PART 2

22K 1.1K 24
                                    

ada kesalahan penempatan ternyata..kemarin part 1 sama 2 kegabung. ok deh..enjoy the part y

Jerat sudah dipasang, Kean hanya tinggal menunggu mangsanya masuk dalam perangkap. Dia tak menyangka misinya akan semudah ini, seolah dewi fortuna pun menari untuk kemenangannya. Tapi semuanya belum selesai. Kean masih harus menunggu apakah sang mangsa punya nyali untuk melarikan diri atau dengan sukarela terjun payung ke arahnya. Karena jika sampai punya nyali untuk lari, maka Kean tak segan memasang jerat yang lebih rumit untuk memerangkapnya.

1...2...3... Kean menghitung dalam hati dan ..
Tok..tok... matanya spontan berkilat penuh kemenangan.
Akhirnya...

"masuk" dipasangnya wajah sedatar mungkin,jenis tatapan yang mampu membuat lawan bicaranya tercekik karena merasa terintimidasi

Cathya masuk dengan wajah gugup

"permisi pak"

Kean memandang Cathya sekilas "duduk"

Cathya menarik kursi didepan meja kerja kean, lalu duduk dengan punggung tegak, seolah dengan begitu, Ia bisa melarikan diri sesegera mungkin jika keadaan mulai berbahaya. Sedari tadi berulang kali dia berusaha megumpulkan nyali untuk menentang dosennya dan memutuskan untuk merelakan buku tersebut andai saja dia bisa memilih agar dirinya amnesia dan melupakan fakta kalau Kayla menganggap buku tersebut amat sangat berharga melebihi nyawanya sendiri. Jadi mana mungkin dirinya tega membiarkan setengah nyawa Kayla disandera oleh dosennya. Dan andaipun dia bisa mencari pengganti buku tersebut, dia tak mungkin mampu menemukan dengan edisi khusus bertanda tangan, karena sang author entah berada di dunia bagian mana. Jelas sekali bagaimana berharganya buku tersebut bagi Kayla.

"Jadi nona Cathanaya..." berbanding terbalik dengan suaranya yang tenang, mata Kean menyorot tajam "bisa anda jelaskan perihal benda ini."

Diletakkannya benda rampasan tersebut di tengah-tengah meja. Cover buku yang sedikit vulgar membuat Cathya meringis tak nyaman. Wajahnya merona menahan malu.

"sa..saya benar-benar minta maaf, Pak" getaran pada suara Cathya, membuat Kean tau segugup apa gadis dihadapannya ini meskipun Cathya mati-matian menutupinya dengan menundukkan wajahnya. "Saya tau saya hampir membuat gaduh saat quiz berlangsung, tapi..."

Blank. Cathya tak tahu lagi harus mengucapkan apa untuk pembelaan, karena Ia sadar sesadar-sadarnya dirinyalah yang bersalah.

Kean hanya diam menunggu Cathya berbicara, membuat sang tersangka makin tersudut dan hanya mampu meremas jari dengan resah. Sadar Cathya tak akan melanjutkan ucapannya, Kean berdiri, diraihnya buku yang jadi harta rampasan kemudian membaca sinopsis dibalik bukunya sembari menyenderkan tubuh pada meja tepat disebelah Cathya.

Saat selesai membaca sinopsis buku tersebut, Alis Kean langsung melesat naik.

"Wow" satu kata setelah keheningan panjang membuat Cathya mengangkat kepalanya untuk menemukan Kean tengah membolak balik bukunya dengan serius. Wajahnya yang sempat pucat pasi memerah dengan cepat menyadari Kean pasti tau apa isi buku tersebut.

"BDSM???" Kean memandang Cathya dengan takjub "ternyata seleramu..."

"itu hanya cerita" potong Cathya cepat terlalu malu untuk mendengar ucapan Kean selanjutnya sehigga tanpa sadar suaranya mulai meninggi "lagipula Bapak memanggil saya kemari bukan untuk membicarakan isi buku itu kan? karena kalau benar lebih baik saya segera pergi dari sini."

Kean menutup bukunya sedikit kencang. Baiklah, jika gadis ini tidak bisa diajak bermain-main, saatnya eksekusi.

" Ok kalau gitu, silakan ucapkan pembelaanmu." Dengan menyedekapkan tangan di dada, Kean mengeluarkan seluruh aura intimidasi dari tubuhnya agar gadis ini sadar. Harus dia tunjukkan, siapa yang predator dan siapa mangsa.

EntangledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang