Sebelas

21 2 0
                                    

"Eh itu kayak ada suara mobil"
"Ayah kali nda?", kata aza yang sedang bermain gadgetnya di ruang tengah bersama bunda dan via.
"Iya kali ya?"
"Yaudah biar aza aja yang bukain pintunya"

Aza berjalan turun kebawah dan menuju pintu. Saat ia membuka pintu rumahnya, ia melihat mobil milik rifan yang sepertinya baru saja sampai didepan rumahnya itu.

"Rifan?", setelah rifan mendengar kalimat itu keluar dari mulut perempuan yang ia kenal, ia segera keluar dari mobilnya dan berdiri didepan perempuan itu.
"Lu belom rapih?", rifan mendekati aza.
"Astaga gue lupa"
"Yaudah cepetan", rifan mendorong aza masuk kedalam rumahnya dengan pelan.

Aza pun naik keatas menuju ruang tengah.
Sampainya di ruang tengah aza mengambil handphonenya lalu menjawab pertanyaan dari bunda.

"Siapa za yang dateng?"
"Rifan", mendengar nama orang yang via sayangi membuatnya ia segera menengok kearah kakanya itu melihat apakah dia itu serius atau tidak, lalu berjalan kearah balkon didalam rumahnya itu dan melihat kearah ruang tamu.
"Kenapa rifan kesini?"
"Katanya dia mau ngajak aza sama via makan malam diluar", setelah mendengar nama via disebut oleh aza, ia segera berdiri didepan aza.
"Yaudah gapapa. Tapi jangan malem malem"
"Boleh nda?"
"Iya", via berjalan masuk kedalam kamarnya dengan senyum gembira sambil menggenggam handphonenya.
---

Hal pertama yang aza lakukan didalam kamarnya adalah mencharge handphonenya yang kebetulan baterai nya habis lalu ia segera mengganti bajunya.

Sudah 5 menit aza dan via menghabiskan waktu mereka didalam kamarnya masing masing, dan bunda mematikan televisi yang menyala lalu turun kebawah membuatkan minuman segar untuk rifan.

Selesainya minuman itu dibuat, bunda memberikannya kepada tamu di rumahnya itu.

"Rifan mau ngajak aza sama via keluar, ya?"
"Hehehe iya nda. Boleh ga?"
"Boleh ko. Tapi jangan malem malem ya"
"Iya nda tenang aja"
"Iya bunda percaya ko sama kamu. Kalian cuma bertiga?"
"Aku sih ngajak farell sama yasmin. Sebenernya aku juga mau sekalian ngajak makan malam abis itu aku mau beliin kado buat yasmin"
"Yasmin doang?"
"Emang siapa aja, nda?"
"Kamu nih pura pura lupa apa beneran lupa?"
"Sstt bunda jangan kasih tau aza ya"
"Iya. Kira kira bunda kasih yasmin apa ya?"
"Hmmm, menurut aku sih kasih kue ulang tahun aja kan kue buatan bunda enak, pasti yasmin suka"
"Dia suka rasa apa ya?"
"Kalo rasa sih aku kurang tau"
"Designnya gimana?"
"Kata aku sih biasa aja nda. Yasmin orangnya simple soalnya"
"Tau aja nih"
"Kan temen nda"
"Temen apa temen", sahut aza dari tangga yang ternyata sedari tadi ia mendengar pembicaraan rifan bersama bunda di ruang tamu.
"Apaan sih za?"
"Oh iya ini silahkan diminum minumannya"
"Makasih bunda"
"Bunda tinggal ya. Udah ada aza"
"Iya nda"

Bunda meninggalkan rifan bersama aza di ruang tamu.

Apapun yang serba simple sejak kecil masih berada dalam diri aza hingga sekarang. Ia lebih menyukai yang simple simple, mau pergi pun memakai bajunya simple dan dengan makeup yang simple.

Sedangkan adiknya sangat berlawanan dengan kakanya itu.  Walaupun mereka memiliki kesukaan yang berlawanan tetapi mereka sama sama cantik, baik, dan pintar.
---

Hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk menunggu aza siap, sedangkan via bisa lebih dari itu.

Setelah 25 menit menunggu via akhirnya ia keluar dari kamarnya.

Via terlihat sangat cantik, ia mengenakan rok diatas lutut berwarna pink soft dengan kaus polos berwarna tosca dan rambut sebahu yang ia gerai dengan jepitan pita di kepalanya yang berwarna pink. Ditambah dengan aksesoris seperti tas dan sepatu juga jam tangan.

Aza tidak kalah cantiknya dengan via. Ia mengenakan baju crop top berwarna abu abu dengan jeans panjang dan rambut sebahu yang di gerai. Ditambah dengan sepatu berawarna hitam juga tas selempang berwarna hitam.
---

Tepat sekali saat via tiba di ruang tamu bunda keluar kamarnya. Kamar bunda berhadapan dengan ruang tamu. Dan saat itu bunda melihat via.

"Wah via tumben pake rok"
"Gapapa nda"
"Yaudah, keburu malem kalian cepet gih jalannya"
"Nanti bunda sendiri", kata aza yang sedang menengok kearah bundanya.
"Ya gapapa. Bentar lagi juga ayah pulang"
"Gapapa?"
"Iya,, eh iya kalian udah shalat belum?"
"Udah nda", jawab aza dan via bersamaan.
"Rifan?"
"Udah ko, tadi sebelum kesini aku shalat dulu", kata rifan yang segera berdiri.
"Yaudah cepetan jalannya keburu malem"
"Iya nda", jawab ketiga anak itu secara bersamaan dan dibarengi dengan langkah yang semakin jauh dari bunda.

Bunda tersenyum melihat ketiga anak itu, waktu sungguh tak terasa sekarang mereka telah dewasa dan semakin dewasa.
---

Tidak beberapa lama setelah bunda masuk kedalam rumahnya dan menutup pintunya, ayah pulang dengan mobilnya yang berwarna putih.
---

Selama di perjalanan via sibuk mendengarkan musik dengan earphone sambil membaca wattpad di kursi tengah. Dan kakanya asyik mengajak rifan mengobrol di kursi depan.

"Fan"
"Apa?"
"Kita mau kemana?"
"Ke rumahnya yasmin dulu ya"
"Yasmin? Lu ngajak yasmin juga?"
"Iya, gue juga ngajak farell"
"Farell? Kenapa ga sekalian lu ngajak satu angkatan"
"Jadi lu gamau gue ngajak mereka?"
"Hahaha ga lah canda gue"
"Ye, dasar curut"
"Nyemot", kata kata itu keluar dari mulut aza yang dibarengi dengan mengkelitikan rifan pelan.
"Gue lagi nyetir nih gausah ngelitikkin segala"
"Bodo"
"Kalo tabrakan gimana?"
"Yaudah sih"
"Alah gitu aja ngambek. Baperan lu", rifan mencolek dagu aza sebentar.
"Argh rifan!!"
"Iya iya sorry"
"Udah ah. Lu mau ngapain sih ngajak kita pergi?"
"Gue mau ngajak makan malam sekalian gue mau beli kado buat yasmin"
"Ya kalo lu beli kado buat yasmin jangan ngajak orangnya lah nanti ketauan dong"
"Ga cuma buat yasmin tapi buat yang besok mau ulang tahun"

Kalimat terakhir yang rifan ucapkan tidak dapat didengar oleh aza karna saat rifan mengucapkan itu suara petasan yang orang pasang tidak jauh dari mobil rifan yang sedang berjalan didalam komplek rumah yasmin. Petasan itu terdengar sangat kencang.

"Lu denger ga suara tadi?"
"Apaan? Suara kentut lu"
"Bukan, suara gue konser"
"Kasian ya yang nonton konser lu, pasti dia langsung masuk rumah sakit tuh karna kena gangguan di kupingnya denger lu nyanyi"
"Kepanjangan cerita lu fan"
"Siapa yang cerita?"
"Setan"
"Okay lu yang cerita ya"
"Serah lu"
"Gaada kata kata serah dalam kamus bahasa indonesia, aza", rifan menekankan kalimat akhirnya.
"Terus?"
"Adanya tuh 'terserah'"
"Beda dikit sih"
"Beda lah kata katanya"
"Sama aja sih fan"
"Beda. Otak tuh dipake, huruf depannya aja udah beda", rifan menoyor kepala aza pelan dengan tangan kirinya.  "Oops, ga sengaja, sorry. Jangan baper"
"Rifan ah!!!", teriak aza.  "Astaga gue lupa"
"Apa?l
"Kan ada via di mobil ini", merasa namanya disebut via segera melihat kearah orang yang menyebut namanya itu.
"Yaelah gue pikir paan. Dia aja lagi dengerin lagu sambil main hape, takut banget lu"
"Bukannya takut tapi malu. Lu gatau ya? dia denger", bisik aza.
"Yayaya"

loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang