Swan Pov,-
Hari yang padat. Itu kata yang paling tepat untuk mendiskripsikan situasi hari ini. Hari ini ada pemotretan seharian di Namhae Pyeonbaek Recreational Forest. Tempat ini keren abis. Jadi ceritanya kita bakal foto di alam terbuka gitu deh. Dengan background bertemakan hutan hijau di sekitarnya.
Namhae Pyeonbaek Recreational Forest, tempat ini terdiri dari hutan hijau, pohon-pohon cemara, di tambah dengan pemandangan indah laut selatan, di jamin gak nyesel karena tempat ini jempol banget. Selain itu disini juga banyak situs bersejarah seperti Chungnyeolsa yang melambangkan prestasi Admiral Lee Soon-Shin.
Okey,cukup sekian deh penjelasannya. Kelamaan bercuap-cuap, bisa telat ke lokasi nih.
"Swan! Baju hangatmu jangan sampai lupa lo ya?" teriak Woo Bin Oppa dari lantai satu rumah kami. Oh iya, aku lupa bilang. Woo Bin Oppa juga akan ikut bersamaku. Bukan cuma dia dan tim aku sama Arga doang sih. Masih banyak lagi artis yang bakal dateng. Ini itung-itung liburan bareng gitu kata Direktur kami.
"Swan, baju hangat kamu?" tanya Oppa sekali lagi karena gak dapet jawaban dariku tadi.
"Udah kok udah. Nih ada di dalam ranselku. Oppa, aku berangkat sendiri ya?" ujarku merengek saat melihat Oppa menjinjing tas lainku yang ku geletakkan di lantai.
"Kita bareng, gak pake komen, gak pake protes, gak pake ngeluh!" perasaan banyak amet tuh kata-kata gak pake. Pada akhirnya aku hanya bisa mempoutkan bibirku karena kesal dengan paksaan makhluk nyebelin yang udah aku anggep kakak ini. Yah setidaknya itu menurutku, kalau dia sudah pasti nggak. Tau sendiri gimana caranya menciumku, tapi aku bisa apa, terlalu banyak hutang budiku sama dia.
Setidaknya aku bisa melakukan itu saat ini. Sekedar dekat, dan kadang menerima kemesraan darinya. Tapi untuk lebih dari itu, aku tidak bisa. Hidup dengannya lebih dari kata kakak atau teman, aku tidak bisa. Bukankah cinta bukan untuk di paksakan?. Aku menyayanginya, tapi hanya sekedar itu.
Mobil sport biru Woo Bin Oppa melesat cepat di jalanan kota Seoul. Melewati mobil lain yang menghalangi jalannya. Untung aja mobilnya tertutup, coba kalau di buka, bah udah terbang-terbang kali nih bibir seperti iklannya Komeng di tv. Yah meskipun aku udah lama di Korea, aku masih nonton kok acara Indonesia. Biar gak kudet gitu deh.
"Swan!!" teriak Biyan yang kini berlari ke arahku yang baru saja turun dari mobil. Sedangkan aku hanya diam di tempat menunggu Biyan sampai ke tempatku.
"Lama banget sih kamu? Arga marah tuh." cerocosnya begitu tepat berada didepanku. Tapi ocehan dan amarahnya terhenti seketika, saat melihat siapa yang kini ada di sampingku.
"Biar Oppa yang bicara sama dia, lagian ini salah Oppa yang bikin kamu telat." Oppa terlihat begitu cemas. Ya gimana nggak cemas kalau dengan gamblang ada orang yang ngomelin aku didepan matanya. Dia aja nggak pernah marahin aku.
"Oppa apa sih? Udah deh, ini kan kerjaan Swan. Jangan manjain Swan terus, entar gak mandiri-mandiri adik Oppa yang cantik ini." Woo Bin Oppa langsung mematung mendengar jawabanku. Aku hanya ingin sedikit menegaskan kalau aku tidak menganggapnya lebih dari itu. Aku hanya takut kalau sudah saatnya tiba, dia akan makin sakit melihat kenyataan keadaan hatiku.
"Aku pergi dulu." kataku, lalu berlari ke mobil Arga yang di parkir tidak terlalu jauh dari kami.
Ku buka pintu Sliding mobil Toyota Alphard hitam milik Arga. Menampilkan deretan gigi putihku saat menemukannya sedang menatap tajam ke arahku.
"Siapa suruh telat?" tanyanya sesinis-sinisnya.
"Gak ada Boss." jawabku dengan kepala menunduk. Huft, andai aja dia tau aku Swannya yang dulu, apa iya dia bakal tega marahin aku?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Cover Me 🌸 Complite 🌸
RomanceKisah dari seorang remaja yang untuk pertama kalinya merasakan cinta. Air mata dan tawa menjadi bagian dari kisah kecilnya. Perasaan ingin melindungi menimbulkan cinta dari sisi lain. Tapi cinta pertama bukan hal yang mudah. Keadaan membuat keduanya...