Tujuh

27 3 0
                                    

Aza mengajak rifan ke kursi yang berada dekat dengan tanaman obat dan juga sayuran. Di kursi itu terasa udaranya sejuk, juga aza mau menelfon orang tuanya.

"Ngapain kita disini za?"
"Gapapa, enak udaranya sejuk. Oh iya gue izin mau nelfon bunda dulu ya, sebentar ko"
"Oh ok"

Selama rifan menunggu aza, ia memikirkan apakah benar via menyukainya?

Via beneran suka ya sama gue? Dan kenapa selama gue kayak berlaku romantis kayak orang pacaran selalu diliat via? Kasian juga hati dia kalo selalu gini. Tapi gua emang ga suka sama dia. Au ah gue pusing mikirinnya.
Batin rifan.

"Nda, via izin hari ini"
"Lha kenapa?"
"Katanya, dia pusing"
"Terus dia pulang bareng siapa?"
"Bareng khansa. Nanti khansa anterin via sampe rumah ko nda"
"Khansa juga ga sekolah?"
"Iya dia izin juga, emang dari kemaren dia udah izin hari ini cuma ngikutin upacara. Katanya, ada acara keluarga"
"Oh yaudah nanti bunda telfon via. Kamu di sekolah hati hati ya"
"Iya nda"

Aza selesai menelfon bundanya dan sekarang ia menemui rifan yang sedang bermain handphonenya namun dengan pikiran kosong.

"Woy. Mikirin paan lu? Bengong aja. Kesambet baru tau rasa"
"Za apa bener ya via suka sama gua?", aza pun kaget mendengar kalimat rifan, dan ia juga lihat dari wajah rifan yang begitu serius. Aza pun duduk disebelah rifan.
"Kenapa emangnya? Gue gatau dia beneran suka apa engga. Lu suka ya sama dia? Tembak deh, mungkin dia terima"
"Ga lah"
"Oh iya, lu kan masih berharap sama yasmin. Oops sorry fan"
"Ya gapapa. Gue sekarang lagi nyoba buat ngelupain yasmin, za"
"Ya gue juga"
"Ngapain lu ngelupain yasmin?"
"Maksudnya ngelupain mario"
"Yakin bisa?"
"Bismillah"
"Gua liat sekarang mario muncul lagi"
"Maksud lu?"
"Tadi gue liat mario jalan dari arah ruang guru pas lu lagi nelfon, kan keliatan tuh ruang guru dari sini"
"Emang ya?"
"Serah lu. Tuhkan gabisa move on"
"Coba dulu lha"

Rifan tertawa, mereka bersandar di sandaran kursi itu dan bercanda sambil sesekali tertawa. Mereka seperti sepasang kekasih, namun tidak.
---

Ternyata kaka yang dimaksud dengan khansa adalah mario. Via kaget mengetahui ternyata mario adalah kakanya khansa. Dunia sungguh sempit.

"Ka mario?", tampaknya mario juga kaget mengetahui via ada di sekolahnya.
"Via? Kamu sekolah disini?"
"Iya ka"
"Oh. Kaka kamu mana?"
"Ka aza maksudnya?"
"Ya siapa lagi kaka kamu?"
"Ka aza doang. Ka aza ada sama ka rifan"
"Mereka berdua mulu ya?"
"Ka mario cemburu ya?"
"Hah? Engga sih"
"Kaaaa ini kapan baliknya", kata khansa yang sudah bosan menunggu via dan mario.
"Oh iya, ayok masuk via"
"Aku engga nih ka?", kata khansa dengan wajah yang kesal.
"Oh kamu cemburu ya", balas kakanya dengan wajah mengejek.
"Apasih ka", khansa hentakan kaki kanannya ke aspal parkiran.
"Ayok ayok masuk", mario menahan tawanya.

Sebelum khansa dan kakanya kembali ke rumah, mereka mengantarkan dulu via ke rumahnya. Dan selama perjalanan via bersama khansa cerita namun via hanya diam menanggapi khansa karna via sedang menahan rasa pusingnya di kursi belakang, sedangkan mario sesekali menatap ke kaca yang berada didepan melihat kedua tingkah anak kelas 11 itu dan kembali melihat jalan.

Khansa sama via deket banget ya... Kayaknya gue bisa manfaatin kedekatan mereka buat-

Batin mario yang tiba tiba terhenti akibat mario melihat wajah via semakin pucat.
---

"Rifannnn", tiba tiba farell memanggilnya dari arah belakang mereka.
"Ngapa rel?"
"Tadi gue dikasih tau staf katanya mau ada lomba basket terus yang eskul basket jangan pulang, selain anak basket boleh pulang boleh engga"
"Terus maskud lu?"
"Ya lu kan ketua basket kumpulin anak basket terus kita latihan dari sekarang"
"Za lu gimana?"
"Gue tungguin ko"
"Gausah nanti malah ngerepotin lu"
"Gapapa. Gue tunggu disini ya, sekalian nonton lu latihan basket kan keliatan"
"Gapapa?"
"Ya gapapa"
"Yaudah"
---

Rifan telah mengganti pakaian seragamnya dengan pakaian basket. Sudah tampan selagi mengenakan pakaian biasa atau seragam apalagi saat rifan mengenakan pakaian basket, ia terlihat lebih tampan. Banyak anak perempuan yang lebih memilih menonton mereka latihan basket dari pada harus pulang. Hanya aza lah yang sibuk bermakn gadget sambil menunggu rifan namun sesekali ia melihat lapangan yang dipinggir lapangan sudah dipenuhi oleh murid perempuan sma sertoe termasuk yasmin.

"Yasmin", aza memanggil yasmin yang sedanng berdiri didekat lapangan, yaamin pun mendekati aza.
"Kenapa za?", yasmin duduk disamping aza.
"Lagi liatin pacar ya"
"Siapa za"
"Siapa lagi kalau bukan farell"
"Apaan sih za, jangan kenceng kenceng nanti banyak yang denger"
"Haha gapapa biar gaada yang deketin farell karna farell udah ada yang punya juga biar gaad yang deketin lu karna lu udah ada yang punya"
"Oh ya za gue denger denger tadi lu pingsan ya?"
"Iya. Lu tau dari mana?"
"Ya kita kan sekelas tadi pas upacara gue ga liat lu"
"Emamgnya lu ga liat gue dibawa sama rifan?"
"Engga hehe"
"Terus lu tau darimana gue pingsan. Kan bisa aja gue ga masuk makanya pas upacara gaada gue"
"Gue ga sengaja ketemu rifan tadi pas dia ke toilet. Terus gue tanya aza mana kata dia lu pingsan"
"Terus terus"
"Sebenernya gue pengen ke uks nemuin lu tapi farell udah nunggu gue di kelas kasian kan kalo kelamaan"
"Oh iya pjnya mana nih? Gue belom dapet pj dari lu kayaknya"
"Oh iya haha gue lupa. Ayok ke kantin gue teraktif"
"Ga ah gue kenyang. Lagi pula gue bercanda kali min"
"Ga. Pokonya gue bakal teraktir lu. Besok. Kan besok libur tuh. Besok pagi gue ke rumah lu kam sepuluh"
"Pagi banget"
"Gapapa sekalian silahturahmi sama keluarga lu hehe. Eh tapi ganggu ga?"
"Ga ko"
"Okay besok ya. Eh lu mau nunggu rifan sampe selesai latihan?"
"Iya emang kenapa?"
"Ga kelamaan? Mereka kalo ga salah latihannya bisa sampe jam dua atau tiga lho. Sekarang aja baru jam sepuluh"
"Lama banget"
"Ya kan istirahatnya juga lama"
"Lu emang mau balik?"
"Iya. Mau bareng ga? Gue lagi bawa mobil nih"
"Oh yaudah tapi gue bilang ke rifan dulu"
"Ga bakal bisa za. Liat lapangan rame mending lu chat aja dia nanti pas istirahat pasti rifan baca"
"Oh iya ya"
"Yaudah yuk za ke parkiran"

loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang