Chapter 29:
HAPPY FAMILYGadis berambut pirang itu membuka matanya pukul 7 pagi. Dia baru tidur pukul 4 pagi. Itu berarti, tentu saja dia tak mendapat waktu tidur yang cukup. Hanya 3 jam? Bagaimana rasanya? Mungkin kebanyakan orang akan sangat mengantuk dan tidak memiliki semangat untuk bekerja, tapi tidak untuk Taylor Swift. Ini bukan kali pertama dia hanya tidur selama 3 jam. Beberapa bulan belakangan, pola tidurnya memang tak teratur. Bahkan dia pernah 3 hari penuh tanpa tidur.
Hal pertama yang Taylor cari saat bangun adalah ponsel yang selalu dia letakkan di meja kecil di samping ranjang. Taylor memeriksa ponselnya dengan teliti, penuh harapan agar ada yang sebuah pemberitahuan jika pesan-pesan yang sudah sejak beberapa bulan dikirimnya kepada seseorang telah diterima dan dibaca. Jika memungkinkan, dibalas.
Tapi yang Taylor dapati adalah beberapa pesan, tak ada satupun yang berasal dari kontak yang dia harapkan. Taylor menarik nafas dan mengubah posisi berbaringnya, menjadi duduk. Menyandarkan punggungnya pada sandaran ranjang dan mulai membaca satu per satu pesan yang masuk. Pagi ini.
Taylor, aku dipindah tugaskan di Rumah Sakit Internasional New York per minggu depan! Tak sabar bertemu denganmu lagi!!!!!
Senyuman Taylor melebar membaca pesan dari sahabatnya, Selena Gomez. Sudah lebih dari satu tahun Taylor tak bertemu dengan Selena. Terakhir mereka bertemu, ya ketika Taylor masih bertugas di sana. Tapi mereka tak pernah hilang kontak. Masih berhubungan baik. Begitupun dengan suster Maggie.
Oh my God, Selly! Aku sangat senang! Hubungi aku ketika kau sampai! Ahh, aku sangat merindukanmu dan suster Maggie dan dokter Celia dan Nashville dan semuanya!!!! Tak sabar bertemu denganmu!!!
Taylor mengirimkan balasan itu dengan cepat dan tersenyum membaca ketikannya sendiri. Setelah membalas pesan Selena, Taylor beralih membaca pesan lainnya. Kali ini pesan yang masuk adalah sangat tertera jelas.
Dari seorang Zayn Malik.
Ketua rumah sakit memberitahu jika kau mendapat jatah off hari ini. Aku tak masalah, mengingat kondisi Olivia masih stabil. Tapi dia terus menanyakanmu. Aku tak mengerti, bisakah kau mampir barang sebentar?
Taylor memutar bola matanya membaca pesan dari penyanyi tampan itu. Sejujurnya, Taylor benar-benar ingin menikmati jadwal liburnya hari ini, tapi saat mengingat kondisi Olivia, Taylor tak yakin jika dia harus mempergunakan jatah liburnya.
Zayn memang bilang jika kondisi Olivia masih stabil, tapi Taylor tak yakin akan hal itu. Taylor harus meyakinkan dirinya sendiri dengan cara memeriksa gadis kecil itu langsung.
Taylor meletakkan ponsel di atas meja dan bergegas menuju ke kamar mandi, untuk membersihkan tubuh sebelum bersiap-siap kembali menuju ke rumah sakit.
*****
"Kita benar-benar terlihat seperti sepasang kekasih sekarang. Kaus pasangan dan topi pasangan."
Harry memutar bola matanya mendengar ocehan tanpa henti Cara Delevingne. Hari ini, mereka akan kembali melakukan promosi di sebuah radio dan mereka pergi ke sana bersama atas usulan dari Charles.
Biasanya, mereka tak pernah pergi ke suatu acara bersamaan. Sekalipun bersama, tidak hanya mereka berdua. Pasti ada yang lain. Tapi karena perbincangan semalam, Harry tak punya pilihan lain selain menurut dan mengikuti alur yang secara tak sengaja dipilihnya.
Harry menarik ke luar ponsel dari saku celana dan membuka permainan yang ada di sana, mengabaikan fakta jika Cara sedari tadi bertanya akan bagaimana penampilannya kepada Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Swift
FanfictionTakdir mempertemukan Harry Styles-aktor tampan berusia 27 tahun-dengan gadis rapuh berusia 25 tahun dengan pekerjaan sebagai dokter bernama Taylor Swift.