Di atas langit temaram bersenandung kelam
Kutitipkan sebuah jantung berselimut dendam
Membawa luka yang kian pekat kian merajam
Meniti waktu yang telah tenggelam
Sinarku adalah sang mentari
Yang membara mengisi seluruh semesta
Namun sekarang cahayaku sepi
Memecah seiring dia yang tiada
Aku murka, terluka dan tak berdaya
Menuntut balas pada sang bumi
Yang telah mencuri senyuman dari gemintang
Membuat kerlipnya meredup lalu menghilang
Ditengah ratap rintih kepiluan
Amarahku menyebar pada sang alam
Menggores sumpah pada sang dendam
Biar genap dan berkesudahan
Lalu hatipun mendua,
Saat terpesona lembut sinar rembulan
Yang Membungkus asa dengan kecupan
Membuai terlena dalam kesunyian
Hingga sang malam berbalik dengan kejam
Memuntahkan dendamku yang mulai menghitam
Menodai terangnya dengan kelam
dan hatiku pun akhirnya karam.
***
"Cathya..." panggil Karen perlahan. Demi dilihatnya wajah Cathya yang memucat bagai mayat, Karen mengerti sedalam apa luka yang tengah coba disembunyikan Cathya. Dirinya sebagai sesama perempuanpun bahkan tak bisa membayangkan jika berada diposisi Cathya sekarang. Sesaat setelah pesta pertunangan dan tanggal pernikahan diumumkan Cathya justru mendapat kejutan tak terduga dari sang calon mempelai.
Karen melirik kearah Vinka yang terlihat sama diamnya. Seolah ada gondola besar yang tersangkut ditenggorokan masing-masing.
"Vin?" sapa Karen lagi setelah tak kunjung mendapat tanggapan dari Cathya.
"Gue beneran gak nyangka bakal serumit ini."
Ucapan vinka yang tiba-tiba berhasil menarik perhatian Cathya pada akhirnya.
"maksud kamu gimana?" Tanya Karen bingung.
Vinka melirik kearah Cathya lalu menatapnya dalam. "Aku boleh tanya sesuatu sama kamu?"
Cathya yang bingung dengan sikap vinka yang tiba-tiba berubah hanya menganggukkan kepala.
"Ada hubungan apa antara kamu sama Aryasatya?" tembak Vinka langsung membuat Cathya menghela nafas lelah. Seperti yang sudah dia duga, pada akhirnya orang-orang akan mulai mempertanyakan masa lalunya saat dirinya terseret masuk dalam jaring rumit yang Kean sebar.
"Aku gak tau." Cathya menyahut ragu.
"Maksudnya gak tau?" cecar Vinka.
" Vin..." tegur Karen pelan. Bisa Karen lihat, Catya terlihat tak nyaman dengan pertanyaan Vinka yang lebih mirip introgasi. "mungkin masalah ini bisa kita bahas lain kali. Kasian Cathya sepertinya masih syok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled
Ficção GeralRasa penasarannya tak tertahankan, dia harus mencari cara untuk menemuinya. HARUS. Karena kalau tidak, ia tak bisa menjamin otaknya akan tetap berjalan dengan semestinya. Jadi demi ketenangan jiwanya dan ketenangan jiwa gadis itu , perangkap harus...