Empatbelas

25 3 0
                                    

Sudah 15 menit berlalu, dan Aza bersama Rifan masih dalam posisi yang sama. Aza tiduran di kasurnya sambil bermain handphone dan Rifan sibuk mengetik di meja belajar Aza.

"Eh Rifan!!", teriak Aza yang membuat Rifan cukup kaget.

"Kenapa? Ganggu aja", jawab Rifan rada ketus.

"Liat Yasmin deh, cantik banget astaga, kayak princess gitu"

"Alah dah lu", jawab Rifan yang masih sibuk mengetik sedangkan Aza tetap diatas kasur dengan wajah kesal.

"Liat dulu napa, dia posting fotonya sama Farell lagi di rumahnya, Farell bawain kue ulang tahun buat dia", Aza langsung ke samping Rifan dan memberikan handphonenya yang sedang memperlihatkan foto Yasmin bersama Farell. "Cantik kan", lanjut Aza.

"Emang dia cantik kan, sejak kapan gue bilang dia jelek?", Rifan hanya melihat sebentar ke layar handphone nya Aza dan kembali mengetik.

"Mungkin sejak cinta lu ditolak ama dia", Aza segera meringkuk dibawah selimutnya dan bersiap siap menghindari pukulan dari Rifan.

"Aza mau golok apa kapak?", kata Rifan yang berjalan pelan mendekati Aza yang sudah tertutup seluruh tubuhnya oleh selimut miliknya.

"Gergaji mesin aja biar mantep", jawab Aza dari dalam selimut. Sekarang Rifan sudah semakin dekat dengan Aza tetapi Aza tidak mendengar suara seseorang yang ia dengar hanya suara dirinya.

Aza fikir Rifan sudah pergi keluar kamarnya dan berdiri atau duduk di dekat pohon di taman belakang. Maka aza membuka selimutnya dan mencoba turun dari kasurnya, tetapi suara Rifan berhasil mengagetkan Aza.

Mereka pun bermain perang bantal. Sudah 7 menit perang itu berlalu, dan yang menjadi pemenangnya adalah Rifan. Rifan memberi hukuman untuk Aza yang telah kalah, yaitu "hukuman buat lu beresin kamar ini sendirian dan juga jadi pelayan gue sampe jam 12 siang besok"

Aza tidak mau menerima hukuman yang telah diberikan oleh Rifan, maka ia menolaknya.
"Gamau ah, curang lu mainnya"

"Apanya curang? Yauda lu pilih jadi pelayan gue atau lu gantiin gue piket setiap hari Rabu selama dua minggu?"

"Ya mending gantiin piket lu, kalo gua jadi pelayan lu nanti lu minta yang aneh aneh males gua ladeninnya"

"Iyalah, kalo engga buat apa lu jadi pelayan gua?", jawab Rifan yang sekarang tubuhnya semakin jauh dari Aza, tetapi Aza berlari mengejarnya dan berdiri tepat didepan Rifan.

"Apalagi? Masih gak terima? Mau dikasih hukuman yang lebih berat?"

"Bantuin gua beresin kamar lah, lu kan ikutan juga recokin kamar gua"

"Lah kan perjanjiannya lu beresin kamar dan piket in gue selama 2 minggu"

"Ih engga, okay 3 minggu tapi lu beresin kamar juga", Aza menarik tangan Rifan untuk kembali ke kamarnya.

"Awas aja sampe lu lupa, kalo lupa gua bakal tambahin lagi hukumannya"

"Gak bakal lupa, eh iya lu gamau ke rumahnya Yasmin apa? Dia kan ulang tahun hari ini"

"Oh iya ya, yaudahlah ayok tapi abis beresin kamar lu"

Hanya membutuhkan waktu 18 menit untuk membuat kamar Aza kembali seperti semula. Setelah itu Aza segera menyuruh Rifan keluar kamarnya karna ia ingin mengganti baju untuk ke rumah Yasmin, begitu pula dengan Rifan.

Selesai Aza mengganti bajunya ia keluar kamar dan tepat sekali Via keluar kamarnya membawa paper bag berwarna hitam putih. Via berjalan menuju Aza dan berkata "happy birthday ka Aza, panjang umur ya, sehat selalu, maaf kalo kadonya jelek dan murah"

"Ha?", jawab Aza bingung, ia benar benar lupa bahwa hari ulang tahunnya sama dengan hari ulang tahunnya Yasmin.

"Ka Aza lupa ya, ka Aza sama ka Yasmin kan samaan tanggal lahirnya, oh ya pasti mau ke rumah ka Yasmin ya?"

"Eh iya ya, Via mau ikut ke rumah Yasmin?"

"Engga deh, tapi Via nitipin ini ya buat ka Yasmin", Via memberikan kotak berukuran sedang ke Aza.

Suara hentakan kaki Rifan yang semakin dekat sudah terdengar membuat Aza segera menengok kearah suara itu. Dan Rifan sudah berdiri tepat di anak tangga paling akhir.

"Eh Rifan lu tau gak? Via ngasih kado buat gue"

"Terus? Gue harus bilang wow?", jawab Rifan yang sedang berjalan pergi meninggalkan Aza di lantai 2 rumahnya.

Dasar cowok gak peka
Batin Aza yang segera berjalan cepat kearah Rifan berjalan.

***

"Fan", panggil Aza yang telah menghentikan kesunyian didalam mobil milik Rifan.

"Kenapa? Mau minta dikurangin lagi hukumannya?"

"Kira kira apa ya isi kadonya dari Via?"

"Mana gua tau, lu liat kek isinya, dibuka makanya", belum saja Rifan suruh ternyata Aza sudah membukanya. Ternyata kado dari adiknya adalah buku diary black and white.

"Yah padahal gue berharapnya dia ngasih liontin atau sebuah kalung"

"Masih mending dikasih bukannya terima kasih. Liontin atau kalung bukannya sama aja?"

"Beda Rifan!", jawab Aza dengan teriakan.

"Oh beda", balas Rifan dengan singkat karna ia tidak ingin terjadi keributan didalam mobilnya.

Perjalanan dari rumah Aza menuju rumah Yasmin hanya membutuhkan waktu 23 menit, karna kebetulan rumah mereka hanya berbeda 3 sampai 4 kompleks yang jaraknya lumayan dekat.

Setelah mereka turun dan mengetuk pintu rumah Yasmin, yang keluar adalah Bi Ririn, pembantu di rumah Yasmin. Karna Bi Ririn bilang kalau Yasmin tidak ada di rumah, maka Aza menitipkan kado dari Via dan kado dari dirinya untuk Yasmin kepada Bi Ririn.

Rifan berfikir, daripada pakaian yang baru saja mereka kenakan ini sia sia maka dari itu Rifan mengajak Aza pergi ke dufan.

"Tapi lu yang bayarin tiketnya ya"
"Iya elah, gua bayarin tiketnya"
"Sip, Rifan baik"
"Kapan gue jahat?"
"Pada waktunya"
"Hm ya suka suka lu"

***

Di Dufan, Aza sangat menikmati keseruannya bersama Rifan. Walaupun terkadang Rifan suka bicara dengan ketus atau jahat tetapi Aza yakin bahwa itu hanya bercandaan.

Sudah 5 jam 30 menit mereka menghabiskan waktu bersama di Dufan, dan sekarang mereka sudah merasakan capek. Aza juga sudah mengajak pulang, maka mereka pun pulang.

"Aza, liat isi paper bag kecil yang tadi mba mba penjual tiket halilintarnya kasih deh"
"Kenapa emangnya?", Aza melihat isi paper bag itu adalah buku bercover warna putih dengan isi lembaran kertasnya warna hitam.
"Udah liat?"
"Ini apaan fan? Ada flashdisk nya juga lagi"
"Nanti di rumah lu cek aja ya"
"Okey"

***

Mereka telah sampai di rumah tepat pukul 5 sore. Rifan rasa sudah saatnya ia pulang ke rumah, maka ia izin dengan Bunda lalu pergi meninggalkan rumah Aza.

Karna sudah lelah Aza segera pergi membawa 2 paper bag, yang satu polkadot hitam putih dan yang satunya berwarna hitam dengan tulisan best friend warna putih.

Membuka pintu kamar, melihat kasur dengan seprai warna putih polos membuat Aza ingin segera tidur disitu. Maka Aza segera menjatuhkan tubuhnya diatas kasurnya itu.

Sudah 6 menit Aza melepas lelahnya diatas kasur itu dan ia merasa sudah cukup. Ia ingin bermain handphone nya, tetapi ternyata batrai hpnya itu sudah habis maka ia berdiri mengambil charger diatas meja belajarnya.

Saat ia berdiri ada suara benda terjatuh terdengar hingga telinga Aza, dan membuat dirinya menoleh kearah suara itu.

loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang