PART 6

15.6K 911 10
                                    

“Bersykurlah karena kau berada di tengah lautan manusia. Karena jika ditempat ini hanya ada kita berdua, kupastikan gaun itu akan kucabik dengan tanganku sendiri sehingga kau tak akan pernah lagi punya keinginan untuk memakai gaun seperti itu lagi”

Setelah membisikan kata-kata tersebut di telinga Cathya, Kean  berlalu meninggalkan Cathya dengan darah mendidih.

Cathya kesal, benar-benar kesal sampai kepalanya terasa mau meledak.  Cathya langsung memanggil pelayan dan menenggak minuman yang disediakan untuk meredam emosinya sambil berharap dalam hati semoga malam ini dan seterusnya dia tak akan berurusan lagi dengan Kean.

Ryo dan Kayla saling berpandangan dan menatap Cathya yang daritadi menunduk dan tak bersuara  sedikitpun dengan perasaan bersalah. Mereka berfikir Cathya marah karena ditinggal kelamaan ngambil makanan. Tapi mau bagaimana lagi, tadi ada sedikit insiden. Seseorang tak sengaja menumpahkan minuman di baju hitam yang Kayla pakai, sehingga mau tak mau Ryo membantu Kayla untuk membersihkan bajunya agar tak keliahatan basah. Untung Kayla memakai gaun hitam sehingga nodanya tidak kentara.

“Cathya...lo marah ya ma kita?” tanya Kayla dengan muka memelas. “kita bener-bener minta maaf, tadi tuh baju gue kena tumpahan, jadi gue dibantu ma Ryo ngeringin dulu baju”

“....”

“Cathyaaaa” rengek Kayla lagi saat Cathya tak merespon ucapannya. Dia menyenggol tangan Ryo untuk membantu membujuk Cathya.

“Nay...Lo beneran marah ma kita?” tanya Ryo sambil menyentuh tangan Cathya pelan.  Cathya tersentak, pikirannya seolah kembali ke alam nyata setelah sesaat tadi dia berdiam diri.

Dengan wajah bingung dia memandang Ryo dan Kayla yang sudah memasang tampang memelas. “kalian kenapa?”

Ryo dan Kayla saling berpadangan dengan dahi berkerut. Cathya kenapa sih kok kaya orang linglung gitu.

“lo kenapa?sakit?” Ryo menyentuh dahi Cathya. Tapi suhunya normal.

“Hah???gue gak apa-apa kok”

“terus kenapa daritadi diem aj. Loe marah ma kita karena ninggalin lo kelamaan?” tanya Kayla lagi dengan perasaan campur aduk, antara lega ma gondok. Lega karena sepertinya Cathya ga marah sekaligus gondok karena ternyata daritadi mereka ditinggalin ngelamun.

“siapa yang marah? Ga kok.”

“loe beneran gak apa-apa.” Ryo sangsi, apakah Cathya benar baik-baik aja atau nggak. Mukanya terlihat sedikit pucat dan sedikit linglung.

“iya beneran gak apa-apa kok. Gue Cuma agak pusing dikit sama gerah. Mungkin perlu udara segar.”

Ryo langsung mengulurkan tangannya ke arah Cathya “ ya udah, ayo gue anter.”

“Gak, gak usah. Lo disini aja bareng Kayla. Gue Cuma bentar kok. Ya udah ya gue pergi dulu”

EntangledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang