Chapter 33:
THE CALLTaylor menghela nafas lega dan segera melepas masker yang dikenakannya saat kondisi Olivia sudah kembali stabil. Senyuman muncul di bibir gadis itu dan dia menatap teman-teman satu timnya yang juga tampak tersenyum lega.
"That was...awesome."
"Aku pikir, kita akan gagal saat denyut nadinya melemah tadi."
"Dia selamat."
Taylor menyandarkan punggungnya di dinding dan mengatur pernafasan. Dokter Evelyn yang menjadi asistennya tersenyum sebelum menghampiri Taylor, menepuk punggung rekan kerjanya tersebut.
"Jujur, aku ragu pada awalnya tentang operasi ini, mengingat riwayatmu sebagai dokter. Tapi melihat seberapa keras kau bekerja untuk menyukseskan operasi ini, keraguanku lama-lama menghilang. Kau benar-benar melakukannya dengan baik. Tak heran Ketua mempercayaimu untuk operasi ini."
Perkataan panjang dokter Evelyn membuat Taylor tersenyum dan menganggukkan kepala. "Aku tak bisa melakukannya tanpa bantuanmu dan yang lain. Aku sangat senang. Aku tak percaya aku benar-benar melakukannya dengan baik. Apa kau tak lihat sejak awal? Tanganku tak bisa berhenti gemetar."
Dokter Evelyn tersenyum. "Kau sudah bekerja sangat keras. Temui Zayn Malik dan beritahukan keberhasilanmu. Setelah itu, beristirahatlah. Biar aku yang menangani sisanya."
Taylor mengangkat satu alisnya. "Kau serius?"
Dokter Evelyn mengangguk. "Sangat serius. Sudah sana. Istirahat yang cukup. Aku tak ingin bertemumu lagi dengan lingkaran hitam di sekeliling matamu. Kau pasti kurang tidur karena memikirkan operasi ini."
Taylor balas tersenyum sebelum menegakkan tubuhnya. Taylor sedikit membungkuk dan berkata, "Sekali lagi, terima kasih atas bantuanmu."
Kemudian, Taylor beralih pada rekan satu tim-nya dan membungkuk lagi sambil berkata, "Terima kasih atas bantuan kalian semua."
Senyuman muncul di bibir rekan satu tim Taylor. Taylor menarik nafas dan menghelanya perlahan. "Aku akan menemui Zayn sekarang. Lagi dan lagi, terima kasih atas segalanya."
Mata dokter Evelyn mengikuti ke mana Taylor melangkah. Dokter Swift berjalan menuju pintu ruang operasi dan membukanya secara perlahan.
Mata Taylor kali ini tertuju pada Zayn yang nyatanya berdiri beberapa langkah tepat di hadapannya. Pemuda itu menatapnya cemas sebelum berkata cepat, "Apa...Olivia baik-baik saja?"
Taylor menghela nafas dan menundukkan kepala, membuat jantung Zayn semakin berdebar tak karuan. Tangan pemuda itu mengepal hebat dan bergetar. Giginya bergemertak dan dia memejamkan mata.
Namun, tubuh Zayn menjadi tenang saat merasakan pelukan erat seseorang padanya. Saat Zayn membuka mata, dia mendapati Taylor-lah yang memeluknya.
"Aku berhasil! Aku melakukannya! Astaga, Zayn! Aku menyelamatkan Olivia!"
Taylor berkata antuasias, sangat bersemangat. Mengabaikan fakta jika banyak orang yang menatap ke arah mereka, penuh tanda tanya.
Tak tahu berapa lama Taylor memeluk Zayn dan menjadi pusat perhatian, tapi ketika Taylor menyadari hal itu dan ingin menjauhkan diri dari Zayn, pemuda itu malah balas memeluknya. Sangat erat, lebih erat dari pelukan Taylor.
"Terima kasih, Taylor."
Senyuman muncul di bibir Taylor mendengar ucapan Zayn tersebut.
Beberapa saat kemudian, Taylor menarik diri dari Zayn sambil berkata, "Dokter Evelyn yang menangani sisanya. Jika kau membutuhkan sesuatu, kau bisa meminta padanya. Biar bagaimanapun, dia tetap seniorku. Dia memintaku untuk beristirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Swift
FanficTakdir mempertemukan Harry Styles-aktor tampan berusia 27 tahun-dengan gadis rapuh berusia 25 tahun dengan pekerjaan sebagai dokter bernama Taylor Swift.