Chapter 11:
FAILED"Dokter Evans mengambil cuti selama satu bulan dimulai sejak kemarin. Harusnya kau tahu itu. Kau tidak membaca obrolan grup WhatsApp klinik ini sejak kemarin, ya?"
Dokter Selena menjawab panjang lebar pertanyaan Taylor mengenai dokter Evans. Taylor sampai di klinik beberapa menit lalu, tepatnya pukul 11.37 setelah menghabiskan banyak waktu merutuki kebodohannya kemarin di toilet umum hotel yang bahkan tak dia ketahui namanya. Yang Taylor tahu, itu adalah hotel tempat seorang aktor bernama Harry Styles—yang sialnya adalah pasien beserta orang yang dengan sangat baik hati mau memberikan tempat menginap gratis kepada Taylor yang tengah mabuk—tinggal untuk sementara. Taylor masih mencemaskan hal-hal yang dilakukan aktor itu selama dia tak sadarkan diri.
"Taylor!"
Taylor tersentak saat Selena menjentikkan tangan tepat di depan wajahnya. Pandangan Taylor segera tertuju pada sahabat dekatnya itu sambil mengangguk.
"Aku mendengarmu, tenang saja." Kata Taylor, tersenyum tipis.
Selena menghela nafas. "Kemarin dokter Evans sempat berkunjung sebentar. Dia bertanya tentangmu dan aku jawab, kau mengambil jatah off-mu." Selena bercerita dan lagi, tatapan Taylor kembali hampa.
Selena baru ingin menyadarkan sahabatnya itu dari lamunan, saat pintu ruangan Selena terbuka dan seorang suster berada di baliknya, mengatur pernafasan dan dengan kalut berkata, "Dokter! Ada korban kecelakaan mobil! Jantungnya sangat lemah dan mengalami pendarahan parah di kepala!"
Taylor dan Selena bangkit berdiri bersamaan. Selena baru hendak pergi saat Taylor menahan lengan gadis itu sambil berkata, "Beristirahatlah. Aku tangani yang satu ini. Aku tahu kau lembur kemarin. Kau butuh istirahat."
Sebelum menunggu persetujuan Selena, Taylor sudah melangkah ke luar ruangan kerja Selena, menuju ke ruangan UGD.
Baru saja Taylor melangkah menuju ke ruangan UGD, pintu masuk klinik terbuka dan membiarkan seorang Harry Styles yang melangkah menuju ke ruangan dokter Swift tanpa bertanya atau menghiraukan tatapan orang kepadanya.
Sesampainya tepat di depan ruang dokter Swift dan baru hendak mengetuk, perhatian Harry teralihkan karena suara decit pintu yang berada tepat di depan pintu ruangan dokter Swift.
"Harry...Styles?"
Harry membalikkan tubuh dan mendapati wajah tak asing di hadapannya. Harry tersenyum dan melambaikan tangan. "Hai. Apa kabar?" Harry bertanya seramah mungkin dan membuat dokter Selena di hadapannya nyaris melompat girang.
"A—aku baik. Bagaimana denganmu? Apa tanganmu sudah baikan?" Selena melangkah mendekati Harry.
Harry melirik tangannya yang masih diperban sebelum berkata, "Sudah sangat baik. Tinggal melepaskan benang jahit dari kulitku. Rasanya aneh jika nanti kamera merekam tanganku dan melihat benang itu jika tak segera dilepaskan. Aku mulai kembali syuting dua atau tiga hari lagi."
Selena tersenyum lebar. "Kalau begitu, aku bisa membantu melepas benang jahit."
Harry diam sejenak dan berpikir keras. Sebenarnya, tujuan utama Harry bukan untuk mengobati lagi tangannya yang tak lagi Harry pusingkan. Lagipula, Harry yakin tangannya akan membaik. Semua hanya mengenai waktu.
Tujuan utama Harry kembali mengunjungi klinik ini adalah hanya untuk memastikan apakah dokter itu baik-baik saja? Apa dokter Swift baik-baik saja?
Semalam, Taylor yang mabuk tak berhenti berbicara mengenai dokter Evans, pria yang menjadi alasan kenapa gadis itu berada di Nashville sekarang. Taylor terus membandingkan dirinya dan seorang gadis bernama Jenna yang Harry simpulkan sebagai alasan kenapa dokter Evans tak memberi respon positif pada Taylor. Tapi tak seperti gadis-gadis lainnya yang akan menjelek-jelekan seseorang yang dianggapnya musuh, Taylor kebalikannya. Gadis itu terus menjelek-jelekan dirinya. Mengatakan jika membandingkan Jenna dan dia adalah seperti membandingkan berlian dan batu kali. Terdengar lucu, tapi menurut Harry, tak seharusnya dia menganggap remeh dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Swift
FanfictionTakdir mempertemukan Harry Styles-aktor tampan berusia 27 tahun-dengan gadis rapuh berusia 25 tahun dengan pekerjaan sebagai dokter bernama Taylor Swift.