Happy reading!!!
¥¥¥
Hari yang ditunggu tunggu telah tiba. Ya, hari ini adalah hari kelulusan bagi Ali dan juga yang lainnya.
"Client yang dari Korea sama Jepang itu gimana? Apa urusannya udah selesai? Trus, sana perusahaan gimana?" Tanya Ali pada Kevin, Kirun, dan Arka. Ya, mereka sedang berbicara tentang kantor sekarang. Beginilah mereka, dimanapun dan kapanpun mereka berada jika mereka sedang berkumpul pasti akan membicarakan tentang masalah dan tugas kantor. Kalau kata Prilly, "Dimanapun dan kapanpun mereka bersama, kantor akan pindah saat itu juga."
"Li, keponakan gue sama emaknya kapan kesininya sih?" Tanya Mila yang sedari tadi menunggu kedatangan Prilly dan anaknya. Soalnya tadi Prilly masih diributkan dengan mengurus keperluan anaknya yang akan ia bawa, jadi Ali berangkat terlebih dahulu dan Prilly berangkat dengan sang anak, orangtua dan mertuanya.
"Benar lagi juga dateng. Tunggu aja..." Jawab Ali.
"Li, gue gak salah lihat kan?" Tanya Kevin saat melihat Prilly yang baru saja datang bersama sang anak, orangtua, dan mertuanya. Tidak, bukan karena kedatangan Prilly yang membuat Kevin bingung. Tetapi, penampilan Prilly lah yang membuatnya bingung.
Bagaimana tidak bingung, baju yang Prilly gunakan adalah baju yang sangat jauh berbeda dengan baju baju yang dibeli oleh Ali saat berbelanja bersama dengannya, Kirun, dan Arka. Tidak ada dari salah satu baju yang Ali beli saat itu yang Prilly kenakan. Saat ini Prilly hanya menggunakan baju atasan warna putih bermodel baju hangat dan dipadukan dengan celana street warna putih juga.
"Kenapa emang?" Tanya Ali santai.
"Bini lo kok pake baju warna putih? Baju yang lo beli waktu itu kemana?" Tanya Kirun yang juga bingung dengan baju yang dipakai oleh Prilly.
"Oh.. baju itu? Waktu gue suruh Prilly buat cobain bajunya ternyata diatas lutut dan buat dia terlihat makin waw, jadi gue suruh dia buat pake baju itu." Jelas Ali.
"Sia sia dong bajunya?" Tanya Dahlia.
"Kagak sia sia juga sih... baju itu bakal dipake kok, dipake dirumah maksudnya." Jawab Ali.
"Dasar lo! Udah punya anak juga." Ucap Kevin menoyor kepala Ali dan diikuti oleh Kirun dan Arka.
¥¥¥
Disisi lain, tanpa Ali ketahui, anaknya sudah seperti seorang artis yang digilai oleh banyak orang. Ya, banyak mahasiswa dan mahasiswi yang membuat sebuah lingkaran dengan Prilly dan sang anak yang ada ditengah lingkaran tersebut. Ada yang mengambil foto, ada yang ingin menggendong, ada yang mengajak bicara, dan lain lain. Padahal yang seperti layaknya artis itu sedang tidur nyenyak digendongan sang ibu.
"Maaf ya, Juliannya masih tidur. Jadi gak bisa diganggu. Nanti kalo udah bangun, kalian boleh kok mau ngapain aja sama Julian." Ucap Prilly yang memberi pengertian.
Tapi, ucapan Prilly itu tidak membuat mahasiswa dan mahasiswi itu bergerak meninggalkan anaknya yang yang sedang asik tertidur dengan lelap.
Sepertinya anaknya ini akan menjadi laki laki yang dingin, jail, cuek, tapi penyayang. Buktinya, saat dikerumuni oleh orang banyak saja, ia tetap diam dan asik tertidur. Seolah olah tidak ada orang lain di sebelahnya. Lalu, saat Ali pulang telat dari kantor dan tidak memberi tahu Prilly yang membuat Prilly marah saja, ia juga ikut marah dengan menangis sekencang mungkin saat Ali menggendongnya dan membuat Ali panik seketika kerena sebelum ia gendong, anaknya itu sedang tertidur pulas. Seolah olah ia tidak mau sang ibu dibuat marah oleh siapapun karena ia sayang dengan sang ibu.
"YA AMPUN, KEPONAKAN GUE!!! KENAPA JADI ARTIS KAYAK GITU?" Teriak Mila histeris dan membuat segerombolan orang orang itu menggosok telinganya.
"KENAPA BUAT LINGKARAN KAYAK GITU SIH! KALO OKSIGEN YANG DIHIRUP JULIAN BERKURANG GIMANA? KALO JULIAN NANGIS GARA GARA GERAH GIMANA?" Tambah Dahlia yang ikut berteriak tetapi dengan mendramatisir. Setelah itu, satu persatu dari mereka pergi entah kemana karena sayang dengan telinganya.
"Thanks Mil, Lia, akhirnya gue sama Julian bisa keluar dari kerumunan itu." Ucap Prilly saat gerombolan fans Julian sudah pergi.
Prilly yang merasa ada yang menepuk nepuk payudaranya pun melihat kearah sang anak.
"Anak bunda lapar ya....? kita ke mobil ya sayang.. biar julian bisa minum ASI ok?" Ucap Prilly pada anaknya yang sudah bangun dari tidur ganteng yang tidak bisa diganggu tadi.
"Mil, Lia, gue ke mobil dulu ya?" Pamit Prilly.
"Ya udah gih, kasian keponakan gue udah kelaparan." Ucap Mila yang diangguki kepala oleh Dahlia lalu berjalan kearah 4 laki laki yang selalu tidak tau situasi.
¥¥¥
"Bini gue mana, kok gak sama kalian?" Tanya Ali saat melihat Mila dan Dahlia datang setelah pamit untuk pergi ke tempat istrinya.
"Lagi ladenin artis yang kelaparan." Jawab Dahlia.
"Artis? Perasaan kita gak ngundang artis deh." Ucap Arka.
"Artisnya emang gak diundang. Artisnya kan dateng sama Prilly." Ucap Mila.
"Maksud lo Ian jadi artis?" Tebak Ali.
"Siapa lagi tamu ganteng yang bisa ngalahin kalian? Ya Julian lah..." Jelas Dahlia.
"Makanya tadi kita ninggalin kalian. Soalnya ada yang lain yang lebih ganteng daripada kalian." Tambah Mila.
"Sekarang mereka kemana?" Tanya Ali.
"Tempat aman bagi bini lo ngasih asi dimana?" Tanya Mila balik.
"Di bangku belakang mobil." Jawab Ali.
"Itu tau...!" Ucap Dahlia
"Ya udah, gue keluar dulu." Pamit Ali. Saat ia ingin balik badan, tangannya ditahan oleh Kevin.
"Mau kemana lo?" Tanya Kevin.
"Lihat perkembangan anak." Jawab Ali santai.
"Lihat perkembangan anak apa mau modus lo..?!" Seru Arka.
"Modus dikit.... sama bini ini." Ucap Ali seraya pergi meninggalkan sahabat sahabatnya itu.
¥¥¥