Satu

150 9 2
                                    

"Ka Aza!!!", teriak Via dari dalam kamarnya.

"Kenapa Vi?", balas Aza yang sudah mengenakan seragam sekolahnya dari meja makan.

Via pun keluar kamarnya dan turun menuju meja makan menemui kakanya.

"Mana tas brown aku yang kemaren kaka pinjem kemaren?", tanya nya sambil membawa tas pink soft miliknya yang ia bawa dari kamarnya.

"Oh, ada ko"

"Mana? Kan kaka janji hari ini mau balikin", gerutu Via yang langsung duduk di salah satu kursi meja makan dan memakai sepatunya.

"Aza juga sih, kan udah punya tas ngapain minjem punya Via?", Bunda yang sedang menyendokan sarapan untuk Via ikut campur dengan masalah kedua anaknya itu.

"Bukan tas yang biasa Aza pake nda, tapi tas selempang"

"Kan Aza udah punya banyak, ngapain minjem tas Via?"

"Waktu itu tas yang warna coklat yang mau Aza pake dicuci nda terus belom kering"

"Kenapa ga pake tas punya Aza yang lain?"

"Ga pas sama warna bajunya nda"

"Bukannya Aza punya dua tas warna coklat? Yang hadiah dari Mario sama hadiah dari Rifan buat Aza"

"Iya. Yang satunya kan dicuci yang satunya lagi ilang sama Via. Kan waktu itu via pake tas aza, yang dikasih sama Mario, terus dia kelupaan tasnya ditinggal di toko baju pas nyobain baju gitu, pas balik lagi udah ga ada nda"

"Tapi udah dicari?", tangan Bunda menyodorkan sepiring nasi dan lauknya ke Via.

"Udah nda, tapi gaada" sebenarnya Aza malas harus membicarakan ini namun ia berusaha menghormati Bundanya dengan menjawab pertanyaan dari Bundanya.

"Yaudah nanti Aza kembaliin tas Via, terus nanti pulang sekolah Aza beli tas lagi deh biar ga ribet"

"Iya nda"

"Jangan lupa minta ditemenin Rifan, biar Aza ada yang jagain. Udah mau jam 6 tuh cepetan sarapannya. Via kan murid baru, ga lucu dong kalo Via telat. Hari ini Bunda yang nganter kalian"

"Emang Ayah kemana nda?", Via yang daritadi hanya diam mendengarkan pembicaraan kakanya dengan Bundanya, sekarang membuka mulutnya namun tetap dengan raut wajah yang sedikit kesal dengan kakanya.

"Ayah udah dari pagi berangkat ke kantor"

Via dan Aza sudah selesai sarapan dan sudah rapih mengenakan seragam sekolahnya, sekarang saatnya mereka berangkat sekolah.
---

Vannesya Azalia (aza) dan Lasya Olivia (via) adalah adik kaka yang umurnya hanya beda satu tahun.

Awalnya Via tidak satu sekolah dengan kakanya namun sekarang ia satu sekolah, mungkin Bunda memindahkan sekolah Via agar lebih mudah mengantar mereka sekolah dan lebih dekat dari rumah.

Aza memiliki seorang sahabat laki laki yang sekolah bersama dengannya, namanya Fatirrahman Radifab (rifan). Mereka bersahabat sejak kelas 10 di SMA Sertoe. Namun Via sendiri belum mengetahui wajah Rifan karna memang mereka belum bertemu, Via hanya sering mendengar namanya.
---

Sampainya di sekolah, Via masuk bersama kakanya dan Bundanya.

Ditengah tengah perjalanan mereka melewati koridor, ada seseorang yang memanggil Aza dari arah belakang mereka. Siapa lagi kalau bukan Rifan.

"Eh Bunda", Rifan segera salim dengan Bunda.

"Za, Bunda sama Via tinggal ya. Ada Rifan tuh"

"Oh iya nda", mereka berpisah di depan tangga. Aza dan Rifan berbelok menuju tangga dan Bunda bersama Via berjalan menuju ruang kepala sekolah.
---

Jam pertama dan kedua pun selesai, saatnya mereka istirahat. Rifan mengajak Aza ke kantin namun ia ingat dengan adiknya jadi ia memilih ke kelas adiknya dahulu baru ke kantin.

Ditengah tengah perjalanan mereka menuju kelas 11 Rifan membuka mulutnya.

"Za yang tadi bareng Bunda lu siapa?"
"Oh itu... Itu adek gue. Namanya Lasya Olivia, panggil aja Via"
"Oh, murid baru ya?"
"Iya. Eh iya lu nanti mau ga nemenin gue beli tas?"
"Lagi?"
"Yaelah Fan"
"Iya mau ko, kebetulan juga gue lagi bawa mobil. Tapi kita pulang dulu?"
"Gausah, emang mau ngapain?"
"Adek lu gimana?"
"Dia paling dijemput"
"Oh ok"
---

Rifan termasuk murid di SMA Sertoe yang ganteng dan cool. Ia memiliki tubuh yang tinggi, kulit yang coklat muda, wajah yang tampan dan cool, dan otak yang pintar, Rifan termasuk murid yang paling dibangga banggakan oleh warga sekolah, begitu juga dengan Aza yang sangat dibanggakan oleh warga sekolah. Namun Rifan tidak suka dengan beberapa murid yang suka mendekati dirinya karna ada maunya atau karna dirinya yang menurut orang lain sempurna.
---

Saat Via keluar kelas, ia melihat gerombolan murid kelas 11 dengan dua orang murid kelas 12. Ternyata itu adalah Rifan dan Aza bersama beberapa adik kelas yang mereka belum kenal. Aza melihat Via didepan kelas 11, ia pun memanggilnya.

"Vi?"
"Ka Aza? Ngapain disitu?", Via pun mendekati Aza dan Rifan.
"Ke kantin yuk Vi"
"Terus temen kaka?"
"Gapapa tinggalin aja"

Via pun bersama Aza ke kantin namun tidak beberapa lama Rifan datang.

"Parah lu Za ninggalin gue"
"Lagian sih lu ganteng"
"Untung temen"
"Eh iya kenalin nih Vi, ini temen kaka namanya Rifan"
"Lebih tepatnya sahabat"
"Pengen banget dibilang sahabat apa?"
"Yaudah gajadi gue temenin beli tas"
"Gapapa sih paling juga lu yang nanti di introgasi Bunda"
"Ahmasa"
"Udah makan dulu gih keburu bel nanti"

Mereka bertiga pun makan di kantin. Setelah bel berbunyi, Via segera naik ke atas kecuali Aza dan Rifan yang disuruh Bu Salsa untuk membantunya membawakan buku tulis murid kelas 12-1 yang akan ia periksa.
---

Kring,,
Bel pulang berbunyi.

Aza, Rifan, dan Via pun berjalan melewati koridor. Selama mereka jalan di koridor, Aza dan Rifan terus saja bercanda sedangkan Via terus memandangi wajah Rifan dan sesekali tertawa melihat tingkah mereka.

loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang