Chapter 2

2.4K 209 2
                                    

"Ahh--Capeknya" gerutu Jungkook ketika sudah berada di lift apartemennya. Ia tak menyadari bahwa di lift itu juga ada orang lain. Namun saat ingin merenggangkan otot-ototnya ia melihat orang itu. Spontan ia kaget dan salah tingkah.

"e-eh? J-junhongie? A-annyeong hehe.." ucap Jungkook terbata. Yang dipanggil Junhong itupun hanya tersenyum kikuk dan membungkuk untuk membalas sapaan Jungkook. Jungkook terdiam, seketika ia memikirkan banyak hal. Tak lama lift terbuka Jungkook dan Junhong pun berjalan beriringan dalam diam. Apartemen Jungkook dan Junghong memang sebelahan dan juga mereka teman satu sekolah dari Sekolah Dasar tapi entah kenapa tak ada satupun yang memulai pembicaraan.

"JUNGKOOKIEEE BANGUN! INI SUDAH SIANG!" teriakan wanita paruh baya itu menggelegar/?keseluruh ruangan.

"eungh~ eomma berisik sekali, ini masih jam 5 ma~" bukannya bangun Jungkook malah menyamankan posisi tidurnya dan menutup matanya lagi. Tak menghiraukan teriakan yang dipanggilnya eomma itu.

"KAU LUPA SEKARANG HARI APA? AYO BANGUN INI HARINYA KAU BUANG SAMPAH! CEPAT NANTI KAU TERLAMBAT SEKOLAH!" Jungkook berdecak kesal lalu bangun untuk mencuci muka lalu menuruti perkataan eommanya itu.

.

.

Jungkook POV

Halo! Aku Jungkook dari keluarga bermarga Jeon. Aku baru menduduki bangku dikelas 2B disalah satu sekolah di Seoul. Kenapa aku bukan 2A karena aku menolak berada dikelas itu karena ya... Sebenarnya... Aku... Menyukai seseorang dikelas itu. Bahkan orangnya itu adalah teman masa kecilku dan juga tetanggaku. Ya, itu Junhong, lelaki tinggi tampan, jago olahraga dan pintar dari keluarga bermarga Choi yang tinggal sebelahan dengan apartemenku. Dia adalah teman masa kecilku, tapi entah kenapa semenjak kelas 4 sekolah dasar dia seperti menjauhiku. Hingga sekarang ia seperti tak ingin dekat denganku lagi hhhh.. Kalian berpikir bukan mengapa aku menyukai namja dan bukan yeoja? Entahlah itulah perasaanku sejak dekat dengannya. Lagipula disini hubungan sesama jenis tak dipermasalahkan. Jadi aku boleh dong suka sm Junhong? Aku memiliki sahabat semenjak masuk junior school. Namanya Park Jimin. Ia sangat imut dan manis walaupun seorang namja ia mempunyai pipi sechubby dan senyuman semanis yeoja. Ia lebih pendek dariku dan aku sangat menyayangi sahabatku yang satu itu. Dan lagi aku punya musuh bebuyutan! Kim Taehyung! Dia teman baruku juga di junior school tapi ia sekelas denganku waktu kelas 1, ia menendang kepalaku dari bangkunya dan ia bilang itu adalah salam perkenalan! What the hell!? Whats wrong with him?! Dia sangat aneh dan bodoh bagiku. Walau banyak yang menyukainya disekolah. Tetap saja bagiku ia itu adalah musuh bebuyutan! Ia juga pintar olahraga dan jago basket sama seperti Junhong. Tapi tentu kerenan Junhong hehe..
Tak terasa tempat pembuangan sampah yang kutuju sudah depan mata. Tinggal melewati taman dan lapangan basket itulah pembungan sampah. Aku mempercepat langkahku agar tak terlambat ke sekolah.

Dukh!

"aw!" aku meringis dan jatuh terduduk ditanah. Sepertinys ada sesuatu yang berat menimpa kepalaku. Aku sedikit pusing.

"ya! Gwenchanna? Mianhae.." aku tak merasa asing dengan suara ini. Kucoba menolehkan kepalaku dan... Gotcha! Musuh bebuyutanku ternyata! Mau nyari masalah apa lagi dia huh?

"apa yang kau lakukan disini?"

"harusnya aku yang bertanya. Sedang apa kau? Mau cari masalah lagi denganku?" tanyaku kesal karena yang menimpa kepalaku adalah bola basketnya. Ia mengulurkan tangannya padaku. Langsung ku raih dan coba berdiri walaupun sempat sempoyongan karena kepalaku pusing.

.
.

"Jungkook gwenchana?" tanya Taehyung lagi. Ia menopang badanku yang tadi hendak mau jatuh lagi. Akupun tak sadar dan hanya bergumam pelan seraya mengangguk. Apa tadi? Ia memanggil namaku dengan benar? Apa ini mimpi? Ia selalu memanggilku dengan sebutan 'babo kook'. Anehnya aku menoleh saat ia memanggilku itu. Aku memang bodoh. Aku sempat menatapnya dan iapun menatapku balik.
Deg!
Apa ini? Aku merasa aneh dengan tatapannya. Langsung kutolehkan wajahku ke arah lain. Entah kenapa denganku?

"apa kau pusing? Biar ku antar kau pulang." ia menatapku terus membuatku tak nyaman. Aku menggeleng kuat lalu menunjuk sampah yang tadi kubawa.

"aku harus membuang itu dulu lalu aku akan pulang. Kau sedang latihan basket? Untuk apa? Sepagi ini?" entah dari mana aku bertanya banyak padanya. Aku segera mengambil sampah itu. Ia terkekeh pelan membuatku menoleh padanya.

"aku ingin menjadi pemain inti. Itu berarti aku harus latihan keras dan mengalahkan Junhong." ia menghampiriku dan merangkulku. "ayo ku antar.." lanjutnya.

"haha kau tak mungkin mengalahkannya Tae! Kau bodoh ya Junhong terlalu jago dalam basket, kau tak mungkin mengalahkannya.." ucapku sambil tertawa ringan. Ia langsung terdiam menunduk. Aku merasa bersalah kali ini.

.

.

Tbc-

Hahhh .. cerita apaan ini makk😂😂 jangan lupa coment ya aku btuh bangt coment dari kalian . Makasih

Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang