Chapter 13:
SCOTT"Harry!"
"Aku mencintaimu!"
"Ah, kenapa dia sangat tampan?!"George hanya dapat menahan tawa sambil menggeleng-gelengkan kepala saat mendengar teriakan para gadis itu, tepat sekembalinya seorang Harry Styles ke lokasi syuting. Sebenarnya, Charles mendesak Harry untuk beristirahat sampai benar-benar pulih, tapi Harry terus meyakinkan jika dia sudah pulih dan Charles tak dapat berbuat apapun. Charles mengizinkan Harry kembali syuting, tapi hanya untuk adegan yang ringan.
"Gadis-gadis itu...mereka tetap datang menunggu sampai kau datang. Tapi suaranya baru kembali terdengar saat kau datang."
George menggoda Harry dan Harry terkekeh. "Mereka gadis-gadisku dan mereka setia padaku."
Harry menoleh ke kerumunan gadis itu dan tersenyum, melambaikan tangan. Membuat teriakan mereka semakin menjadi-jadi dan tepat saat itu pula, sebuah suara terdengar. Berteriak cukup keras.
"Hentikan itu, Styles! Kau tahu? Suara mereka benar-benar membuat proses syuting terganggu!"
Harry terkekeh melihat Charles yang tengah memberinya tatapan mematikan.
Ansel yang tengah melakoni perannya memutar bola matanya dan berjalan mendekati Harry, berdiri di hadapan pemuda tersebut dengan kesal. "Saat kau tak ada, syuting berjalan lancar karena mereka tenang. Apa kau tak sadar? Aku sudah mengulang adegan lima belas kali karena suara mereka terus terdengar?!"
Harry tertawa keras. "Aw, Ansel. Aku tahu kau sangat merindukanku. Aku juga merindukanmu. Apa kau ingin kupeluk?" Harry merentangkan tangan dan Ansel memberinya tatapan jijik sebelum duduk di samping Harry sambil meneguk minuman kaleng yang ada di atas meja.
"Di mana Rupert?" Tanya Harry tiba-tiba.
"Pasti tidur. Dia mendapat jadwal syuting malam, begitupun Cara." Jawab Ansel.
Harry mengerucutkan bibirnya. "Ah, aku merindukan mereka berdua, apalagi Cara. Dia berjanji akan menjengukku, tapi dia tak benar-benar datang. Dia satu hotel denganku, tapi kami tak pernah bertemu."
Ansel meneguk kembali minumannya sebelum berkata, "Dia sedang patah hati. Kendall memutuskannya dan dia tak terlihat baik-baik saja."
Mendengar perkataan Ansel, Harry membulatkan mata. "Apa? Kau bercanda?"
Ansel menggelengkan kepala. "Saat kau jatuh, malamnya Cara ada janji kencan dengan Kendall. Tapi nyatanya itu kencan terakhir mereka. Kendall mengakhiri semua tanpa alasan yang jelas. Itulah yang Cara katakan padaku."
Harry menghela nafas. "Aku akan menemuinya setelah syuting."
*****
Selena tak percaya dengan pemandangan di hadapannya saat ini. Sahabat baiknya yang terkenal masa bodoh dengan penampilan, tiba-tiba menyibukkan diri sejak satu jam belakangan untuk merias wajahnya. Sangat aneh. Seperti mukjizat.
"Apa aku terlihat baik?"
Taylor tiba-tiba bertanya, menoleh kepada Selena dan Selena mengangguk cepat. "Kau terlihat sangat baik. Apa kau tengah berminat mendaftar sebagai Victoria's Secret Angel?"
Taylor memutar bola matanya mendengar ucapan Selena sebelum menggeleng. "Come on, Sel. Aku terlalu pintar untuk menjadi seorang model, jadi terima kasih banyak atas saranmu."
"Lalu, apa yang akan kau lakukan? Untuk pertama kalinya, kau melupakanku dan terus fokus merias wajahmu. Woah. Sangat aneh. Apa kepalamu terbentur sesuatu?" Tanya Selena yang langsung membuat Taylor terkekeh geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Swift
FanfictionTakdir mempertemukan Harry Styles-aktor tampan berusia 27 tahun-dengan gadis rapuh berusia 25 tahun dengan pekerjaan sebagai dokter bernama Taylor Swift.