Lima

23 4 0
                                    

"Bunda ada yang perlu aza bantu ga?"
"Aza udah sehat?"
"Kalo belum ngapain aza pake seragam sekolah dan make sepatu nda?"
"Iya juga sih. Gausah bantuin dikit lagi juga selesai. Aza panggilin via aja biar cepet turun"
"Oke nda", aza pun naik lagi keatas mengetuk pintu kamar via dan memanggilnya.

"Iya ka sebentar", via membuka pintu kamarnya dan telah menggunakan seragam dan sepatu juga membawa tasnya.
"Kaka pikir via gantian yang sakit"
"Yah jangan dong ka"
"Gapapa, biar diperhatiin sama rifan"
"Ish apasih ka"

Aza dan via berjalan bersama menuju meja makan. Dan aza lihat ayah sudah duduk di salah satu kursi meja makan sambil makan sarapan.

"Waduh ka aza udah sehat nih?"
"Iya yah, hehe"
"Kalo misalkan kamu di sekolah ngerasa pusing atau lemes langsung aja ke uks atau bilang rifan biar dia telfon bunda"
"Iya yah"
"Oh iya ko kalian pake seragam pramuka? Bukannya hari ini hari kamis ya?"
"Emang yah tapikan hari ini ulang tahun pramuka jadi disuruh pake seragam pramuka"
"Oh, berarti nanti upacara ya?"
"Iya"
"Yaudah sarapannya udah selesai belum? Keburu kalian telat kalo kelamaan"
"Udah yah", jawab aza dan via serempak.

Aza dan via pun berdiri dari duduknya dan salim dengan bunda lalu berjalan keluar rumah menuju mobil ayah. Sekarang saatnya bunda yang salim dengan ayah.

Aza, via, dan ayah pun sudah masuk kedalam mobil sekarang saatnya mobil ayah berangkat.

Selama di perjalanan via dan aza sibuk dengan kegiatannya masing masing. Via sibuk mendengarkan musik sambil membaca komiknya dan aza sibuk bermain handphone sambil senyum senyum.

"Ka aza kenapa senyum senyum?", tanya via yang ternyata melihat aza sedang senyum senyum.
"Hah? Gapapa ko. Ini si rifan ngelawak"
"Oh"
---

Sampai,,
Ayah tidak memasukan mobilnya kedalam sekolah seperti bunda yang kalau mengantarkan aza dan via memasukan mobilnya kedalam sekolah, mungkin agar ayah lebih mudah memutar balik arah mobilnya.

"Yah, aza sama via turun ya", aza dan via pun salim dengan ayah dan langsung keluar dari mobil.

Ternyata di pagar sudah ada rifan yang menunggu aza seperti kemarin. Dan tidak sengaja via bertemu dengan khansa saat akan berjalan melewati pagar sekolah.

"Nunggu siapa mas?"
"Apasih za, gaje lu"
"Yhe ditanya bukannya jawab malah ngomel"
"Nunggu seorang murid perempuan yang sekolah disini, orangnya jelek namun cantik seperti malaikat"
"Apasih lu? Jelek tapi cantik, maunya apa coba? Maruk lu, semuanya diembat"
"Ya suka suka gue, orang gue yang ngomong pake mulut gue ngapa lu yang ribet"
"Udahlah yuk masuk", aza berjalan lebih dulu dari rifan dan rifan menyusul aza.

Di belakang rifan dan aza ternyata ada via dan khansa.

"Vi lu sekolah disini?"
"Ya kalo engga gue gabakal disini sha"
"Iya juga sih"
"Yhe dasar"
"Eh lu tau ga kakel yang didepan kita?"
"Tau, itu ka aza sama ka rifan kan"
"Iya, mereka kan famous tau disini, gara gara kecantikan ka aza dan kegantengan rifan, terus dari prestasi, sifat, sama kesopanan mereka"
"Lebay lu"
"Ye serius"
"Ya terus? Orang ka aza aja kaka gue"
"Iya apa? Ko gue ga pernah liat dia di rumah lu?"
"Karna lu jarang main ke rumah gua dan ka aza juga lebih suka diem di kamar atau ga main sama ka rifan. Gue juga baru tau muka ka rifan kemaren kemarennya lagi padahal gue sering denger namanya"
"Ya elu lagian. Eh mereka kan queen and king disini"
"Queen and king?"
"Iya jadi osis sempet ngadain acara gitu dha. Terus di acara itu mereka milih queen and king gitu, milihnya sesuai prestasi dan wajah juga penampilan saat itu. Padahal ya gue liat penampilan ka aza sama ka rifan biasa aja, ga bagus bagus banget ga jelek juga. Tapi enak diliat pas dipake mereka. Orang ganteng ma orang cantik mah pake apa aja cocok ya vi"
"Serah lu dah sha"

Pagi hari ini sangat terik. Sebenarnya murid sma sertoe malas harus upacara namun sudah ketentuannya kalau hari ini harus upacara.

Aza baris di barisan perempuan pada urutan ke lima begitu juga rifan yang baris bersama cowok cowok teman sekelasnya dan ia baris di barisan ke lima, seperti aza.

Ternyata upacara hari ini lebih lama dari biasanya. Dan upacara baru saja 20 menit dimulai, aza mulai pusing dan lemas. Pandangannya mulai kabur dan kepalanya semakin pusing, lama kelamaan aza terjatuh, ia pingsan.

Rifan yang melihatnya langsung mengangkat aza dan membawanya ke uks. Di uks ternyata ada khansa.

"Ka ini kenapa?", tanya khansa yang baru saja selesai mencuci tangannya.
"Pingsan"
"Oh mungkin kepanasan, yaudah tidurin disini aja biar aku yang jagain", jari telunjuk khansa menunjuk pada ranjang tidur di pojok ruangan uks perempuan.
"Ada minyak kayu putih ga?"
"Oh ada"
"Boleh minta?"
"Sebentar aku ambilin dulu", obat obatan ditaruh di laci termasuk minyak kayu putih, dan khansa pun membuka pintu lacinya mengambil minyak kayu putih.
"Nih ka", tangan kanan khansa menyodorkan minyak kayu putih kepada rifan.
"Thanks"
"Ya sama sama. Ka rifan gamau ikut upacara lagi?"
"Ga deh, gua mau nunggu aza sadar dulu"
"Ga takut dimarahin ka?"
"Kalo dimarahin tinggal gue bilang yang sejujurnya"
"Kagum deh sama ka rifan. Rela dimarahin demi ka aza"
"Kamu khansa ya?"
"Iya ka. Ka aza itu kakanya via ya, ka?"
"Iya. Emang kenapa?"
"Gapapa. Via sekelas sama aku dan via itu temen smp aku tapi setiap aku main ke rumah via gapernah liat ka aza di rumahnya"
"Oh", rifan membuka tutup botol minyak kayu putih dan mendekatkan botol itu ke hidung aza agar dihirupnya.
"Keren deh ka rifan sama ka aza bisa jadi queen and king. Pas itu aku kan berharap banget bisa jadi queennya. Selamat ya ka"
"Udah lama kali. Mungkin di tahun ini bukan gue sama aza yang jadi queen and king nya"
"Mana mungkin bukan ka rifan sama ka aza yang jadi queen and kingnya, udah dari awal ka rifan sama ka aza masuk sini kalian udah jadi queen and kingnya kan. Pas demos, terus sama acara itu yang suka diadain osis", rifan menutup hidungnya dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya memegangi botol minyak kayu putih.
"Ka rifan kenapa?"
"Gapapa, gue ga suka sama baunya minyak kayu putih"
"Oh yaudah sini ka biar aku aja yang megangin", khansa mengambil minyak kayu putih yang sedang dipegang oleh rifan.
"Makasih ya"
"Ka rifan suka ya sama ka aza?"
"Hah? Ko semua orang pada nanyain itu sih? Gue bosen jawabnya", rifan mencuci tangannya.
"Emang ya? Yaudah ka jawab dulu"
"Gatau deh. Suka atau cinta itu datangnya tiba tiba. Bisa aja sekarang gue bilang ga suka tapi besoknya gue suka", rifan kembali duduk di kursi samping ranjang aza.
"Iya juga sih. Kan via cerita ke aku. Dia nanya pertanyaan kayak aku ke ka aza. Jawabannya sama kayak ka rifan, janjian ya?"
"Engga ko. Gue selalu bilang gitu ke aza"
"Ka aza sama ka rifan deket banget ya, kenapa kalian ga pacaran aja?"
"Pacaran? Pacaran itu harus saling suka, kalo ga saling suka yang ada kita malah sakit hati nantinya. Udahlah ngapain jadi bahas gue sama aza"
"Hehe sorry ka"
"Ya gapapa. Eh gue mau ke toilet dulu ya"
"Oh iya ka", rifan keluar uks.

Tidak beberapa lama setelah rifan keluar aza sadar.
"Ka?"
"Ko gue disini?"
"Tadi ka aza pingsan terus dibawa kesini sama ka rifan"
"Terus rifannya mana?"
"Ka rifan lagi ke toilet. Ka aza minum dulu nih tehnya keburu dingin"
"Makasih ya"
"Iya ka. Ka aza suka ya sama ka rifan"
"Ha? Engga"
"Oh"
"Ko kamu sama via kompak sih nanya nya"
"Hehehe. Soalnya via sama ka rifan. Oops", khansa menutup mulutnya.
"Kamu kata siapa?"
"Aku kan temennya via. Via ya cerita lah ka ke aku"
"Oh kamu itu khansa"
"Iya ka"
"Jadi ini yang namanya khansa, cantik"
"Hehe makasih ka aza yang lebih cantik"
"Oh iya, via ikut upacara ga?"
"Ga ka, dia di kelas"
"Oh baguslah"
"Emang kenapa ka?"
"Gapapa. Via punya penyakit kalo dia kecapean karna lama berdiri terus juga panas takutnya pingsan, dia ga boleh kena panas soalnya"
"Oh"
"Eh sha ada yang ketuk pintu tuh"
"Oh iya", khansa pun membuka pintu uks dan ternyata yang mengetuk pintunya adalah via.
"Via kenapa?"
"Ko ka aza disini?"
"Tadi kaka lu pingsan vi", kata khansa yang langsung menjawab pertanyaan via.
"Kaka gapapa?"
"Gapapa vi. Via kenapa kesini?"
"Kepala via pusing ka"
"Udah minum obatnya?"
"Belum"
"Yaudah cepetan minum, via bawa ga?"
"Bawa ko. Khansa gue minta air putih anget dong"
"Okay bentar", aza menuang secangkir air putih hangat ke gelas kosong lalu memberikannya ke via.
"Makasih"
"Ya sama sama"
"Masih pusing vi?"
"Sedikit ka"
"Bibir via pucet, udah via disini aja. Nanti ka aza yang izinin via ke wali kelas via"
"Iya vi gapapa. Lagi pula gue pagi ini yang jaga uks ko jadi gue bisa nemenin lu"
"Wali kelas via siapa?"
"Bu gita"
"Yaudah nanti selesai upacara kaka izinin via. Khansa nanti gue titip via ya"
"Iya ka"

loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang