Wrong

877 99 6
                                    

"Apa ini rumahmu??"

Eunji menatap Park Chanyeol dan seorang pria yang duduk disampingnya.

"Emm..."

Chanyeol memainkan kakinya diatas meja.  Sedangkan pria yang duduk disebelahnya hanya menatap Chanyeol.

"Bisakah kau menurunkan kakimu??" Pinta sang pria

Chanyeol dengan canggung menurunkan kembali kakinya.

"Baiklah,  karena kau yang terpilih,  jadi kau bisa membaca surat perjanjian ini" pria itu memberikan sebuah berkas pada Eunji.

.........flashback.........

"Surat apa itu??" Tanya sang nenek

Eunji menjatuhkan suratnya , dan berlari memeluk sang nenek.

Gadis itu menangis keras pada sang nenek.

"Ada apa?? Dari siapa itu??" Nenek terlihat panik.







'Hiks...hiks...hiks...'










Eunji masih menangis dipelukkan neneknya.

"Apa itu dari rumah sakit?? "

Pertanyaan nenek,  membuat Eunji menyadari bahwa selama ini,  neneknya menyembunyikan sesuatu darinya.

Eunji melepaskan pelukannya dan menatap sang nenek dengan sedih.

"Kapan nenek tahu?? Kenapa nenek tak memberitahuku??" Tanya Eunji yang terpukul

"Sudahlah.  Lagipula,  cepat atau lambat, nenek akan segara mati juga "

"Nenek!!! "  seru Eunji tak suka

"Hahahhahaa... baiklah..baiklah.. nenek takkan bicara itu lagi"

"Kenapa nenek tak memberitahuku?? Bagaimana dengan bibi??"

"Sudahlah Eunji-ya. Tak usah kau ganggu kehidupan bibimu lagi. Adanya kau disisiku,  sudah cukup membuat aku bertambah sehat"

Ucapan sang nenek membuat Eunji bertambah sedih.  Dia bahkan belum bisa melakukan sesuatu pada sang nenek.

"Berapa??  Berapa biaya operasi itu???"

"Eunji-ya "

"Berapa???" Bentak Jung Eunji.

"Mungkin biayanya tak sedikit"

"Baiklah,  aku akan kerumah bibi dan meminta dia membantu kita.  Dan aku akan bekerja untuk mengumpulkan uang itu"

"Bagaimana dengan kuliahmu??"

"Aku akan mengambil cuti,  lagi pula aku perlu banyak uang untuk melanjutkan kesemester selanjutnya"

Nenek sedih mendengar perjuangan cucunya. Dia harus membiaya kuliah bahkan kehidupan mereka berdua.  Eunji melarang nenek untuk bekerja atau melakukan hal yang berat.  Jadi untuk mengisi waktu luang,  nenek membuat Kimchi dan Jung Eunji mengirimkan Kimchi buatan neneknya pada kedai-kedai sekitar rumah nenek.  Para tetangga mereka tahu,  seberat apa kehidupan mereka berdua,  dan dengan menerima Kimchi buatan nenek,  mereka berharap bisa membantu sedikit beban Eunji dan neneknya.

"Jual lah rumah ini" pinta nenek dengan sedih

Eunji yang masih kaget , dia hanya mampu mengeluarkan air mata.  Di hari tua sang nenek,  gadis itu hanya bisa merepotkan orang tua yang rentah .

Just GAME ( selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang