Part 10

60.5K 2.9K 15
                                    

Happy reading!!

¥¥¥

Kini Prilly dan Ali sudah berada didalam kamar. Matahari juga sudah berubah menjadi bulan. Tepatnya pukul 20.30.

"Li, aku kok jadi pingin makan sesuatu yang kayak nano nano ya?" Ucap Prilly tiba tiba.

"Maksudnya?" Tanya Ali tidak mengerti.

"Iya, makanan yang manis, asem, pedes, asin semuanya jadi satu. Dan... sama sub buah juga." Jelas Prilly.

"Ya udah, aku cari bentar ya?" Pamit Ali.

"Tapi bukan kamu yang cari." Cegah Prilly saat Ali ingin berdiri dan keluar dari kamar.

"Terus siapa dong?" Tanya Ali.

"Yang cari makanannya Kirun sama Dahlia. Terus yang cari sub buahnya Kevin sama Mila." Jawab Prilly santai.

"Lha, kok gitu? Ini udah malem loh Prill. Kamu gak kasihan sama mereka? Mereka pasti capek. Biar aku aja yang cari ya?" Bujuk Ali.

"Gak mau Ali.... aku maunya mereka yang cari. Titik, gak pake koma." Rengek Prilly.

"Terus aku ngapain sayang...?" Tanya Ali.

"Kamu.... ngapain ya? Hm..." Ucap Prilly bertanya pada dirinya sendiri seraya mengetuk ketukkan jari telunjuk tangan kanannya di dagu.

"Ah ya, kamu bikin salad aja! Tapi dibagi dua. Yang satu isinya buah semua, yang satu lagi sayur semua." Tambah Prilly.

"Kamu kan tau Prill, aku kan gak suka yang namanya salad. Bagi aku, salad itu kayak sampah yang berserakan." Jelas Ali agar Prilly mengerti kalau dirinya tak menyukai makanan yang bernama salad itu.

"Jadi kamu gak mau nih bikin salad buat aku? Terus kamu juga gak mau nih telfon ke mereka buat nyuruh mereka buat beli pesanan aku tadi?" Ucap Prilly yang mulai emosi.

"Ya bukan gitu Prill..."

"Udah deh... Kamu gak usah ngeles. Bilang aja kalo kamu itu gak mau nurutin kemauan anak kamu kan? Udah ah aku keluar aja. Males aku sama kamu disini."

"Prill tunggu Prill!"

"Kamu gak usah ngikutin aku, aku gak pergi dari rumah kok. Aku cuma mau cari udara segar aja. Disini gerah."

"Prill... dengerin aku dulu..."

"Udah! Diam disitu! Aku marah sama kamu!!" Teriak Prilly seraya terus berjalan.

¥¥¥

PRILLY POV

Gue lagi ada di taman belakang rumah. Ya, rumah ini memang punya taman. Kata Ali sih 'buat ngilangin stres' kayak yang gue alami saat ini. Gue marah sama Ali. Gue cuma mau gituan aja dia gak mau nurutin. Apalagi kalo gue minta yang lebih aneh lagi dari pada ini. Bisa bisa gue dipukulin yang ada.

Gue menatap kosong ke arah  bunga bunga yang udah tumbuh dengan suburnya. Mereka sangat cantik. Sayangnya kecantikan mereka gak bisa gue lihat, karena mata gue udah ketutupan ama yang namanya emosi. Semua ini gara gara Ali.

Kamu juga sih nak, kaya daddy kamu banget. Sekalinya minta sesuatu, pasti aneh banget. Kenapa gak suruh daddy kamu aja yang cari kemauan aneh kamu? Kenapa harus orang lain? Kamu sayang sama daddy kamu ya? Makanya kamu minta orang lain buat nurutin kemauan kamu. Itu gak boleh sayang... Kamu gak boleh nyusahin orang lain. Karena kalau kamu nyusahin orang lain, maka kamu juga bakal didisain sama orang. Batin gue seraya ngelus perut gue yang masih rata.

Saking asiknya gue ngobrol sama anak yang ada didalam perut gue, gue sampai gak tau kalo udah ada orang yang berdiri di sebelah gue. Gue sadar dari lamunan gue karena orang itu nepuk pundak sebelah kanan gue.

"Prill...."

¥¥¥

Kira kira siapa ya yang menepuk pundak Prilly?
.
.
.
.
.
.
.
Untuk kelanjutannya, besok aja ya. Saat ini lagi seru lihat FFB.
.
.
.
.
Saya sudah punya idenya kok! Jadi, jangan khawatir. Yang penting!
.
.
.
.
Jangan lupa voth dan comment! Ok!

Ketua Senat Itu SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang