Seminggu berlalu, semua keadaan sudah kembali seperti sedia kala. (Namakamu) sudah keluar dari rumah sakit dan perlahan ia juga mulai mengerti juga menerima keadaan ini. Kiki telah menceritakan semua alasan mengapa kedua orang tua mereka memilih untuk tinggal di negara orang dan untung saja (namakamu) bisa mengerti hal itu.
Siang ini, (namakamu) beserta kedua sahabatnya tengah berbelanja di kantin sekolah. S4 terlihat sedang menduduki meja tepat di sudut kantin. Iqbaal melihat kearah pintu masuk, tepat disaat (namakamu) masuk, kedua mata mereka saling bertemu. Keduanya pun tersenyum malu.
"Ngapa lo baal" tegur ari melihat iqbaal senyum-senyum sendiri
"Ah gak apa" jawab iqbaal terkekeh
Bastian melihat arah pandangan iqbaal. Gadis itu. Gadis yang ia benci karna masalah sepele. Memang bastian tidak suka dilawan, makanya ia akan menghabisi siapa saja yang mencoba melawannya. Sejak kecil pria ini memang terlalu di manja.
"Inget, lo cuma gue suruh buat nyakitin hatinya bukan suka sama dia" tegur bastian dengan sinis
Iqbaal menatap bastian sambil terkekeh. Di fikiran iqbaal, bastian ini sedang meledeknya atau bahkan pria kribo itu cemburu terhadapnya? Bisa saja benci menjadi cinta, karna terus menerus memikirkan orang yang di benci maka perasaan suka juga bisa saja timbul kapanpun tanpa di kehendaki.
"Yaelah bas, tanpa lo suruh juga itu udah kerekam di otak gue. Ya kali gue mau ninggalin steffi demi dia" ucap iqbaal tertawa
"Mending udahan deh buat mainin cewek" ucap nasim tiba-tiba
Ketiganya menatap nasim heran, ada apa dengan pria keturunan arab ini? Tumben-tumbenan ia membela seorang wanita, terlebih wanita yang di benci oleh sahabat-sahabatnya pula.
"Lah kenapa lo sim? Hahaha" ledek ari
"Gue kasihan sama dia" jawab nasim membuat semuanya kembali tertawa meledak
"Cewek kayak dia lo kasihanin? Untuk apa? Hahaha" ledek bastian lagi
Nasim mulai geram...
"Itu cuma karna masalah sepele dan lo malah nyiksa dia kayak gini! Dan lo baal, lo punya hati gak sih?!" Bentak nasim
Bastian, iqbaal dan ari terkejut dengan bentakan itu. Nasim tak pernah membela perempuan seperti ini, sekalipun tidak.
"Maksud lo apa sim? Lo suka sama dia? Yaudah tinggal gue putusin terus lo jadian sama dia, gak ribetkan?" Ucap iqbaal dengan gampangnya
Mendengar itu, nasim makin geram sementara bastian dan ari malah tertawa puas.
"Lo udah bikin dia baper seharusnya lo jangan mutusin dia, dia sayang sama lo" tegas nasim
"Ya emang itukan yang gue mau, nanti lo juga bakal bisa mungut cewek nyusahin itu dari gue kok. Tenang aja, ini semua demi ferrarri" jawab iqbaal sambil mencium-ciumi kunci sepeda motornya.
Nasim yang sudah geram pun menendang kursi disana dan segera pergi meninggalkan ketiga temannya yang sengklek dan tak punya hati itu.
**
Jam pulang berbunyi dengan indahnya. Semua merasa senang dan bersorak-sorai ria. Terlebih siswa-siswi kelas 10 IPS 2 yang baru saja mengerjakan tugas matematika yang terbilang cukup rumit.
"Aaahhh akhirnya pulang juga" ucap aldi sambil meliukkan badannya, tak sengaja tangan itu menoyor kepala dianty
"Eh monyet mata lo di pake, peak" tegur dianty sambil menoyor aldi balik.
"Anjay dant, gak sengaja guahhh" jawab aldi sambil mengelus kepalanya
(Namakamu) menghiraukan kedua temannya itu dan melihat ke sisi pintu masuk, ada kekasihnya yang sedang berdiri menunggu dirinya. Tepat dibelakang kekasihnya, adapula seorang pria yang menunggu sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Stay, (Nam)..
FanfictionBagaimana jika cinta yang suci itu harus di simpangkan? Apa rasanya jika kau menjadi korban dari cinta yang di jadikan sebagai taruhan? Bak bunga kembang tak jadi, semua nya menyakitkan. Apa aku harus melepasnya? Atau membiarkan aku menang dalam tar...