Part 10

127 21 39
                                    

Arga Pov ,-

Sejak kejadian semalem Swan sama sekali gak mau bicara.
Pufft... apa iya aku terlalu cepet bilang suka sama dia?.

Hari minggu yang membosankan.
Swan menghindariku, Mama masih setia dengan pekerjaannya. Sekarang yang tersisa cuma pembantu, masa iya aku mau main sama pembantu? Mending kalok pembantunya muda, Nah ini udah tua banget.

Oh iya belum aku kenalin ya? Namanya Mbok Nah.
Beliau sudah sangat tua, mungkin usianya sekitar 65 tahun. Beliau sudah lama mengabdi di keluargaku. Kata Mama sih dari Papa masih muda gitu deh.

Kling...Kling...

Suara dering Sms terdengar dari Hpku. Hp berbentuk persegi panjang berwarna hitam keluaran terbaru , Sony Ercsson T610, cukup banyak di gandrungi saat itu.

Ku tekan tombol di bawah tulisan Tampil di Hp itu.

"Ga... Ikut gue yuk..!!"
-Artha Alica-

"Kemana?"
-Arga Xavier-

"Beli buku, bentar doang kok."
-Artha Alica-

Keluar bareng Artha ya?
Gimana ya? Kalau aku pergi entar Swan sama siapa dong?.

Ku putar otakku berkali-kali, menerawang masuk mencari jawaban dalam kepalaku.

"Bodo ah aku bosen, Swan juga diemin aku, ngapain lagi di rumah." Putusanku akhirnya. Ku ketik tombol huruf di Hpku, membalas pesan Artha yang terakhir.

"Okey, ketemuan di depan komplek rumah gue."

-Arga Xavier-

Aku keluar dari kamar tanpa mengganti bajuku. Cuma ketemu Artha doang gak perlu rapi-rapi amat kan.

Kaos oblong warna merah, celana jeens biru dan sepatu kets warna putih. Dengan properti ala kadarnya yang melekat pada tubuhku gak bakal lunturin ke gantenganku ini hehehe.

Ku lihat Swan sedang sibuk memasak dengan Mbok Nah, dan sesekali ku lihat Swan tertawa bersama Mbok Nah.
Ku pikir baik-baik saja kan kalau ku tinggal sebentar.

Ku buka pintu besar rumahku, lalu melenggang pergi ke tempat yang sudah ku janjikan dengan Artha.

Author Pov ,-

Dari pagi Swan sudah sibuk dengan alat masaknya. Rencananya gadis itu mau membuatkan sarapan untuk Arga.

"Mbok, ini bawangnya udah cukup belom?" Tanya Swan menunjukkan aneka bawang yang sudah di cincangnya.

"Udah itu Neng." jawab Mbok Nah setelah melihat hasil cincangan teman majikannya itu.

Satu mangkuk besar Nasi goreng yang susah payah Swan masak akhirnya selesai juga. Gadis itu sedikit merasa lega.

Kini Ayam mentah yang sudah d potongi Mbok Nahpun di raihnya.

Kunyit, bawang putih, dan garam di gerusnya di atas cobek batu. Di lumurkannya potongan ayam mentah di bumbu yang di sediakannya.

"Ahhh... aduh..." percikkan minyak goreng panas mengenai tangannya, membuat Swan meringis kesakitan.

"Aduh Neng, melepuh ini." ujar Mbok Nah menunjuk kulit tanganku yang mengelupas karena minyak panas.

"Cepet di obatin Neng." kata Mbok Nah khawatir.

"Gak usah deh Mbok, nanggung nih. Bentar lagi Arga keluar dari kamarnya. Kasian kan kalau dia keluar tapi sarapannya belum siap." Senyum mengembang di wajah gadis itu. Keringatnya bercucuran. Rasa lelah sudah menjalar di seluruh tubuhnya. Belum lagi sakit di tangannya yang terasa makin nyeri.

Take Cover Me 🌸 Complite 🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang