06

1.9K 233 15
                                    

Chapter 06:
NOTES

Manajer Jill menatap aktornya dengan heran. Wanita berusia kepala tiga itu tahu jika Harry tidak diizinkan syuting selama satu minggu, tapi yang dilakukan pemuda ini sekarang benar-benar membuatnya tak mengerti.

Harry tampak sudah sangat rapih dengan kemeja putih bergaris tipis tiga kancing teratas dia biarkan begitu saja, memperlihatkan tattoo di dada kekarnya. Siapapun gadis pasti akan meleleh dan akan melakukan apapun untuk dapat menyentuh tattoo tersebut. Harry juga mengenakan jeans hitam dan sepatu kulit kesukaannya. Tapi yang paling membuat manajer Jill heran adalah saat pemuda itu menyisir rambut pendeknya ke belakang. Mencoba membuat rambutnya tampak serapih mungkin.

Sungguh, selama menjadi manajer Harry, ini untuk pertama kalinya dia melihat seorang Harry Styles mau menyisir rambutnya, seorang diri pula. Benar-benar menakjubkan.

"Bukankah Charles sudah mengatakan kau harus beristirahat penuh selama seminggu, sebelum kembali mengikuti proses syuting?" Manajer Jill berkata, melipat tangan menatap pantulan bayangan Harry di cermin.

Harry masih sibuk menyisir sambil menjawab, "Siapa yang ingin ke lokasi syuting, manajer Jill? Aku harus ke klinik. Sterilisasi. Supaya cepat sembuh dan bisa syuting kembali."

Mendengar kata klinik, manajer Jill tersenyum karena mengingat satu hal: tentu saja dokter yang berada di sana. Sudah sejak awal debut, manajer Jill berada di samping Harry, mengatur segalanya. Manajer Jill bahkan sudah menganggap Harry sebagai adiknya sendiri. Jadi, sudah sangat terbaca apa yang sebenarnya Harry maksud.

"Dokter atau suster?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dengan jahil dari mulut manajer Jill.

"Dokter." Harry menjawab refleks dan sesaat kemudian, dia terdiam saat melihat manajer Jill yang menahan tawa mendengar jawaban Harry tersebut.

Harry menghela nafas dan meletakkan asal sisir yang digunakannya sebelum berbalik dan menghadap manajer Jill. "Kau tahu sendiri, aku akan menyelesaikan syuting. Aku tak mau lama-lama beristirahat dan membuat syuting terhambat. Jadi, menurutku wajar saja jika aku pergi ke klinik supaya lukaku cepat sembuh."

Manajer Jill berhasil menahan tawa dan menganggukkan kepala. "Jadi, dokter yang Latin atau pirang?"

Pertanyaan manajer Jill itu membuat Harry tercengang sebelum menghela nafas pasrah. Memang sulit menutupi rahasianya di hadapan manajer Jill. Wanita itu sangat peka dan tak akan berhenti menggoda Harry sampai Harry memberikan penjelasan yang jujur.

"Pirang. Aku sudah membuat janji dengannya."

Manajer Jill tersenyum dan menganggukan kepala lagi. "Mau kuantar?"

Harry menggeleng. "Tidak usah. Aku sudah memanggil supirku tadi dan kau bisa berlibur ke manapun di Nashville sampai keadaanku membaik, Jill. Jangan terlalu mencemaskanku."

Manajer Jill terkekeh. "Aku tidak akan mencemaskanmu. Aku tahu kau berada di tangan yang benar. Dokter tak akan menyakitimu, Harry. Justru dia bisa menyembuhkanmu." Manajer Jill mengedipkan satu mata sebelum melangkah meninggalkan kamar Harry.

Harry menghela nafas dan tersenyum tipis. "Tidak akan menyakiti, ya?"

*****

"Dia cantik. Sangat cantik. Tak heran jika dokter Evans menyukai dan jatuh cinta padanya."

Taylor Swift menyembunyikan wajah di antara lipatan tangannya di atas meja saat mendengar perkataan sahabat dokternya, Selena Gomez.

Hari ini bukanlah hari yang baik untuk Taylor. Baru sampai di rumah sakit pukul sembilan pagi, dia sudah mendapati dokter Evans bersama seorang wanita cantik. Bergandengan tangan dan saling menatap satu sama lain dengan penuh cinta.

Doctor SwiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang