"hey Jungkookie~ kau punya pulpen merah kan? Aku pinjam dong!" pinta Jimin dengan mata sipit yang memohon itu. Jimin sangat imut. Akupun mengacak rambutnya lalu memberi pulpen berwarna merah kesukaanku. Ya, aku sudah di sekolah. Kejadian tadi pagi bersama Taehyung membuatku pusing. Namun orang itu belum datang. Kemana dia?
"kau ingin menulis apa dengan pulpen meran Minnie?" tanyaku pada Jimin. Ya, aku lebih suka memanggilnya Minnie dibandingkan Jimin. Ia mengambil penghapus lalu membuka bungkus yang menutupi penghapus itu lalu menuliskan nama seseorang.
"kau tidak tahu? Ini sedang ngetren di Jepang, Cina dan Korea. Ramalan Penghapus. Jika kau menulis nama seseorang yang kau suka dibalik penghapus lalu menutupnya lagi tanpa ada yang mengetahuinya. Jika tak dilihat oranglain kau akan berjodoh dengan orang itu. Tapi, kalau dilihat maka ramalannya akan meleset dan akan menjadi bencana untukmu." jelas Jimin panjang lebar membuatku berpikir aku akan melakukannya dan menulis nama Junhong.
.
.
"siapa nama yang kau tulis Minnie?" tanyaku penasaran karena Jimin sudah selesai menulis tanpa sepengetahuanku dan langsung menutupnya kembali. Aku tak ingin ramalannya gagal hanya karena melihatnya bukan? Jadi aku lebih baik bertanya.
"musuhmu.." ucapnya pelan tapi masih bisa ku dengar. Taehyung? Oh astaga aku tak menyangka Jimin juga menyukainya. Aku melihat rona metah dipipinya. Akupun terkekeh.
"bagaimana bisa kau menyukai orang menyebalkan itu? Haha ada-ada saja kau Minnie.." pipi Jimin terlihat semakin memerah.
"karena dia selalu bilang ' ' aku jadi menyukainya." akupun hanya mengangguk paham. Memang benar Taehyung selalu memanggilnya imut.
Akupun kembali duduk dibangku ku untuk mengikuti ramalan itu. Choi Junhong. Ja! Sudah kutulis lalu dengan cepat aku membungkusnya lagi. Semoga terkabul. Akupun memasukkan penghapus dan pulpen ke tempat pensilku.
"pagi babo kook!" sapa Taehyung sambil mengacak rambutku. Orang itu selalu membuatku kesal. "pagi Jiminie, kau imut seperti biasa." kulihat muka Jimin langsung memerah.
"pagi Taehyung~" Jimin membalas sapaan Taehyung dengan senyum imutnya. Aku hanya memutar bola mata malas.
Belpun berbunyi tanda pelajaran akan dimulai.
.
.
.
"baiklah bapak akan umumkan siswa yang harus dapat pelajaran tambahan. Namun yang mengajari teman kalian sendiri. Bambam kau belajar dengan Namjoon, Jongup dengan Jimin, dan Taehyung kau dengan Jungkook. Sekian, sampai bertemu besok. Selamat siang." aku bergidik ngeri saat namaku disebut dengan Taehyung. Mati saja aku. Kulihat Yongguk ssaem keluar kelas dan para siswapun mulai bubar. Aku menghela napas pelan lalu menoleh ke belakang ingin bertanya pada Taehyung. Tapi... Ia tertidur? Ingin rasanya ku lempar dia dengan bangku.
"yak! Tae ireona!? Sejak kapan kau tertidur?" tanyaku kesal dan langsung menjitak kepala orang itu. Ia bangun lalu menatapku bingung.
"aku disuruh mengajarimu, kau ingin belajar dimana? Disini?" tanyaku lagi. Ia langsung tersenyum membuatku ngeri.
di apartemenku. Ayo!" ucapnya dan langsung menggeretku. Sudah berontak juga percuma huh..
Dan disinilah aku, dikamar apartemen milik Taehyung. Tak jauh ternyata dari apartemenku. Aku mengajarinya dengan susah payah. Orang ini kelewat bodoh sepertinya."yasudah kerjakan 5 soal ini dulu. Kalau sudah aku koreksi." ucapku lalu dijawab dengan anggukan olehnya. Disaat seperti ini dengannya terasa nyaman. Melihatnya mengerjakan soal sangat lucu. Wajah bingungnya saat tak mengerti, terus tiba-tiba tersenyum lebar seakan menemukan jawabannya lalu wajah seriusnya begitu tampan. Eh?
"babo Kook, aku pinjam penghapus." ucapnya lalu mengambil penghapus dari tempat pensilku, aku masih asik memperhatikannya hingga tak sadar ia membuka bungkus penghapusku! Gawat!
"Choi Junhong.."
.
.
Tbc-
Makin lama auth ngerasa cerita ini mkin gaje yaa 😂😂 .. jangan lupa coment dan like nde .. --
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Day
Fanfictionawalnya aku menyukai tetanggaku yang bernama junhong , namun ketika bersama taehyung entah mengapa aku sangat penasaran denganya, dan jantungku selalu berdegup kencang ketika melihat senyumnya. apakah aku mencintainya? . . tapi semuanya sudah terla...