. Tangannya memijat kepalanya yang pusing. Perlahan Yoona mengingat kejadian semalam dan membuatnya tidak ingin bangkit dari ranjang besarnya yang nyaman.
“Nona Im, apa anda sudah bangun?” panggil paman Kang dari luar kamarnya.
Yoona tidak memperdulikan panggilan paman Kang namun ia terbangun dari posisi tidurnya ketika melihat kakeknya masuk kedalam kamarnya dengan membawa nampan yang berisikan makanan.
Sejong meletakkan nampan berisi makanan dinakas. “Apa kepalamu masih terasa pusing sayang?”
Yoona mengangguk kemudian memeluk kakeknya dengan erat. “Sedikit. Apa aku merepotkanmu kakek?” tanya Yoona secara tiba-tiba.
Sejong sedikit terkejut mendengar ucapan cucunya namun beberapa detik kemudian ia tersenyum dan mengelus rambut cucunya. “Tidak, kau tidak merepotkanku karena aku sangat menyayangimu. Kau pasti akan melakukan apapun untuk orang yang kau sayang.” Sejong merasa binggung dengan kelakuan cucunya. “Apa Luhan melalukan hal yang buruk padamu?”
Bibir Yoona tertutup rapat, ia mengingat ucapan Chorong semalam. Dia sungguh tidak bermaksud untuk membuat semua orang repot karena dirinya dan Yoona juga tidak ingin merepotkan Luhan yang selama ini sudah membantunya. “Tidak kakek. Semalam aku menginjak gaunku sendiri dan terjatuh.”
“Hmm, lebih baik kau makan. Kau ingin sup rumput laut?”
Yoona mengangguk.
.
.
.Sudah dua hari Yoona menolak untuk belajar, bahkan Yoona meminta kepada Sejong untuk menghentikan home schoolingnya dan memaksa Sejong untuk memasukkannya kembali ke sekolah biasa. Namun Sejong tetap menolak untuk memasukkan Yoona kembali ke sekolah. Jujur saja, Sejong masih takut dengan kejadian dimana Yoona terjatuh dari tangga sekolah. Sejong sangat takut kehilangan cucunya setelah ia pernah merasakan bagaimana kehilangan anaknya dan menantunya.
“Jika kau bosan, aku akan mengganti guru home schoolingmu. Aku rasa itu lebih baik.” Ujar Sejong dengan tegas kemudian berjalan masuk ke kamarnya meninggalkan Yoona yang terdiam di ruang makan.
Paman Kang meletakkan susu hangat disamping Yoona. “Lebih baik nona menurut saja kepada tuan Im.”
“Tapi aku tidak ingin merepotkan kakek yang harus membayar setiap guru yang datang ke rumah dan mengajariku.” Yoona mengambil susu hangat dan meminumnya dengan cepat.
Mendengar ucapan dari Yoona, paman Kang hanya bisa terkekeh pelan. “Uang bukan masalah bagi tuan Im, yang terpenting adalah keselamatan dan kenyamanan nona.”
Yoona mengerucutkan bibirnya saat paman Kang lebih memilih membela kakeknya dibandingkan dirinya.
“Seperti saat dua hari yang lalu, nona datang dalam keadaan tidak sadar. Beruntung pria itu mengantar nona pulang.”
“Ahhh, aku lupa.” Yoona menepuk dahinya. Ia melupakan kejadian itu dan juga tidak sempat mengucapkan terima kasih secara langsung dan benar kepada pria yang menyelamatkannya. “Apa paman Kang mengetahui siapa yang membawaku pulang?”
Dahi paman Kang mengerut, berusaha mengingat pria yang membawa Yoona pulang kerumah. “Aku tidak mengingatnya, yang kuingat dia pria yang tampan dan tinggi. Nona bisa menanyakannya kepada tuan Im karena tuan Im sempat berbicara dengannya dan mereka sempat tertawa bersama, aku rasa mereka saling mengenal.”
“Ck, menyebalkan kenapa aku harus berbicara dengan kakek.” Yoona melipat kedua tangannya didada kemudian berjalan kelantai dua menuju kamarnya. “Aku membenci kakek.”
Paman Kang terkekeh mendengar teriakan Yoona. “Astaga, anak itu sedang merajuk.” Ujarnya kepada beberapa pelayan yang melihat kelakuan Yoona yang seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Príncess [YOONHUN]
FanfictionYoona adalah cucu dari seorang konglomerat di Korea Selatan. Sejak kecil, Yoona selalu dimanja oleh kakeknya karena Yoona tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tuanya yang sudah meninggal karena kecelakaan. Yoona tumbuh besar menjadi anak y...