PART 12

13.8K 764 24
                                    

Baca cerita di lapak sebelah, makin kerasa kalau cerita ini tuh abal-abal banget.

Ada satu pesan dari penulisnya yang sumpah bikin hati meringis malu, sesimpel apapun cerita tetap harus melakukan riset lapangan.

Deuuh jadi minder hihihi. Semoga aja masih ada yang suka ma cerita abal-abal ini.

Happy Reading
----
Aku bersumpah akan membunuhmu

Cathya mengatakannya dengan sepenuh hati, dan pria gila itu malah menertawakannya. Tak tahukah dia, bahwa Cathya mungkin saja sanggup melakukannya. Sebagai karateka penyandang sabuk hitam, Cathya memiliki keahlian beladiri yang tak diragukan. Tinggal memantapkan niat, dengan mudah dia bisa saja mematahkan leher jenjang sang dosen.

Tapi sayang, niatnya tak kan pernah mantap, karena bunda tercintanya nampak sangat bahagia memiliki calon menantu seperti Kean. Dan bagaimana mungkin, dia tega merenggut kebahagian bundanya?

Sudah 30 menit yang lalu, Cathya hanya terdiam sambil mengaduk-aduk green tea lattenya. Didepannya Kayla juga melakukan hal yang sama pada orange juicenya seolah mereka berada di dimensi yang berbeda dengan sekitarnya. Padahal suasana Orange kafe siang ini sangat ramai karena bertepatan dengan jam makan siang. Bahkan interior ruangan yang penuh dihiasi buah jeruk, buah kesukaan Kayla seolah luput dari perhatian mereka.

"Jadi..." keduanya berbicara bersamaan kemudian tersenyum geli saat menyadari kekonyolan masing-masing.

"kamu duluan deh" ucap Kayla "kayanya kamu yang lebih banyak hutang penjelasan"

Cathya tersenyum, setengah jam yang lalu mereka tak sengaja bertemu saat Cathya baru keluar dari butik kebaya milik anne avantie bersama Marissa calon mertuanya, sementara orang yang menyebut dirinya tunangan langsung kabur setelah menerima telfon dari karyawannya dan menitipkan Cathya pada ibunya. Dipikir barang apa, pake dititip segala. Padahal dia sendiri yang mati-matian menolak gaun yang dipilihkan ibunya untuk Cathya. Terlalu seksi, terlau terbuka, terlalu menggoda iman. Dipikir otak semua orang sekotor pemikirannya.

Dari pertama bertemu, Cathya merasakan ada sesuatu yang berbeda pada diri sahabatnya. Kayla terlihat murung dan pucat. Seolah seluruh dunia dibebankan pada pundaknya. Makanya dia sengaja minta izin pada Bunda dan Bu Marissa untuk menemani Kayla.

"Kamu kenapa Kei?"

Kayla mencebik mendengar pertanyaan Cathya. "Harusnya kamu duluan yang cerita kenapa bisa keluar dari butik ternama bareng Bunda kamu dan Bu Marissa?"
Cathya menghela nafas lelah, sesuatu yang berhubungan dengan pertunangannya entah kenapa seperti menguras energinya.

"Aku mau tunangan Kei. Minggu depan." Kayla langsung tersedak orange juicenya saat mendengar penuturan Cathya. Cathya beringsut menjauh saat terkena puncratan minuman Kayla

"ihhh joroookkk" Cathya mengambil tisu di meja lalu membersihkan sisa-sisa minuman yang berceceran.

Kayla tertawa terbahak-bahak sambil mengelap mulutnya"Sori nay, abisnya kamu ngagetin sih." Kayla terkikik melihat Cathya mendelik akibat ulahnya kemudian kembali memasang wajah serius "Beneran kamu mau tunangan?dengan Pak Kean?"

Cathya menangkup wajahnya dengan kedua tangan"Iya". Dia benar-benar bingung harus melakukan apa? Kehidupannya seminggu terakhir seperti jet coaster, sesaat tenang kemudian melesat cepat disertai tukikan tajam. Membuat jantungnya hampir lepas dari rongga dadanya.

"Loe jahat nay" Kayla cemberut berat "bisa-bisanya loe nyembunyiin hubungan loe sama pak Kean sampai selama ini."

Cathya mengangkat wajahnya kaget. Saat Kayla ber-gue elo biasanya dia sedang kesal, marah atau kecewa padanya. "Kay, Aku gak.."

EntangledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang