"Bunda, aku izin keluar dulu ya, mau beli buah"
"Oh iya hati hati Rifan"
"Iya"Rifan mengendarai mobilnya keluar garasi rumah Aza dan pergi melaju dengan cepat menuju toko buah.
Selama Bunda membuat cemilan di dapur dan Rifan pergi membeli buah, Aza di kamarnya menonton televisi sendirian. Lama lama ia mengantuk dan tertidur di kasurnya.
Tidak beberapa lama setelah Bunda selesai membuat cemilan, Rifan datang bersama Via. Sebenarnya Via sudah pulang sekolah daritadi dan ia menunggu Bunda, akhirnya ia memutuskan naik angkot namun saat di pinggir jalan menunggu angkot, Rifan tak sengaja melihat Via sendirian, akhirnya ia mengajak Via ke rumah Bundanya bersama.
Saat di rumah, Via mengucapkan terima kasih untuk Rifan dan ia segera melepaskan sepatu di sofa ruang tamu sedangkan Rifan segera naik ke atas menuju kamar Aza. Rifan lihat, Aza tertidur dengan lelap di kasurnya, ia tak tega membangunkan Aza, akhirnya Rifan hanya membereskan selimut Aza agar menutupi tubuh Aza hingga pundaknya, Rifan juga mengelus rambut Aza sambil bicara
"Cepet sembuh ya Za"
Kata kata itu yang keluar dari mulut Rifan yang terdengar sangat tulus.Sedari tadi ternyata Via melihat Rifan dari awal ia berdiri didepan Aza sampai kata kata yang membuat Via cemburu keluar dari mulut Rifan. Sebelum Rifan menyadari bila di perhatikan oleh Via, Via pun segera masuk kedalam kamarnya.
"Za, Fan nih cemil-", Bunda kaget melihat Rifan sedang mengelus rambut Aza, Rifan menjadi malu.
"Eh Bunda?"
"Kayaknya Bunda ganggu nih. Yaudah Bunda cuma mau naruh cemilan sama susu, maaf ganggu sebentar", Bunda keluar kamar Aza dan mengetuk pintu kamar Via."Vi"
"Ya nda?", Via membuka pintu kamarnya.
"Kenapa ko sedih mukanya?", Bunda lihat dari wajah Via, ia sedang sedih.
"Gapapa nda"
"Bohong. Via cemburu ya sama Aza?"
"Kayaknya Via gabisa sukain ka Rifan deh nda. Ka Rifan lebih baik sama ka Aza"
"Yakin bisa move on?"
"Coba dulu"
"Yaudah Bunda tinggal ya. Jangan sedih lagi. Oh iya, kalau mau minum susu atau mau ngemil ada di dapur, ambil aja ya. Bunda mau keluar dulu sebentar"
"Iya nda"Via menutup pintu kamarnya bersamaan dengan langkah Bunda yang semakin jauh dari kamar kedua anaknya.
---Rifan melihat keluar dari dalam kamar Aza yang kebetulan pintunya sengaja ia buka dan pintu itu mengarah ke ruang keluarga, Via sedang sendirian yang asyik menonton tv sambil minum dan makan chiki yang telah ia beli tadi sebelum pulang sekolah. Rifan rasa ia perlu menemani Via, akhirnya Rifan keluar kamar Aza dan menemani Via.
"Hai Vi", jantung Via berdetak sangat cepat dan juga ia kaget tiba tiba Rifan memanggilnya.
"Eh iya ka? Kenapa? Ka Aza makin parah sakitnya? Atau ka Rifan mau minum atau makan?"
"Ah engga. Gue cuma mau nemenin lu. Kasian sendirian aja"
"Oh hehe", Rifan mendekati sofa.
"Boleh duduk sini?"
"Ya boleh lah ka", Rifan duduk di sofa kecil sebelah Via. Via semakin deg-deg an namun ia berusaha terlihat normal didepan orang yang ia sukai.
"Biasanya nih ya, anak zaman sekarang tuh kalo lagi gaada keraan main gadget. Tapi gue liat lu ga mainin gadget"
"Handphone Via lagi di charge ka jadi ga dimainin, kalo aipad Via juga lowbet dan kalo mainin laptop males"
"Udah elah kaku banget lu ngomong sama gua. Pake elu gua aja gapapa"
"Iya ka"
"Oh jadi alesan lu duduk disini cuma buat isi waktu? Kenapa ga belajar aja?"
"Ya engga cuma buat ngisi waktu tapi sekalian jagain ka Aza"
KAMU SEDANG MEMBACA
lover
RandomHanya ada dua pilihan, pada waktu yang akan datang, "Merelakan atau memiliki". Pilihan itulah yang aza dan via dapatkan. Dan pada akhirnya diantara mereka ada yang mengalah untuk memberikan seorang lelaki yang mereka sayangi untuk orang yang mereka...