Chapter 07:
CURIOUSPemuda berambut kecokelatan itu mengerang kesakitan saat dia tubuhnya menindih tangan kanannya yang masih dalam proses pengobatan. Harry beranjak dari posisi berbaring menjadi duduk, bersandar pada sandaran ranjang kamar hotel yang di tempatinya sekarang.
"Shit. Kupikir sudah membaik!"
Harry menarik nafas dan menghelanya kembali sebelum menatap lurus ke jam yang tergantung di dinding sebelah kanan ruangannya. Jam berbentuk lingkaran itu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Harry cukup terkejut. Nyatanya, dia tertidur selama lebih dari dua belas jam.
Tak apa pula tidur selama lebih dari dua belas jam. Bukankah tidur adalah istirahat? Mereka yang memerintahkan Harry untuk beristirahat selama seminggu sebelum kembali syuting meskipun Harry membenci perintah itu.
Harry benci harus mendekam di kamar, tanpa tahu apa yang harus dikerjakannya. Harry bukan pemuda yang senang bermalas-malasan. Harry selalu butuh untuk mengerjakan sesuatu. Apapun itu, yang jelas diam bukanlah sesuatu yang akan Harry lakukan, sekalinya dia tengah sakit.
Kemarin, Harry bertahan di rumah sakit sejak pukul dua siang sampai pukul delapan malam. Harry tak mengerti, apa yang dokter itu lakukan sehingga dia tak kunjung datang ke ruangannya untuk menemui Harry yang jelas-jelas sudah membuat janji dengannya.
Jangan harapkan Harry akan diam saja selama menunggu di ruangan dokter itu, tanpa melakukan sesuatu yang tak membuatnya bosan menunggu selama kurang lebih enam jam. Well, Harry sebenarnya tidak lancang, tapi dokter itu yang membuat Harry terpaksa melakukannya.
Harry mencari tahu lebih lanjut tentang dokter itu, melalui barang-barang yang ada di ruangannya. Melihat kondisi ruangan yang sangat rapih dan bersih, Harry menjadi lebih berhati-hati mencari barang yant sekiranya bermanfaat. Harry juga yakin, dia tak bisa mengubah posisi barang tersebut karena dokter adalah salah satu orang paling teliti dan mungkin dokter itu menghafal semua letak barangnya.
Di atas mejanya penuh dengan berkas-berkas kedokteran dari berkas itu, Harry dapat mengetahui nama lengkap dan usia dokter tersebut.
Taylor Alison Swift. 25 tahun.
Setelah membedah meja kerja dokter itu, ini yang paling membuat Harry berdebar-debar. Tak sopan memang, tapi Harry sudah terlanjur penasaran. Harry memutuskan untuk membedah isi tas Gucci hitam dokter tersebut yang nyatanya berisi barang-barang sederhana, tak seperti yang ada di pikiran Harry.
Harry mempunyai kakak wanita bernama Gemma, yang berusia dua tahun di atas Harry dan memiliki tas-tas seharga sebuah mobil yang diisi oleh banyak barang. Tapi yang paling wajib berada di dalam tas adalah peralatan make up dan catokan rambut.
Dokter Swift memiliki tas yang mungkin sama mahal dengan Gemma, tapi isinya jelas berbeda. Di dalam tas dokter itu, hanya ada charger ponsel, iPod, buku catatan kecil, pulpen, dompet dan earphone. Ah, jangan lupakan sebuah gincu merah. Hanya itu, tak ada peralatan make up lengkap dan catokan merah seperti yang Gemma miliki di tasnya.
Harry membuka dompet dokter Swift. Isinya adalah beberapa lembar uang, tiga buah ATM, dua buah kartu kredit dan kartu-kartu lain yang Harry tak mengerti kartu apa. Tapi satu kartu yang paling menarik perhatian Harry adalah kartu identitas.
Dokter itu bernama lengkap sama seperti yang ada di dokumen-dokumen kedokterannya, Taylor Alison Swift. Dia lahir di kota ini, Nashville pada tanggal 13 Desember 1990. Golongan darahnya A dan yang membuat Harry cukup terkejut adalah menyadari jika dokter itu berdomisili di New York, bukan Nashville.
Terdengar sangat maniak, tapi Harry mengambil gambar kartu identitas dokter tersebut, sebelum memasukkan kembali ke dalam dompet dan memasukkan dompet ke dalam tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Swift
FanfictionTakdir mempertemukan Harry Styles-aktor tampan berusia 27 tahun-dengan gadis rapuh berusia 25 tahun dengan pekerjaan sebagai dokter bernama Taylor Swift.