"Apa kau ingat tanggal berapa itu?" Tanya Junhong sembari mengeratkan rangkulannya pada JungKook. JungKook tertawa pelan lalu mencubit hidung Junhong.
"Tentu saja aku ingat. Angka sial bagi semua orang, namun angka yang sangat istimewa bagiku." Junhong merangkul JungKook dengan erat lalu mencium pucuk kepalanya. Ia semakin menyayangi namjachingunya ini.
Apa aku harus terus seperti ini? Membuatnya bahagia seolah-olah aku juga bahagia? Apa tindakanku ini salah? Kurasa tidak. Karena disini tak ada yang mengetahui perasaanku.
Tanpa Jungkook dan Junhong sadari ada yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua dari belakang. Terlihat senyuman menghias wajahnya, namun bukan senyum manis khasnya tapi senyum yang terlihat terpaksa. Siswa itupun berlari kecil lalu menghampiri dua orang yang sedang bermesraan itu.
"Kookie-yaaaa aku merindukanmuuuu!" Teriaknya yang langsung mendorong Junhong dan memeluk JungKook dengan erat seperti anak kecil yang sudah menemukan ibunya.
"Astaga Jimin-ah kau ingin membuatku jantungan huh?" Ucap JungKook namun ia tertawa dan membalas pelukan JiMin.
Junhong yang terlihat kesal karena kedatangan JiMin langsung memasang wajah datarnya. Tenanglah Junghongie, JiMin hanya sahabat JungKook okay..
.
"Jika kau jantungan, aku akan memberikan jantungku untukmu~" Oh baiklah apa itu pantas disebut sahabat? Junhong melotot seketika mendengar ucapan JiMin yang malah dibalas tawaan oleh JungKook.
"Dan aku takkan membiarkan JungKook ku jantungan." Kata Junhong. "Jika JungKook benar jantungan karenamu maka aku akan membunuhmu." Lanjutnya. JiMin dan JungKook langsung terdiam seketika.
"Kookie-ya Junhong ingin membunuhku. Bukankah ia jahat? Putuskan saja! Huh!"
"Apa kau bilang? Seenaknya saja kau berkata seperti itu!"
"Apa? Kau memang jahat terlihat dari tubuh tinggimu yang tak wajar itu!"
JungKook melongo tak percaya melihat adegan langka ini. Lihatlah wajah Junhong yang merah karena menahan amarahnya. Dan JiMin yang terlihat sedikit jinjit meladeni Junhong. JungKook bahkan berpikir ingin merekam adegan ini.
Oh tak tahukah kau Kook, jika mereka benar-benar terpancing emosi?
"Bukan aku yang tinggi tak wajar! Tapi kau yang terlalu bogel!"
"YA! Aku tidak bogel! Aku hanya beda 3cm dari JungKook!"
"Kau itu bogel, pendek, bantet, gendut!"
"YAK! Aku tidak gendut! Kau yang terlalu tinggi dasar tiang berjalan!"
Astaga tak tahu malukah mereka berdua? Sedari tadi jadi bahan tontonan bahkan bahan omongan siswa/siswi atau orang yang lewat.
Sementara Junhong dan JiMin yang sedang terbuai dengan acara saling mengejeknya, Taehyung tiba-tiba datang merangkul JungKook dan menggeretnya segera ke arah sekolah yang memang sudah didepan mata."HEI! APA KALIAN INGIN TERLAMBAT?!" Teriak Taehyung yang menoleh sambil tertawa. Junhong dan JiMin menghentikan acara saling mengejeknya dan menoleh ke sumber suara yang sudah tak asing lagi.
Seketika JiMin dan Junhong yang sekarang melongo melihat Taehyung yang sudah menjauh dengan JungKook dirangkulannya dan tertawa bersama."Kookiiiee-yaa!"
"Taehyuuungg!"
.
.
Dan tak ada yang menyadari bahwa saat ini jantung JungKook berdegup cepat dan ia merasa bahagia dirangkul oleh Taehyung. Yah, biarlah hanya ia dan Tuhan yang tahu.
.
.
Lanjut tidak ya --lanjut tidak yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Day
Fanfictionawalnya aku menyukai tetanggaku yang bernama junhong , namun ketika bersama taehyung entah mengapa aku sangat penasaran denganya, dan jantungku selalu berdegup kencang ketika melihat senyumnya. apakah aku mencintainya? . . tapi semuanya sudah terla...