"Eung.."
"Jungkook-ah kau sudah sadar?"
"Eomma?"
Wanita paruh baya itupun memeluk anak semata wayangnya. Ia benar-benar khawatir karena anaknya itu sudah pingsan selama satu hari penuh.
"Kau pingsan selama sehari sayang. Kau itu untuk apa hujan-hujanan seperti itu huh? Eomma khawatir sekali. Jangan seperti itu lagi!" Jungkook terdiam. Ia tak tahu harus menjawab apa. Banyak sekali yang ingin ia tanyakan.
Siapa yang membawanya pulang? Apakah Jimin?
"Taehyung yang menggendongmu pulang, ia segera pamit karena ia juga basah kuyup. Hubungi dia dan ucapkan terimakasih. Tapi sebelum itu, kau harus mengisi perutmu dahulu. Eomma ambilkan bubur ne."
Seakan tahu apa yang dipikirkan Jungkook, ibunya menjawab semua pertanyaannya. Jungkook mengangguk.
Taehyung..
Bagaimana bisa?
Apa Jimin yang memanggilnya?
.
."Jungkook-ah ada telepon dari Taehyung!" Teriak ibu Jungkook dari bawah. Jungkook yang baru saja membersihkan dirinya, langsung berlari kebawah.
Seharusnya aku yang menelepon. Dasar Tae!
"Yeoboseyo?"
"Jungkook-ah, kau sudah sembuh? Apa aku mengganggu istirahatmu?" Tanya Taehyung, terdengar sekali dari nada suaranya yang khawatir. Jungkook terkekeh pelan. Ah ia merindukan pelukan Taehyung.
"Aku sudah sembuh, YA! Seharusnya aku yang meneleponmu! Ah~ terimakasih Tae-ya kemarin kau menjadi penolongku hehehe.." Ucap Jungkook. "Bagaimana dengan Jimin? Yang kulihat kemarin Jimin membukakan—"
"Dia sudah menerima kita. Kau! Jangan seperti itu lagi! Kau hampir mati kedinginan hanya karena dia! Jangan dekat dia lagi!" Nada suara Taehyung berubah seketika. Jungkook terdiam. Berarti Taehyung tau semuanya?
"B-bagaimana bisa! Iakan sahabatku!" Ucap Jungkook dengan bibir bergetar. Ia takut, entah apa yang ia takutkan. "A-aku.. Merindukanmu. Bisakah kau datang?" Ucap Jungkook mengalihkan pembicaraan.
Entah mengapa ia benar-benar ingin bertemu dengan Taehyung dan memeluknya erat. Bagaimana bisa perasaan takut ini datang?
"Aku juga merindukanmu. Tapi tak bisa sekarang. Besok kita bertemu, dilapangan kosong. Bagaimana?" Tubuh Jungkook bergetar, ia tak tahu ia mengapa. Ia ingin bertemu dengan Taehyung sekarang dan memeluknya. Ia takut terjadi sesuatu yang memisahkan dirinya dan Taehyung.
Perlahan airmata itupun jatuh. Jungkook menahan isakannya dan mencoba berkata sewajarnya.
.
.
"A-aku ingin sekarang! A-aku tak bisa menunggu besok! Aku merindukanmu..hiks." Isakan itupun lolos membuat Taehyung diseberang sana khawatir.
"Ada apa hey? Aku tak bisa sekarang. Uljimayo~ besok kita akan bertemu. Jam 10 oke? Tenanglah.." Ucap Taehyung dengan lembut. Jungkook mengangguk walaupun tak bisa Taehyung lihat. "Kalau begitu aku tutup, mimpi indah chagi."
Jungkook terdiam lagi, iapun menaruh gagang teleponnya lalu kembali kekamar. Berbaring diatas kasur king size miliknya.
Aku harus tenang. Besok akan bertemu dengan Taehyung. Taehyung tak mungkin mengingkari janjinya.
Cepatlah datang hari esok..
Aku merindukanmu..
Taehyung-ah.."Jungkookie~ sarapan!" Teriakan ibunya membuat Jungkook langsung meluncur ke ruang makan. "Eoh? Rapih sekali? Kau ingin kemana?" Tanyanya saat melihat Jungkook yang sudah rapih. Jungkook tersenyum lebar lalu duduk dikursinya.
"Bertemu Taehyung." Ucapnya girang. Ia memakan roti dengan selai strawberry. Ibunya hanya menggelengkan kepalanya. Anaknya itu seperti wanita jika sedang jatuh cinta seperti ini. Oh tentu wanita paruh baya ini tak keberatan jika anaknya menjalani hubungan terlarang, gay. Ia tak apa asal anaknya itu bahagia.
"Eomma~ aku berangkat!" Ucap Jungkook yang entah sejak kapan sudah menghabisi susunya. Ia mencium pipi ibunya lalu berlari keluar. Jungkook bersemangat sekali hari ini. Tentu saja karena Taehyung.
"Haaaa~ hari yang indah.. Aku tak sabar bertemu Taehyung~" Ucap Jungkook sembari berjalan kearah lapangan kosong tempat janjian mereka.
"Uh? Baru jam 9, aku terlalu bersemangat hehe.." Jungkook menduduki dirinya disalah satu bangku yang ada disana. Ah ia tak suka menunggu. Itu membuatnya mengantuk. "Cepatlah datang Taehyung..." Detik berikutnya Jungkook sudah tertidur.
.
.
"Jungkook-ah~"
"Eoh? Taehyung..."
"Kau sudah lama menunggu?"
"Tidak, aku yang terlalu bersemangat ingin bertemu denganmu hingga datang lebih awal dan tertidur hehe.."
"Seberapa besar rasa rindumu eum?"
"Sangat besar! Peluk aku!"
"Haha kau ini manja sekali."
"Biar saja~ eung~ Tae?"
"Kenapa sayang?"
"Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku."
"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu."
"Janji?"
"Aku selalu ada dihatimu. Jadi aku takkan meninggalkanmu."
"Saranghae Tae-ya~"
"Nado Kookie~"
.
.
Tbc--
Yess .. tinggal satu chap lagii kelar dah nih ff fiuhh😧😩😩 .. jangan lupa beri saran kalian yaaa .. aku butuh banget saran masuk dari kalian buat ff gajeku inii .. makasih ..
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Day
Fanfictionawalnya aku menyukai tetanggaku yang bernama junhong , namun ketika bersama taehyung entah mengapa aku sangat penasaran denganya, dan jantungku selalu berdegup kencang ketika melihat senyumnya. apakah aku mencintainya? . . tapi semuanya sudah terla...