Sembilan

27 2 0
                                    

Tak terasa waktu telah menujukan pukul 3 sore. Rifan sudah selesai latihan basket dan ia pulang ke rumah aza karna di rumah rifan tidak ada orang, mama rifan sedang bersilahtuhrahmi di rumah tante lisa sejak pagi tadi dan ayah rifan sedang bekerja.

Bunda pergi keluar tidak mengunci pintu rumah karna ia tau aza, via, dan yasmin bisa menjaga rumah. Aza, via, dan yasmin sedang membuat adonan cupcakenya sambil bercanda.  Aza sesekali mencoret wajah yasmin atau via dengan adonan kue, begitu juga sengan via dan yasmin yang kembali membalas ke aza.

Mereka tetawa bersama dan meja dapur sangat berantakan. Rifan masuk kedalam rumah aza sudah mengucap salam dan sebelumnya mengetuk pintu dulu tetapi aza, via, dan yasmin tidak mendengarnya akhirnya rifan masuk. Ia mendengar suara tawa 3 perempuan, sepertinya rifan mengenalnya.

Ia pun berjalan menuju arah suara itu. Dan sebelum rifan masuk ke dapur ia mengintip tingkah 3 perempuan itu dari balik dinding. Rifan tertawa kecil melihat tingkah 3 anak dewasa yang seperti anak kecil. Rifan pun memunjukan dirinya dan membuat 3 perempuan itu terdiam kaku melihat rifan berada didepan mereka.

"Lah fan? ko lu disini?"
"Ka rifan?"
"Rifan?"
Tanya aza, via dan yasmin ke rifan secara berurut.

"Iya gue. Latihan basketnya udah selesai"  "Kalian ngapain?"

"Ya buat cupcake lah fan", jawab aza yang kembali melanjutkan mengaduk adonan dengan serius sedangkan via mencuci peralatan yang sudah tidak digunakan lagi dan yasmin membuang bungkus bahan bahan yang tidak digunakan lagi.

"Buat cupcake ko kayak perang sih", rifan mencuci tangannya dan membantu yasmin membuang sampah karna terlalu banyak bungkus bahan bahan yang membuat yasmin susah membuangnya.

"Ya emang kenapa? Salah gitu?", via dan yasmin hanya seperti nyamuk yang menganggu aza dan rifan.

"Kalo gue tau yasmin disini tadi gue ajak farell kesini deh. Dia gabawa mobil ya min?", sekarang rifan membantu via meletakkan peralatan yang telah dicuci ke tempat asalnya.

"Ha? Gatau gue", yasmin telah selesai mengerjakan tugasnya dan sekarang ia ingin menyiapkan ovennya.

"Apa yang perlu gue bantu nih?", tanya rifan yang malah berdiri disamping aza dan mencolek sedikit adonan ke pipi kanan aza.

"Ish rifannnn", rifan tertawa kecil mendengar jawaban dari aza lalu ia segera mengusap pipi kanan aza.

"Ya sorry. Ga enak nih, aza gabisa dijailin"

"Ish sadar dong fan disini ga cuma ada kita", bisik aja ke telinga kiri rifan.

"Ya terus?", balas bisik rifan ke telinga kanan aza. Ternyata diam diam yasmin dan via melihatnya.

"Ish malu lah", balas aza ke telinga kiri rifan.

"Za, ovennya udah siap nih. Adonannya udah belom?", tanya yasmin yang memotong pembicaraan aza bersama rifan.

"Oh nih udah", aza menuang adonan kedalam cetakan dibantu rifan.

Bunda ternyata sudah pulang dan segera masuk kedalam dapur mengecek bagaimana keadaan 3 anak perempuan yang ia tinggal tadi.

"Eh ada rifan"
"Hehe iya tante", rifan salim dengan bunda.
"Udah za?"
"Udah nda tapi dapur kotor"
"Ko bisa?"
"Hehehe biasa nda", via segera berlari kecil keatas menuju kamarnya sambil menarik tangan yasmin.
"Yaudah biar bunda yang urusin ini. Aza sama rifan main aja biarin via sama yasmin", aza menarik tangan rifan menuju halaman belakang melewati pintu belakang.

Bunda membersihkan meja dapur yang kotor terkena bahan bahan adonan dan menunggu adonan matang di meja makan sambil bermain handphonenya.

Didalam kamar via cerita tentang isi hatinya ke yasmin karna memang dia tau yasmin disukai oleh rifan namun yasmin tidak kembali membalas rasa sukanya ke rifan namun sebelum via cerita ia bertanya tanya dulu ke yasmin.

Sedangkan aza mengajak rifan ke halaman belakang. Tingkah mereka yang seperti anak anak muncul lah.

"Fan, yasmin tadi liat foto kita pas lagi di taman deket sekolah yang gue taro di tangga"
"Iya?"
"Iya seriusan. Dia tiba tiba berenti disitu ngeliatin fotonyapas terus pas gue tanya dia lanjut jalan lagi"
"Maksud dia apa sih?"
"Gue ga ngerti juga. Dia juga tadi ngeliatin foto lu pas di kamar gue kemaren, yang bunda cuciin"
"Oh... Yaudahlah biarin suka suka yasmin. Gue lagi nyoba move on, jadi ga terlalu meduliin"
"Yakin bisa?"
"Bantuin lha"
"Iya tenang gue bakal bantuin", aza dan rifan tiduran dibawah pohon yang berukuran sedang diatas rerumputan.

Keadaan didalam kamar via cukup tenang. Via duduk di kasurnya sedangkan yasmin duduk di kursi belajar via.

"Ka yasmin suka ga sih sama ka rifan?"
"Emang kenapa?"
"Gapapa"
"Via suka ya sama rifan?"
"Apasih ka"
"Kalo iya bilang aja"
"Emang kenapa kalo iya? Dan kalo engga?"
"Ya gapapa. Gue cuma nebak"
"Sok tau nih ka yasmin"
"Tapi bener kan?"
"Hmm bisa dibilang gitu, hehe"
"Kenapa foto rifan via taro diatas buku diary via?"
"Gapapa, biar via bisa bisa liat ka rifan saat via mau nulis diary"
"Via cinta banget ya sama rifan?"
"Entah, ka"
"Sebenernya-", yasmin menghentikan kalimatnya dan berdiri menghadap jendela kamar via yang mengarah kearah halaman belakang dan yasmin melihat ada aza bersama rifan yang sedang tiduran di rerumputan sambil bercanda.

loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang