Seven

90 23 8
                                    

Author's POV

Malam ini adalah malam yang tak akan Keana lupakan sekaligus ini adalah pengalaman pertamanya makan malam dengan seorang selebriti.

Harry sungguh memperlakukan Key dengan baik, dari mulai ia yang dijemput oleh supir pribadi, makan direstoran mewah dan masih banyak lagi.

Ini sudah sekitar jam 12 malam dan ia baru saja pulang.

Key membuka pintu apartemen yang tidak dikunci dan dugaannya benar bahwa Bella menunggunya.

Bella, jika ada orang yang belum pulang makan ia pasti akan menunggunya sampai pagi.

Bella tidur di sofa yang biasa mereka duduki saat menonton tv dan dengan laptop didepannya.

Key berpikir akan mengambilkannya selimut karena tidak mungkin ia membangunkan dan menggendong badan Bella ke kamar.

Tapi ia melihat masih ada cahaya dilaptop yang menandakan bahwa laptop itu belum benar-benar dimatikan.

Tangannya mencoba menekan salah satu keyboard-nya dan menyalalah laptop itu.

Key kaget bahwa ternyata yang sedang dilihat Bella dilaptopnya adalah profil seorang Harry Styles.

Untuk apa Bella melihat profilnya? batin Keana.

Terbesit pikiran negatif diotak Key. Ia langsung melesat menuju kamarnya dan lupa tentang selimut untuk Bella.

***

Bella terbangun dari tidurnya-- dari sofa saat sinar matahari mulai menyilaukan matanya.

Ini sudah pagi?, batinnya.

Ia mereganggkan tangannya ke atas, tubuhnya terasa pegal karena semalaman ia tidur di sofa.

Ia baru ingat bahwa semalam ia menunggu Key pulang.

Bella bangkit dari duduknya dan berjalan kesamping ke kamar Keana.

Kamarnya tidak dikunci, dan Bella masih terlelap ditempat tidurnya.

"Syukurlah Key sudah pulang kupikir dia akan dibawa lari oleh seseorang yang semalam mengencaninya." kata Bella.

Ini adalah hari Minggu, hari yang dianggap paling free bagi seorang mahasiswa seperti Bella.

Ia memutuskan untuk pergi membersihkan badannya agar lebih segar.

Sekitar 15 menit Bella pun keluar dari kamar mandi lengkap dengan pakaian.

"Perutku sudah sangat lapar." ujarnya sambil keluar kamar menuju dapur.

Bella melihat Key sedang meminum-- sepertinya secangkir kopi.

"Pagi Key, bagaimana kencanmu tadi malam?" tanya Bella sambil mengaduk kopinya.

Key hanya tersenyum sekilas tanpa menjawab kemudian masuk kembali ke kamarnya.

Bella melihat ada sesuatu yang aneh, Key tidak seperti biasanya.

"Lebih baik aku ke kamarnya saja."

Key sedang berada didepan kaca jendela melihat keluar sembari meyeruput kopinya.

"Key."

Yang merasa terpanggil pun menoleh.

"Ada apa Bells?" tanyanya datar.

Bella berdehem. "Apa kau baik-baik saja?"

"Sangat baik tetapi sebelum aku melihat apa yang kau lakukan dilaptopmu semalam." katanya tetap melihat ke arah luar jendela.

Bella bingung dengan ucapan Key tadi, ia pun berjalan mendekati Key.

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan Key."

Key melirik sarkastik ke arah Bella.

"Dengan kau melihat profil Harry diinternet itu bukan apa-apa?" suara Key meninggi.

Bella cekikikan setelah mendegar ucapan Key.

"Apanya yang lucu Bells?"

"Kau ini sangat terbawa persaan Key. Aku hanya ingin tau tentang One Direction, apa itu salah?,"

"Jangan bilang bahwa kau cemburu?" lanjut Bella dengan nada menggoda.

"Te-tentu tidak." jawab Key membantah

Bella menunjuk wajah Key.
"Lihat wajahmu memerah!"

Key membulatkan matanya, mengambil ponselnya yang ada dinakas lalu berkaca dilayarnya.

"Wajahku tidak memerah kok."

Bella yang melihat tingkal konyol sahabatnya itu terus tertawa hingga perutnya terasa sakit.

"Sial, kau mengerjaiku Bells!"

***

Bella sedang dibus kota menuju Haffer's Bookshop.

Rencananya ia akan membeli buku tentang dunia seni untuk menambah wawasannya.

Tadinya ia akan mengajak Key tetapi ia bilang akan hangout entah dengan siapa.

Tak kurang dari 20 menit, Bella tiba di bookshop itu.

"Permisi, dimana letak buku tentang seni?" tanya Bella kepada seorang penjaga toko buku.

"Di lorong rak ketiga dari sini."

"Baiklah, terimakasih."

Ia berjalan ke rak buku, dan menemukan apa yang dicarinya.

Melihat ada berbagai buku tentang seni, Bella mengambil salah satunya.

Kemudian, membalik bukunya untuk melihat isi sinopsisnya.

Brak!

Suara itu sontak mengagetkan Bella, segera saja ia membantunya untuk membereskan buku yang berjatuhan.

"Bella?"

"Hasley apa yang kau lakukan disini?"

"Sepertinya sama denganmu, mencari buku."

"Ya aku juga sedang mencari buku." ujar Bella.

"Eum, Bell aku ingin berbicara denganmu tetapi bukan disini, bisa?"

"Tentu bisa."

Mereka berdua berjalan menuju taman yang tidak jauh dari bookshop.

"Jadi apa kau bisa membantuku?" tanyanya setelah kami duduk disalah satu bangku taman.

"Membantu untuk apa, Hasley?"

"Begini E! Magazine, tepatnya tempat kerjaku sedang sangat membutuhkan seorang fotografer, dan aku tau bahwa kau sangat baik dalam hal foto."

"Lalu apa yang bisa aku bantu?"

Tangannya menggengam tangan kanan Bella yang berada diatas
pahanya.

"Kumohon bekerjalah untuk sementara waktu disana, aku diserahkan tugas ini dari atasanku dan jika aku tidak menemukan pengganti maka aku, aku tidak akan bisa bekerja disana lagi Bells."

Hati Bella terenyuh saat mendengar perkataannya.

Hasley tidak pernah memohon apapun padanya seperti ini.

"Em, aku bisa membantumu Hasley."

Matanya yang berkaca-kaca melebar.

"Sungguh Bells?! Kau adalah teman yang baik Bells!" ujarnya dengan menggenggam tangan Bella semakin kuat.

Bella hanya tersenyum meringis.

"Kalau begitu, kau datang ke kantorku besok Selasa. Aku akan mengirim alamatnya nanti."





Vomment(s)nya jangan lupa ya walaupun ceritanya gj:(

feedback kalian sangatt berarti buat aku nerusin cerita ini,hehey.

Summer MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang