Part 26

45.2K 2.7K 68
                                    

Happy reading!!!

¥¥¥

ALI POV

Huh.... capeknya...! Capek juga ya bersihin nih rumah. Rumah sapa sih?! Batin gue.

Tok.... Tok... Tok...

"Ali...!! bukain pintunya!!" Teriak orang yang ngetok pintu rumah.

"Siapa sih... gak tau gue capek apa?!" Teriak gue balik.

"Ini gue, Kirun!"

"Buka aja! Pintunya kagak dikunci...!"

"Bini lo mana?" Tanya Kirun saat udah masuk dan lagi duduk di sofa depan gue.

"Lagi di dapur. Kevin mana?" Tanya gue.

"Lo cuma tanya Kevin? Kagak tanya Arka?" Tanya dia balik. Gue tanya, dia malah balik nanya. Huh...

"Arka gue suruh ke kantor buat ambil berkas dulu."

"Oh.... Kevin gue suruh mampir buat beli cemilan dulu."

"Tumben lo pinter?"

"Menghina lo! Gini gini gue bendahara perusahaan SRKA GROUP."

"Iya lo bendaharanya, gue CEO perusahaan itu, kenapa?" Ucap gue sewot. Kagak tau orang lagi capek apa?

"Ka..." Ucap Kirun terpotong gara gara suara pintu.

Tok... Tok... Tok...

"Buka gih! Capek gue." Suruh gue.

¥¥¥

Dengan kesal Kirun membuka pintu utama rumah Ali.

"Ali ada?"

"Ye.... dateng ke rumah orang salam dulu kek, ini malah nanya."

"Iya maaf.... Selamat sore, Alinya ada?"

"Ali gak ada, yang ada Prilly. Yang lain mana?"

"Yang lain ikut kevin parkirin mobil."

"Kok lo disini? Kan yang lain ikut sama Kevin."

"Udah deh... Ali mana? Gue mau ketemu."

"Ye... rada rada nih anak." Ucap Kirun dan masih diambang pintu utama rumah Ali.

Bener dugaan gue sama yang lain selama ini, dia musuh dalam selimut. Mr. Andi juga sih...! Ngapain dia masukin tuh anak ke kelompok kita? Batin Kirun seraya mengacak rambutnya frustasi.

¥¥¥

Kevin, Mila, Angel, dan Dahlia sudah ada di ruang tengah. Mereka sedang asik mengobrol seraya meminum teh yang sudah disediakan.

"Kok kalian udah ada di sini? Gue aja baru masuk." Tanya Nandya saat melihat yang lain sudah ada di ruang tengah.

"Kita lewat pintu samping yang terhubung sama garasi." Jawab Dahlia tidak suka.

Ya, dari awal Nandya masuk dalam kelas saat itu ia sudah tidak suka. Bagaimana Nandya menatap mahasiswa dan mahasiswi kampus, apalagi saat tiba tiba ia dekat dengan mereka bertujuh. Bisa dibilang SKSD walaupun tidak pernah dihiraukan oleh mereka.

"Ali mana?" Tanya Nandya yang tidak melihat Ali diantara mereka.

"Ngapain lo cari Ali?" Tanya Kevin balik dengan nada dingin.

"Ya.... Kan ini rumah Ali." Jawab Nandya sekenanya.

"Ali lagi mandi diatas." Ucap Mila cuek.

"Oh..." Jawab Nandya seraya mengangguk anggukan kepala.

"Lo gak tanya kemana si Prilly?" Tanya Kirun yang baru saja sampai di ruang tengah.

"Ah... emm... Prilly kemana?" Tanya Nandya.

"Prilly lagi angkat telfon." Jawab Angel.

"Ali belum turun ya?" Tanya Prilly yang tiba tiba datang dari arah belakang.

"Belum Prill, kenapa?" Tanya Mila.

"Gak, gak papa. Mamanya telfon. Gue ke Ali dulu." Pamit Prilly seraya menaiki tangga.

"Gue ikut sama Prilly ya?!" Pamit Nandya. Namun saat ia akan melangkah, tangannya dicekal oleh orang yang ada di dekatnya.

"Eh... enak aja lo! Kita disini itu buat kerja kelompok ya! Bukan buat jengukin Ali dimana kita harus tau gimana keadaannya. Duduk!" Omel Dahlia menarik tangan Nandya dan memaksanya duduk.

Ya, orang yang mencekal tangan Nandya tadi adalah Dahlia.

¥¥¥

"Ok, di sini kita punya kartu As. Bahkan kita punya kedua kartu As kampus. Usul gue, gimana kalo kita buat aja mereka sebagai pemeran utama?" Ucap Kevin memberikan usul.

"Ide bagus, gue setuju!" Ucap Kirun antusias.

"Selain itu, kita juga harus buat suatu cerita dimana cerita itu beda dari yang lain." Usul Mila.

"Aku mau tanya dong. Dua kartu As itu siapa?" Tanya Angel yang bingung dengan arah pembicaraan.

"Dua kartu As itu Ali sama Prilly." Jawab Dahlia.

"Kok bisa gitu?" Tanya Nandya dengan nada yang tidak suka.

"Ya bisa lah! Prilly kan anak pemilik kampus. Sedangkan Ali, dia itu menjadi kesayangan seseorang yang punya peran penting buat kampus." Jelas Mila.

Saat sedang asik mengobrol tentang rencana drama yang akan ditunjukkan pada ultah kampus, tiba tiba Arka datang dengan santainya seraya membawa tas punggung miliknya.

"Assalamualaikum..." Ucap Arka.

"Wa'alaikumsalam...." balas yang lain.

"Udah kumpul semua nih kayaknya?" Tanya Arka seraya mendaratkan pantatnya di sofa sendiri ruang tengah.

"Seperti yang lo lihat." Ucap Nandya masam.

"Tunggu deh, bos gue ma...." Ucapan Arka terpotong karena ada suara yang memanggilnya.

"Arka!" Panggil Ali seraya matanya melihat ke arah Arka dan ruangannya secara bergantian yang menginstruksikan bahwa Arka harus masuk ke ruangannya.

"Baru duduk, udah disuruh ikut aja." Keluh Arka.

"Pergi sono! Kalo Ali udah dingin kayak gini biasanya ada sesuatu." Ucap Kevin.

"Ok, lanjut. Jadi nanti ceritanya itu..." Belum sempat Mila menyampaikan usulnya tentang alur drama yang akan mereka mainkan, sudah ada yang memanggilnya.

"Mila!" Panggil Prilly seraya menuruni anak tangga. Ya, yang memanggil Mila tadi adalah Prilly.

"Eh, kenapa Prill?" Tanya Mila.

"Kagak, kalo Ali udah keluar dari ruangannya bilangan gue tunggu di mobil." Ucap Prilly berjalan ke arah Mila dan Dahlia, lalu ia mencium pipi kanan dan kiri Mila dan Dahlia.

"Sip." Jawab Mila dan Prilly langsung pergi ke garasi.

Tak lama kemudian Ali dan Arka pun keluar dari ruangan Ali.

"Prilly udah turun?" Tanya Ali yang baru keluar dari ruangannya dan diikuti oleh Arka dibelakangnya.

"Udah, ditunggu di mobil katanya." Jawab Mila.

"Ya udah, Ka, Run, Vin, gue titip rumah karena gue sama Prilly ada urusan bentar." Pamit Ali dan langsung pergi.

"Alur ceritanya gimana Mil?" Tanya Kirun saat Ali sudah tidak terlihat dari ruang tengah.

"Jadi, alurnya itu..." Ucap Mila menjelaskan alur cerita drama yang akan mereka tampilkan.

Tunggu, kenapa saat Prilly turun dia udah ganti baju? Apa Ali menyimpan baju cewek? Buat apa? Buat temen ceweknya yang menginap dan gak bawa baju? Hhhmm.... itu bukan urusan gue. Yang jadi urusan gue adalah gimana caranya biar gue bisa dapetin si Ali. Titik. Gak pake koma, tanda seru, tanda tanya, dll. Batin Nandya.

¥¥¥

Jangan lupa vote dan comment! Ok!

Ketua Senat Itu SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang