Part 1

520 66 126
                                    

Flasback On

7 September 2003 tanggal kepulanganku ke Indonesia. Saat itu usiaku baru 15 Tahun dan aku masih duduk di kelas 3 Smp, di saat-saat hampir ujian aku terpaksa harus pindah sekolah dari Jepang ke sini karna Mama harus mengurus perusahaannya yang disini, cukup melelahkan sebenarnya.

Aku tinggal berdua dengan Mama karna Papa meninggal satu tahun yang lalu karena serangan jantung mendadak, itu salah satu penyebab aku malas kembali ke negaraku sendiri, semuanya mengingatkanku pada Papa.
.
.

Toyota Great Corolla hitam milikku berjalan mulus di bawah kemudi mang Dadang supir pribadiku yang baru, usianya sekitar 50 tahun dia sangat ramah dan terkesan hangat bagiku bahkan terdang Mang Dadang mengingatkanku pada sosok Papa yang begitu hangat, ah aku sangat merindukannya.

Mataku masih setia menyisiri jalah bahkan saat mobil sudah masuk lingkungan sekolah, gedung tinggi di balik pintu gerbang bercat hitam itu mampu membuat siapapun takjub melihatnya.

Pintu gerbang terbuka saat mobil kami tepat di depannya, perlahan mobil kami berjalan maju dan berhenti di halaman sekolah yang sangat luas yang terhias indah, bermacam jenis bunga bertabur cantik di atas rumput yang hijau.

"Den... Mamang ke post satpam dulu sebentar..!!" tutur Mang Dadang lalu berlalu meninggalkan aku sendiri di kursi penumpang.

Ku arahkan mataku ke jendela melihat siswa-siswa berkumpul dan bercanda di kursi bercat putih taman itu tapi mataku hanya bisa menatap satu orang, gadis berambut panjang dengan tawanya yang sangat lepas membuat mataku hampir tidak berkedip melihatnya....
Senyum yang indah, wajah yang ceria, Cantik hanya satu kata itu yang pantas untuknya seorang gadis yang bahkan belum ku tau namanya.

"Den....Den Arga... Den....." Aish sial jantungku hampir saja copot. Suara Mang Dadang mengejutkanku seketika membuatku sontak melepas objek yang ku pandangi dari tadi.

"Eh i...iya Mang" jawabku sedikit terbata-bata.

"Ya Allah Aden, Mamang panggil berkali-kali lo, Aden lagi lihatin apa sih? Serius amat Den?" tanya Mang Dadang mencolek lenganku dan mengerlingkan matanya.

"Apaan sih Mang? Pengen tau banget " ucapku memperlihatkan wajah kesal padahal sebenarnya aku malu banget kepergok Mang Dadang lagi lihatin cewek tadi.

"Den ini Pak.Robby satpam disini, dia bakal anter Aden ke ruang Kepsek. Nyonya besar sudah menelphon. Kepsek sudah menuggu Den Arga dan kata Nyonya Aden teh sekolahnya mulai hari ini, seragam dan buku sudah di siapkan semua Aden tinggal ambil di ruang guru" jelas Mang Dadang panjang lebar, huft dasar sudah 5x dia cerita dengan semangat menggebu yang masih sama persis seperti pertama kali dia cerita.

"Iya..iya Mang, Ya Allah Mang...Mang udah berapa kali Mamang bilang itu" ucapku sambil mendengus kesal lalu berlalu meninggalkan Mang Dadang yang masih tersenyum malu karna ucapanku.
.
.

"Oh Arga?" tanya Bapak dengan Name Tag Yulius di dadanya yang hanya ku jawab dengan anggukan dan senyum simpul dariku.

"Kamu bisa masuk kelas mulai hari ini, kalau kamu butuh apapun jangan sungkan bilang Bapak atau guru yang lain" kata Pak.Yulius yang ternyata adalah Kepsek sekolah ini, di usianya yang terlihat sudah lebih dari kepala lima dia masih terlihat cukup tampan, guratan di wajahnya masih menegaskan kegagahannya.

Mabius School sekolah yang sangat populer di Asia, tidak jarang siswa asing juga memilih sekolah disini dengan bajet yang tidak bisa di bilang murah tapi tidak mengecewakan dari segi apapun, bajet yang kami keluarkan setara dengan kualitas yang di peroleh itu yang membuat sekolah ini masih banyak di minati.

Pak Yulius mengantarku di kelas 3-A2 disini sangat membosankan,semua siswa seperti tidak bisa lepas dari buku mereka 75℅ penghuni kelas ini bermata empat, ku duga itu pasti karna mereka memperlakukan buku seperti pacar dan ku jamin hidup mereka tidak lebih dari selembar kertas putih bertuliskan tinta hitam, membosankan.

Guru Kimia menjelaskan materi dengan sangat jelas dan mudah di mengerti tapi entahlah pikiranku malas menerima pelajaran hari ini.

Ku arahkan pandanganku keluar menembus jendela kaca yang terletak tepat di sebelah kursiku.
Ku edarkan pandangan mataku mengelilingi taman bawah karna kelasku ada di lantai dua,taman cukup terlihat jelas dari sini dan mataku berhenti pada satu titik,gadis yang ku lihat tadi pagi sedang duduk sendiri di atas rumput dengan sebuah buku ah tidak ku rasa itu komik di tangannya,sesekali ku lihat dia tersenyum lalu di lembar berikutnya dia menangis aish gadis ini cerita apa yang dia baca sampai menangis tapi di lembar berikutnya lagi dia malah tertawa kencang setelah sadar cepat cepat di membekap mulutnya sendiri dan menengok sekitarnya setelah di pastikan tidak ada siapapun dia kembali tertawa sambil memukul kecil bukunya gemas.

"Hihi gadis itu,dasar....."tawaku tanpa ku sadar saat melihat perubahan ekspresi gadis itu yang sangat manis sekali menurutku.

"Arga..!!! Arga!!!"teriak Pak Dylan mengejutkanku.

"Ah .. Iya Pak?"jawabku.

"Apa yang kamu tertawakan?"ukh sial aku lupa kalau sedang pelajaran.

"Ah tidak Pak,maaf"ucapku sambil menganggukkan kepalaku.

Gadis itu sangat menyita pikiranku,tawanya tidak pernah bisa lepas dari bayanganku,gadis yang bahkan belum ku tau namanya sepertinya aku menyukaimu.
.
.

Hariku ku lewati dengan tawa ternyata mereka tidak seburuk yang ku kira,teman sekelasku cukup asik di ajak bicara bahkan sekarang aku sudah punya teman dekat.

"Jepang gimana ga? Keren gak?"tanya Dito cowok sok keren tapi perduli sama temen,dia selalu siap di sampingku saat aku di posisi sulit. Dito cukup di gandrungi cewek selain berwajah tampan dia juga suka tebar pesona dan php gitu dah.

"Biasa aja tuh"kataku santai sambil memasukkan satu potong sushi roll dalam mulutku.

"Ga....Dit.... Ah lo lo pada jahat banget sih gue di tinggal sendirian di kelas"nah yang ini namanya Yudha temanku yang selalu berhasil bikin aku dan Dito tertawa.

"Ga... Bagi ya?"ucap Yudha dan langsung menyeruput jus strawberryku dan memakan dua sushiku dalam satu kali suap.

"Ya ampun Yudha..... Lo laper apa doyan?"ocehku heran melihatnya tapi orang yang bikin heran cuma pasang tampang bodoh plus cengiran kambing khasnya tanpa rasa bersalah.

"Hey kalian tau gak cewek yang biasanya suka baca komik di taman bawah kelas kita?"tanyaku

"Oh... Namanya Swan,Swan Aleya putri tunggal dari Swan Group perusahaan kosmetik terbesar di indonesia"akupun ber "oh" ria mendengar jawaban Dito.

"Kenapa lo tanya dia?"tanya Yudha dengan ke keppoannya.

"Ah? Nggak kok gakpapa hihi" bohongku padahal aku sengaja mencari informasi tentang dia,gadis yang diam diam sudah menyita pikiranku.

Semakin hari aku jadi semakin mirip stalker,gimana gak coba tiap istirahat sekolah aku selalu diam-diam mengintai Swan entah kenapa tawanya selalu menjadi candu untukku sehari tidak melihat tawanya itu terasa sangat janggal,tapi sudah dua hari ini aku tidak bisa menemukannya,di kelas,taman,kantin dia tidak ada di manapun.....
Gadis itu seperti menghilang setelah meninggalkan candu dalam diriku....

"Swan.... Kamu dimana?"

23-08-2016

Readers.....
Semoga kalian suka novel baruku...
Semoga kalian gak bosen...
Buat author yang lagi belajar mohon kritik dan saranya ya?
Jangan lupa Voment....!!!😘
See you...!!!

Take Cover Me 🌸 Complite 🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang