Chapter 22:
DRIVERTaylor memutar bola matanya ketika Harry tertawa keras melihat penampilannya saat ini. Mereka sedang berada di dalam mobil SUV Taylor, dengan Taylor duduk di bangku kemudi dan Harry duduk di bangku penumpang belakang, berlagak layaknya seorang penumpang.
"Kau harus membayarku mahal untuk semua ini."
Taylor mulai menyalakan mesin mobil dan melajukan mobil menjauhi area parkir apartemennya saat Harry masih tertawa keras. Yang Harry tertawakan adalah penampilan Taylor saat ini. Taylor tak ingin terlibat gosip atau skandal dengan Harry, mengingat pemuda itu selalu muncul dalam trending topic twitter, bahkan tanpa alasan yang jelas. Apapun yang Harry lakukan, pasti menjadi sorotan dan Taylor tak mau ikut jadi sorotan.
Jadi, dengan sangat terpaksa, Taylor menyamar menjadi pria. Dia mengikat rambut ke belakang, mengenakan topi dan hoodie, serta lengkap dengan kumis palsu dan kacamata hitam. Itu yang membuat Harry tak bisa berhenti tertawa.
"Kapan lagi kau menyupiri seorang Harry Styles? Duh, harusnya kau bangga." Harry sudah berhasil mengontrol tawanya dan duduk dengan santai. Meskipun lagi-lagi dia ingin tertawa saat Taylor meliriknya dari kaca.
"Sudah meminjam mobilku lama, menumpang bermalam di apartemenku, minta diantar ke tempatmu bekerja juga. Ya dan ya. Terima kasih kembali, Mr. Styles."
Tak butuh lama untuk mencapai lokasi syuting Harry yang nyatanya masih di gedung yang sama seperti Taylor menemui Harry beberapa hari lalu. Sesampainya di depan lokasi syuting, Taylor hanya dapat tercengang saat mobilnya langsung di kerumuni banyak gadis yang mengetuk-ketuk kaca mobil dan seperti berteriak memanggil nama Harry.
Taylor menghentikan mobil dan memberi klakson berkali-kali, berharap jika gadis-gadis itu menjauh dari mobil kesayangannya, sementara Harry masih duduk tenang menatapi reaksi Taylor akan kerumunan penggemarnya itu.
"Lebih baik kau ke luar dari mobilku sekarang. Mereka akan merusak mobilku!" Taylor berkata keras kepada Harry yang langsung tertawa.
"Majukan sedikit, Sir. Mereka akan merusak tubuhku jika aku ke luar di sini." Harry berkata santai.
Taylor memutar bola matanya dan segera melajukan mobil dengan perlahan, memasuki area parkir gedung setelah mendapat bantuan dari para petugas keamanan yang menghalangi agar para penggemar tak masuk ke lokasi syuting.
"Sempurna."
Harry berkomentar setelah Taylor menghentikan mobil di area parkir yang kosong, dengan radius cukup jauh dari para penggemar Harry yang masih bersikekeuh berdiri di depan pintu masuk gedung.
"Aku akan langsung memeriksa mobilku setelah pergi dari tempat ini. Jika terjadi kerusakan atau lecet, kau harus membayar biaya perbaikannya, Mr. Styles." Taylor mengancam, melepas kacamata hitam yang dikenakannya. Mata itu menatap tajam ke arah Harry yang hanya tersenyum lebar, tanpa dosa.
"Nah, terima kasih atas tumpangannya, Sir. Tapi tetap saja, kau masih berhutang kencan denganku. Semoga harimu menyenangkan dan aku akan menghubungimu nanti," Harry mengedipkan satu mata sebelum membuka pintu mobil dan berjalan ke luar.
Sekilas, Taylor dapat mendengar pekikan dan teriakan para gadis saat Harry ke luar dari mobil. Taylor hanya dapat memperhatikan dari dalam mobil saat Harry melambaikan tangan dan tersenyum ramah sebelum berjalan ke dalam gedung dengan cepat. Namun sesaat sebelum menghilang ke dalam gedung, Harry sempat menoleh ke arahnya dan mengangguk dengan senyuman di bibirnya.
Taylor menghela nafas dan tersenyum tipis.
"Good luck, Harry."
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Swift
FanfictionTakdir mempertemukan Harry Styles-aktor tampan berusia 27 tahun-dengan gadis rapuh berusia 25 tahun dengan pekerjaan sebagai dokter bernama Taylor Swift.