Dua

64 7 3
                                    

Sebelum Bunda dan Via pulang,  Aza telah meminta izin untuk pergi dahulu bersama Rifan.

Keheningan yang sempat berada dalam mobil Bunda pun menghilang karna pertanyaan dari Bunda.

"Gimana Vi di sekolah baru?"
"Gimana apaanya nda? Seru seru aja sih"
"Udah ada temen?"
"Bunda lupa ya, kan temen SMP VIa si Khansa, sekolah disitu nda dan Via kebetulan sekelas sama dia, cuma hari ini dia gamasuk katanya sakit"
"Oh iya. Via, Bunda mau ke supermarket dulu beli bahan buat cupcake, Via mau ikut?"
"Mau!", jawab Via dengan semangat.
"Via suka ya sama Rifan?", pertanyaan dari bunda membuat Via kaget.
"Hah? Ah-engga nda"
"Bohong. Tadi Bunda liat pas Aza sama Rifan bercanda di koridor, Via liatin mukanya Rifan terus"
"Emang kalo ngeliatin terus artinya suka nda?"
"Ya engga sih. Tapi, dari mata Via ngeliatin Rifan beda gitu", Viatidak menjawab lagi karna ia sudah terlanjur malu.
---

Sekarang Rifan dan Aza belum jalan membeli tas dan mereka masih di sekolah. Sebenarnya Aza sudah ingin berangkat membeli tas daritadi namun Rifan  menahannya.

"Udahlah ayuk jalan Fan. Kita ngapain diri didepan pager kayak gini?"
"Tunggu sebentar"
"Mau ngapain?"
"Gue belom liat Yasmin. Dia pulang bareng siapa ya? Kan kasian kalo pulang sendiri"
"Dia? Lagi?", Aza menarik tangan Rifan menuju mobil Rifan sebelum Rifan menjawab pertanyaannya.

Rifan pun menyetir mobil menuju mall yang dekat dengan komplek rumah Aza, Aza akan membeli tas di toko salah satu mall itu yang sebelumnya mereka pernah datangi ke tempat itu untuk membeli tas juga.

"Lu masih suka sama Yasmin?"
"Menurut lu?"
"Iya?"
"Yaudah itu lu tau"
"Udahlah Fan. Kemaren tuh dia chat gue"
"Dia ngomong apa?"
"Katanya...", Aza menghentikan kalimatnya,ia takut bila kalimat itu dilanjut akan membuat Rifan menjadi sedih.
"Apa?"
"Gajadi deh"
"Yaudah tapi nanti lu bilang ya ke gue"
"Insyaallah"

Mereka pun sampai ditempat tujuan. Setelah mereka selesai membeli tas, Rifan memberhentikan mobil yang ia setie di toko es krim dekat rumah Aza, Rifan pun tidak lupa untuk membelikan buat Via.

"Fan makan es krimnya di rumah gue aja ya. Lu mau ke rumah gue dulu kan?"
"Iya"
---

"Via!!", teriak Aza dari depan pintu.

"Kenapa sih ka?", lari kecil Via dari dalam kamarnya yang berada dilantai dua.

"Nih mau ga?"

"Es krim! Makasih ka", Aza tau kalau adiknya sangat menyukai es krim.

"Bilang makasih sama Rifan tuh. Dia yang beliin", seketika saat Via melihat rifan di belakang Aza ia menjadi kaku dan malu.

"Ma-makasih ka", dengan suara yang terbata bata.

"Ya sama sama Via", Via membuka bungkus es krimnya dan ia lihat es krim yang dibelikan Rifan rasa coklat, rasa favoritnya.

"Vi, kaka keatas dulu ya sama Ridan", Aza menarik tangan Rifan dengan tangan kanannya.

"Iya ka", Via pun menikmati es krim yang sudah dibelikan oleh Rifan di salah satu sofa ruang tamu sambil menonton drama korea.
---

Sampainya Rifan dan Aza di ruang keluarga yang berada di lantai dua, lebih tepatnya ditengah tengah antara kamar Aza dan Via, Aza mengganti bajunya lalu menemani Rifan yang sedang sendirian bermain handphonenya.

"Eh gamau makan es krimnya?", kedua tangan Aza menyodorkan es krim yang berbeda rasa.

"Oh iya lupa. Lu mau rasa apa?", handphone yang daritadi telah menemani kesendirin Rifan dalam menunggu Aza mengganti baju telah ia taruh diatas sofa.

"Vanilla", es krim rasa vanilla yang Aza pegang ditangan kirinya ia tarik dan es krim rasa strawberry yang ia pegang ditangan kanannya ia berikan ke Rifan.

loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang